Jumat, 22 Oktober 2010

sambal cinta

Sedulurku tercinta,aku sering kedatangan seorang suami yang mengeluhkan istrinya,
sampai ada yang stres karena ketidak kuatan atas kemegahan istrinya dari sisi "ngomel"nya itu.
Selalu aku sarankan: jangan bercerai,
karena cerai itu perkara hahal yang dibenci oleh Allah itu.
Lalu aku kisahkan tentang singa padang pasir Sayyidina Umar,
dimana beliau walau punya kuasa sebagai khalifah dan suami,tetapi tetep rendah hati dengan fakta:
beliau selalu kuat mendengar istrinya yang super ngomel itu.

Aku tidak kaget kekuatan beliau ini karena pancaran cintanya Kanjeng Nabi saw membungkus diri beliau sehingga merelakan semua kejadian menggores pada dirinya.
Akupun bilang kepada para suami itu,seburuk apapun ocean burung-burung,semua adalah kreasi Allah yang sangat Indah.
Seorang istri adalah amanah dari Allah,apalagi yang sering aku sebut bahwa wanita adalah bayang-bayangNya,
dengan kesaksian: dari rahim wanitalah manusia sejagat ini lahir,sehinga siapapun lelaki yang meremeh-remehkan wanita maka ia akan menemukan kesulitan dalam proses menatap jamaliyahNya.
Dalam kehidupan sudah pada galibnya,suka duka,pahit manis,berat ringan,jauh dekat,sehat sakit dan seterusnya itu,termasuk dalam kehidupan rumah tangga.
Kalau boleh di andaikan dunia ini adalah sebuah gunung,siapapun yang berteriak buruk,maka keburukan itu akan mengenai diri yang berteriak itu,demikian juga manakala teriakannya merdu maka kemerduan itu akan kembali ke diri mereka juga.

Orang mengira kehidupanku ini serba berkecukupan,ke sana ke mari diundang orang,ada uang ada makan enak melulu,tetapi kehidupan selalu punya kesamaan-kesamaannya,terutama diomeli istri itu,bahkan banyak suami yang gagah di kantornya tetapi habis riwayat manakala masuk rumahnya,seperti Sayyidina Umar itu.
Banyak juga Kiai yang bagai singa podium saat di pengajian,namun punya nasib yang mengenaskan di depan Bu Nyai itu.Bukan Kiai tak bisa melawan,tetapi ittiba' kepada Sayyidina Ali itu,rata-rata mengalah,mengalah,mengalah,mengalah dan mengalah.
Mengalah itu aslinya meng-Allah,dimana goresan hidup selalu diprasangkai sebagai kado temanten dariNya,dimana kala dibuka isinya ternyata sekuntum bunga teratai yang bermahkotakan seribu bunga,
artinya setiap ketidaksukaan suasana hati itu dipahami pasti ada hikmah agung dibaliknya,pasti itu.

Apalagi seperti aku ini banyak kelemahan dan kesalahan,dimana: hidupnya tidak pomah[selalu melayani panggilan pengajian--punten--tanpa transaksi],melek malam sudah pasti [maaf,sampai jarang kumpul malam,hehe],uang di mataku aku pandang uang manakala aku sedekahkan,kalau tidak aku merasa hanya menumpuk kertas,aku biasanya tak mau menunda besok pagi,dengan asumsi: iya kalau umurku nanti sampai besok pagi itu,belum kesalahan dan kelemahan yang lainnya.
Maka,aku merelakan andai istriku marah atau ngomel seperti yang dialami oleh para suami yang berkonsultasi itu,tetapi nasib itu tidak selamanya,bahkan aku pahami sebagai derita yang melahirkan keterjagaan hatiku.Pernah pada suatu ketika,istriku muring2[ngomel melulu] dengan arkresta komentar,
tetapi aku dengar dengan keta'dziman sebagai suami,ternyata ngomong itu juga tidak lama,paling hanya beberapa jam dan setelah itu diam.

Ketika diam itulah aku dekati dengan tingkat kemesraan : masih adakah stok untuk dilanjutkan? Ternyata istriku bilang seperti nada bergurau: sebentar Mas,aku mau mengarang kata-katanya dulu! Meledaklah tawa dan senyumku padanya,dan kalau masih aku minta untuk dilanjutkan sepuasnya[sak lempohe,Jw].Setelah kejadian itu sampai sekarang istriku tak pernah ngomel,paling banter hanya senyum padaku,ya senyum: dia pandang aku tanpa komentar itu.

Malah sampai pernah kejadian,dimana uang sepeserpun nggak ada,aku bangun pagi dalam keadaan lapar banget,maka istriku[dengan senyum] menyuguhkan sepiring nasi dengan sambal bawang[lombok,garam,bawang],maka dalam benakku tidak ada bibit marah,tetapi mengharu biru,dimana aku pahami cara ini dia menasehatiku dalam bahasa sunyi: biar aku menerti sendiri! Akupun memandang suguhan itu sebagai suguhan yang terindah dalam hidupku,aku tidak mau meremehkan sentuhan lembut darinya walau sebiji nasi,karena sebiji nasi pun sampai dimulutku ini berkat sentuhan jutaan tangan manusia sampai dibibirku,lombok itu pun sentuhan lembut tanganNya,apalagi bawang itu kreasi Allah yang sangat indah dan penyedap yang lezat.

Seketika aku menyongsong suguhan itu dengan hasrat yang menyala,aku makan dengan lahap dan rasa syukur yang tiada terkira,aku syukuri suguhan itu sampai aku meneteskan airmata,aku menangis bahagia,aku menangis bahagia!Ternyata istriku memandang aku makan dengan penuh nyala hati ini pun menangis,dan ketika aku tanya kenapa dia menangis,dia menjawab: aku takut engkau marah dengan lauk sambal ini,ternyata prasangkaku salah,engkau makan dengan semangat melebihi lauk yang mahal sekalipun.

Pagi itu aku makan dengan kuah airmata kesyukuran......Kawan-kawan,sampaikan salam kepada istrimu semua,derita dan nestapa jangan sampai menjadikan mahligai rumah tanggamu retak,justru derita dan duka melahirkan perekat dan keterjagaan hati akan ingat karunia-karuniaNya ini,hatimu dan hati istrimu yang lembut akan melahirkan anak-anakmu yang berhati lembut: dimana di dadanya Tuhan bermahkota,dan anak-anakmu itu menjelma menjadi Cinta,hatimu akan bernyanyi pada anak-anakmu,amin ya Allah,amin ya Allah,amin ya Allah,amin......

Perjalanan Spiritual Iwan Fals Keliling 12 Pesantren




REPUBLIKA.CO.ID,
Sebagai seorang seniman musik, Iwan Fals dalam ceruk batinnya selama ini rupanya diliputi rasa galau. Tidak menenangkan hatinya. Sebab, musik dianggap banyak pihak adalah dunia yang lekat dengan hal-hal kurang benar dan kasar. Apalagi jika ia mendengar kutipan Imam Bukhari bahwa semua seniman (termasuk sastrawan/wartawan) kelak akan masuk neraka, dan selama-lamanya.

Namun, kini setelah melakukan perjalanan spiritual 12 pondok pesantren di Jawa Timur, rasa galau itu hilang dan muncul rasa kian tenang dan mantap untuk menggeluti dunia seni. Dari berbagai kiai yang ia datangi, memberi masukan bahwa seseorang itu memiliki jalan sendiri-sendiri untuk melakukan dakwah.

‘’Sejauh seni yang kami bawakan bisa mengajak kepada kebaikan, syiar agama itu malah dianjurkan,'' kata Iwan Fals kepada wartawan seusai Shalat Jumat di Masjid Ponpes Majadadiyah, Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jumat (22/10).

Seorang kiai dari pondok pesantren yang didatanginya, juga menyebutkan pendapat Imam Safi'i bahwa seni hukumnya makruh jika dibawa untuk ke jalan Allah. Dan, katanya, hampir semua Walisongo pada zaman syiarnya Islam di Tanah Jawa juga lewat media seni.

Misalnya Sunan Kalijaga, ia melakukan syiar agama melalui media seni pewayangan. Demikian juga Sunan Drajat, melalui seni gamelan dan sastra. ''Mendapat penjelasan itu, hati saya sekarang tenang dan mantap sebagai seorang seniman musik,'' kata Iwan Fals yang terlihat wajahnya kian teduh.

Ia juga berharap pada masa masa mendatang, seni musik yang digelutnya bisa membawa orang lain ke jalan Allah. Selain kian tenang hatinya dan mantap dirinya sebagai musisi, secara pribadi Iwan Fals mengaku amat kagum dengan dunia pesantren. Yang ia kagumi adalah mengajarkan para santrinya mandiri.

Tak hanya itu. Iwan Fals melihat rasa kebersamaan para santri pesantren sangat tinggi. ''Jika anak bangsa ini sudah hilang rasa kebersamaannya antar sesama, tapi saya melihat di negeri kecil bernama pesantren itu masih menjunjung tinggi rasa kebersamaannya. Saya senang dengan dunia santri,'' ucap Iwan Fals yang terlihat tak dibuat-buat.

Setelah shalat Jumat, ia juga datang di Masjid Sewulan untuk berziarah ke makam Kiai Basyariah, seorang ulama besar keturunan Prabu Bwajijaya (Raja Majapahit). Di sini ia berziarah dan berdoa. Dua hari sebelumnya ia menyambangi sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Ngawi dan Magetan.

Perjalanan spritual pelantun lagu-lagu kritik sosial itu disertai Ki Ageng Ganjur, grup band religi asal Yogyakarta, yang dikomandani Dr Al Zastrouw Ngatawi. Perjalanan mereka sudah berlangsung setengah tahun terakhir. Mereka kerja bareng untuk berdakwah musikal, ke luar masuk pesantren, bermusik dan berdiskusi.

Sebelum blusukan di pondok pesantren di Jatim dan Jateng, Iwan Fals juga mengunjungi ponpes dan beberapa kota di Jabodetabek. Rincinya, di Jawa Tengah mengunjungi tujuh pesantren, di Jawa Barat mengunjungi tiga pesantren. Sedangkan di Jawa Timur hendak mengunjungi 12 pesantren. ''Dunia pesantren sangat menyenangkan. Membuat hati saya lebih tenteram dan kian mantap untuk tetap bermain musik,'' pungkas Iwan seraya uluk salam sebelum meninggalkan wartawan yang mewawancarainya.

Rabu, 20 Oktober 2010

Quran memuat semua Informasi Masa Lalu dan Masa Depan serta Sunnah dalamPenampilan

Sultan al-Awliya
Mawlana Shaykh Nazim al-Haqqani
23 Mei 2010 Lefke, Cyprus


(Mawlana Shaykh berdiri.)
Madad yaa Sultan ul-Awliya. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, la ilaaha illa-Llah, Allahu akbar, Allahu akbar wa lillahi 'l-hamd! Allahumma zidh Habeebak `izzan wa sharafan nooran wa surooran, sultaanan wa ridwaana. Bi jaahihi `indak ighfir lana w 'astoorna w 'arhamnaa wa ayyidi 'l-Islam wa 'l-Muslimeen yaa Rabba 'l-`alameen!Tawbah yaa Rabbee. Tawbah yaa Rabbee. Tawbah, astaghfirullah.
A`oodhu billahi min ash-Shaytani 'r-rajeem. Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Raheem.
(Mawlana Shaykh duduk.)


Thumma salaamu `alayka yaa Sahib az-Zaman. Thumma salamu `alaykum yaa `IbaadAllahi 's-Saliheen. Thumma salamu `alayka yaa Qutb al-Mutassarif fee hadhihi 'l-majaal `ala hasab yujid amru 's-sama. As-salaamu `alaykum yaa `IbaadAllahi as-saliheen. Nastamid min roohaaniyyatikum.
Saya memohon dukungan surgawi dari hamba-hamba surgawi. Kita tidaklah mengetahui apa-apa, dan kita menginginkan untuk tahu, dan untuk melakukan apa-apa yang Penguasa Semesta Alam meminta hamba-hamba- Nya untuk melakukannya. Dan kami mengucapkan as-Salaamu ‘alaykum, wahai para hadirin yang tengah mengambil kebahagiaan dari pertemuan-pertemuan semacam ini. Wahai manusia! Janganlah kalian mencari kesenangan (semu) dengan menceburkan diri kalian pada hal-hal yang buruk. Jangan meminta kebahagiaan dengan meminum arak/khamr, atau dengan berdansa-dansi dengan wanita, tidak! Hal-hal semacam itu justru menambahkan lebih banyak kegelapan pada diri sejati kalian, ya.

Diri sejati kita dapat memberikan pada kita kebahagiaan, namun kadang-kadang diri sejati kita tersebut terjerumus dalam daerah-daerah gelap, dan tak dapat keluar dari nya kecuali dengan pertolongan cahaya surgawi. Karena itu, wahai Manusia, saat kalian berada dalam kegelapan, itu artinya koneksi energi tengah terputus, dan kalian pun bergegas mencari lilin, karena kalian tengah kehilangan pencahayaan sebenarnya. Dan kini 99% atau lebih manusia tengah jatuh dalam kegelapan, sekalipun di mana-mana mereka menemukan kepuasan bagi wadag fisik mereka. Namun, hati mereka tidak pernah terpuaskan, karena kepuasan tersebut bukan berasal dari pusat sejati, dan cahaya-cahaya sejati tersebut tidak mencapai diri mereka.
Karena itulah, mereka berserabutan mencoba mencari sekeping lilin kecil sekedar untuk dapat menerangi sesuatu agar mereka dapat melihat. Sayangnya, sebagian besar mereka tak dapat melihat. Ketika seseorang meminta untuk dapat melihat, itu artinya ia adalah seorang yang buta, dan seseorang yang buta selalu dalam ketakutan karena ia tak pernah tahu di mana ia menapakkan kakinya. Jadi, orang-orang yang buta selalu merasa khawatir. Terkadang mereka menggunakan seuntai tongkat di tangan mereka untuk melihat, bukan melihat, tetapi untuk merasakan apa-apa yang ada di depan mereka, atau untuk mendeteksi bila sesuatu bahaya menghadang mereka. Mereka menggunakan tongkat ini. Dan bila orang yang buta tidak membawa tongkat tersebut, mereka akan berada pada situasi yang sulit. Dan siapa yang membawa tongkat, sedikit banyak perasaaan mereka akan menuntun jalan mereka dan mengarahkan mereka ke tempat yang mungkin aman bagi diri mereka.

Saat ini, manusia yang berada di planet ini, di dunya, milyaran manusia, seluruhnya berada dalam situasi di mana mereka tak pernah tahu akan apa pun yang akan terjadi pada diri mereka. Kejadian-kejadian besar yang akan terjadi tertutup bagi diri mereka, dan mereka pun tak tahu tentangnya. Peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi hanya tampak bagi insan-insan istimewa atau mereka yang terpilih dan terseleksi yang telah mendapatkan wewenang, mereka inilah yang memiliki mata (bashirah, red.) Karena itulah, telah disebutkan dari awal hingga akhir, apa-apa yang akan terjadi yang diketahui oleh beberapa orang, dan juga menurut apa yang telah disabdakan oleh Sang Penutup Para Nabi (sallAllahu ‘alayhi wasallam) yang telah dikaruniai wahyu Quran Suci.

Wahai ‘ulama-ulama Salafi! Kalian mengklaim, “Kami adalah ‘ulama.” Mereka (Awliya’ dan Masyayikh Naqsybandi, red.) membuat saya bicara, saya sendiri tidak mengklaim bahwa diri saya tahu, tetapi mereka lah yang membuat saya untuk bicara. Tentang Quran Suci, kita menyebutnya sebagai, Umm ul-Kitaab, “Ibu dari segenap Buku-buku”, bahwa semua pengetahuan muncul dari Buku suci itu, ya! Jangan melihat pada buku-buku Eropa atau negara-negara barat untuk belajar sesuatu, kita tidak memerlukannya. Singkirkan universitas- universitas mereka. Katakanlah bahwa, “Kami adalah Ummat Muhammad (sallAllahu ‘alayhi wasallam), (Mawlana Syaikh berdiri.) Kami tidak memerlukan pengetahuan kalian!” (Mawlana Syaikh duduk). Kami tak akan mendapatkan pengetahuan apa pun dari kalian, tidak! Kami telah memiliki semuanya, kami telah dikaruniai semua yang kami perlukan atau apa yang mungkin kami perlukan, semua kami memilikinya! Kita tidak perlu mengemis-ngemis pengetahuan/ ilmu dari negara-negara barat, tidak! Itu bukanlah hal yang bernilai.

Mereka memiliki, sebagai contoh, suatu kulit (shell, Ing.) yang melapisi suatu kacang. Saya mencoba untuk mengucapkannya dalam logat bahasa Inggris Amerika hari ini, “shelll.” Kalian mesti membuat lidah kalian seperti ini. (Mawlana Syaikh menggulung lidahnya dan tertawa.) Wahai mulook (raja/pemimpin) kami, kalian pun mesti belajar, “shelll.” Saya mesti mengaca di cermin untuk melihat apakah lidah saya telah seperti ini (tergulung), “shelll.” Mereka memiliki suatu “shelll” yang mereka tak dapat mencapai ke dalamnya. Mereka hanya memiliki suatu bayangan seperti yang ada di toko-toko di mana mereka membuat patung-patung model (mannequin) dari plastik. Kalian dapat melihat model-model tersebut, dan mengatakan, “Oh! Sungguh cantik di sini, sungguh anggun orang-orang ini, sungguh cantik mereka yang ada di sini.” Namun, saat kalian menyentuhnya, ternyata mereka hanyalah selongsong belaka, “shelll.”

Bagaimana bahasa Inggris saya, wahai manusia? Saya pun belajar Bahasa Inggris (dialek) America , dan Bahasa Inggris London, saya pun dapat berbicara Bahasa Inggris Shakespeare. Dari luar kalian melihat pada patung-patung model tersebut, dan berkata, “Sungguh model yang tampan, sungguh cantik,” tetapi saat kalian menyentuhnya, ternyata ia hanyalah patung plastik. Dan ilmu pengetahuan yang diraih negara-negara Barat lewat usaha mereka hanyalah bagaikan suatu bentuk bayangan atau patung belaka, dan kalian pun tak akan menemukan wujud sejati pada patung tersebut. Dan orang-orang terpelajar idiot dari kalangan kita pun melihat takjub pada negara-negara barat dengan kekaguman. Mereka berkata, “Oo.., sungguh indah peradaban negara-negara barat, sedangkan kita begitu mutakhkhir, terbelakang dan kuno.” Orang-orang telah kehilangan ruuhu ‘l-Islam, jiwa dari Islam. Saya menyesal mengatakannya, tetapi inilah kesalahan terbesar negara-negara Islam, pemerintahan- pemerintahan Muslim, sarjana dan ulama Islam, dan mulook Muslim, para raja juga!
Ya, semua mereka ini memandang dengan takjub, “Oh, peradaban abad 21 yang mengagumkan!”

[Mawlana memimikkan dialog pasangan]
“Wahai sayangku, bagaimana pendapatmu bila kita mengganti mobil kita sekarang karena Tahun Baru 2010?”
“Wahai sayangku, mungkin ada baiknya kita bersabar, dan setelah tiga bulan, akan ada busana baru untuk 2011, itu lebih baik.”

Manusia tengah mabuk akan penampilan luar mereka. Keseluruhan hidup mereka hanya berlarian mengejar kebodohan itu. Termasuk di dunia Islam, mereka semua mengejar-ngejar mode busana baru. Dan busana-busana baru tersebut, keseluruhannya seperti model-model baru, namun menggunakan material yang sama, dan dipresentasikan kepada orang-orang, “Lihatlah busana baru yang akan nge-trend pada 2011.” Penampilan luar semata ini menyibukkan seluruh ummat, dan adalah kesalahan bagi dunia Muslim untuk mengejar dan meniru cara-cara Barat, dalam busana mereka.

Wahai ulama-ulama Salafi! Tidakkah kalian tahu bahwa Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam bersabda, “man tasyabbaha bi qawmin fa huwa minhum”, “Ia yang meniru suatu kaum akan termasuk dalam kaum tersebut.” Tidakkah ini benar? Tetaplah pada kepribadian kalian serta identitas Islami kalian! Jika seseorang melihat kalian, mereka dapat mengatakan, “Ini adalah seorang laki-laki Muslim atau seorang wanita Muslim.” Orang-orang Eropa tengah menetapkan begitu banyak hukum yang menentang cara berpakaian Islami serta penampilan orang. Khususnya, di surat-surat kabar, Perancis melarang (wanita Muslim) untuk mengenakan cadar pada wajah-wajah mereka? Untuk apa (mereka melarangnya) ? Siapa dirimu hingga berhak melarang hal itu? Di mana ulama-ulama kita yang mengatakan, “Wajah-wajah boleh ditutup!”Mengapa mereka tidak mengatakan, “man tasyabbaha bi qawmin fa huwa minhum”? Apa yang kalian katakan dengan mengklaim bahwa kalian adalah doktor-doktor Syari’ah? Di mana Syari’ah dan di mana kalian?! Kita memiliki kekuatan! Mengapa kalian tidak mengirimkan ultimatum ke pemerintah Perancis? Dengan ultimatum seperti, “Kalian tidak dapat mencampuri urusan cara perempuan-perempuan kami berpakaian. Jika kalian mencampurinya, kami pun akan melakukan hal yang sama bagi warga kalian! Siapa pun yang datang ke sini dengan pakaian Eropa, mereka tidak dapat memasuki Damaskus, Mesir, Iran, atau Turki!”
Mengapa kalian tidak melakukan ultimatum ini, mengapa? Apakah kalian tidak takut pada Allah? Tidak takut? Jika tidak takut, Allah akan membuat kalian turun!

Dan hadits shareef:
منهم فهو بقوم تشبه من
man tashabbaha bi`qawmin fahuwa minhum.
"Siapa yang meniru suatu kaum adalah bagian dari kaum tersebut."

Jangan membeli dan menggunakan mobil-mobil di negara-negara kalian. Tak masalah apabila mereka mungkin mengataimu, “Muta-akhkhir, terbelakang.” Biarkan mereka mengatakannya. Ribuan orang terbunuh atah membunuh pada kecelakaan mobil. Sebelumnya tak pernah ada yang mati saat mereka menunggangi unta atau kuda. Ini adalah suatu hal yang penting dan telah tiba saatnya bagi kami untuk mengatakan sesuatu, wahai Doktor-doktor Syari’ah! Syari’ah tidaklah sakit hingga memerlukan doktor! Syari’ah adalah sesuatu yang kuat. Dan kalian mesti mendengar dan kalian mesti mengatakan ya terhadap apa yang mereka buat saya untuk mengatakannya pada kalian. Saya bukanlah seseorang yang menyiapkan sesuatu untuk berpidato pada seluruh manusia dari timur hingga barat, barat ke timur, utara ke selatan, dan selatan hingga utara, tetapi mereka tengah membuat saya untuk berbicara akan beberapa hal di mana kalian tengah berada pada jalan yang keliru.

Islam datang dengan suatu kitab suci, Qur’an ‘azhiimu ‘sy-syaan, “sebuah buku/kitab dengan kepentingan yang agung,” (Mawlana Syaikh berdiri) yang telah dibawa dan dikaruniakan kepada Penutup para Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam. Tak satu buku pun lebih penting atau lebih agung daripada Qur’an Suci. (Mawlana Syaikh duduk).

Wahai manusia! Kalian mesti mendengar, menyimak, dan mencoba untuk memahami kitab suci kita, Al Qur’an Suci, yang telah dikirimkan padanya, Khatam ul-Anbiya’, Penutup para Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam. (Mawlana Syaikh berdiri), sayyidina Muhammad sallAllahu ‘alayhi wasallam, beliau telah dikaruniai Al Quran Suci. (Mawlana Syaikh duduk). Ya, ‘ulama-ulama Azhar as-Syarif, para doctor Syari’ah, mengapa kalian tidak mengatakan apa yang telah disabdakan oleh Penutup para NabisallAllahu ‘alayhi wasallam, yang telah dikaruniai Quran Suci. ‘Ulama-ulama Salafi! Katakan, jangan takut! Bagaimana Penutup para Nabi SallAllahu ‘alayhi wasallammemberikan deskripsi tentang Quran Suci? Ucapkanlah hadits suci tentang itu! Kalian tak mengingatnya karena pikiran kalian penuh dijejali dengan cara berpikir barat yang tak masuk akal. Kosongkan pikiran kalian, dan kalian pun akan mengerti. Deskripsi yang disabdakan oleh Nabi Sallallahu ‘alayhi wasallam tentang Quran Suci adalah sebagai berikut:

كتاب الله فيه خبر ما قبلكم ، ونبأ ما بعدكم
feehi khabaru maa qablakum wa naba'u maa ba`dakum.
"Kitab Allah: di dalamnya ada kisah apa-apa yang telah berlalu sebelum kalian, dan berita tentang apa-apa yang akan terjadi setelah kalian. "

Benar atau tidak? Apakah saya tengah keliru berbicara? Tak pernah! Mereka membuat saya untuk berbicara kebenaran. Saya berteriak kepada seluruh dunia Muslim!
Seluruh ulama harus mengajarkan ini, dan mesti memiliki kaligrafer-kaligraf er unggul yang menulis dengan huruf-huruf emas deskripsi Quran Suci ini, fiihi khabaru maa qablakum wa naba’u maa ba’dakum, “Di dalamnya ada informasi tentang apa-apa sebelum dirimu dan berita tentang apa-apa setelahmu.” Tulis ini dan taruhlah di mana-mana. Kalian tidak melakukannya. Kalian ingin menjadi doktor-doktor Syari’ah. Doktor huh? Itu (deskripsi tentang Qur’an Suci) sudah cukup untuk seluruh ummat. Khususnya ummat dari penutup para Nabi, (Mawlana Syaikh berdiri), Ummatan Muhammad sallAllahu ‘alayhi wasallam! Harus diketahui, harus dituliskan di mana pun tentang Qur’an Suci, fiihi khabaru maa qablakum wa naba’u maa ba’dakum. (Mawlana Syaikh duduk). Ayatu ‘l-Kariima. Jika kalian tidak puas (dengan hadits), wahai para Ulama’, saya mengambil dari ayat Quran Suci. Deskripsi sebelumnya adalah dari hadits syarif yang suci. (Mawlana Syaikh berdiri). Dan Allah Ta’ala berfirman:
مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ
Maa farratna fi 'l-Kitaabi min shay.
Tak satu pun yang Kami lupakan dalam Buku ini. (6:38)

Haqq atau baatil? Mengapa kalian berlarian seperti ini dan seperti itu, sedangkan Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa semua yang manusia minta, pelajari, dan amalkan, dapat ditemukan pada ayat suci tersebut, Maa farratna fi 'l-Kitaabi min shay, "Tidaklah Kami tinggalkan sesuatu pun dalam Kitab suci ini." (Mawlana Shaykh duduk.) SadaqAllahu `l-azheem. Allahu akbar. Ghaflatuna (kami lalai). Kalian menulis di universitas- universitas, “Tak ada kitab suci yang boleh masuk dalam universitas- universitas kami.” Itulah yanbu’, sumber kufr. Kalian harus mengajarkan kepada semua ummat; namun, sebelum ke seluruh ummat, khususnya untuk Muslim, mereka mesti mengetahui deskripsi dari hadits syarif di atas, juga firman suci Allah ta’ala: Maa farratnaa fi ‘l-Kitaabi min sya’i. Itu berarti apa pun yang manusia pinta, mereka dapat menemukannya (dalam Quran Suci, red.) Namun, kuncinya mesti dikaruniakan dari Langit untuk adanya pembukaan; dan bila kalian mengejar kekotoran negara-negara barat, kalian tak akan pernah diberikan kunci untuk membuka harta berharga tanpa batas tersebut.
Semoga Allah mengampuni kita semua.
Tawbah yaa Rabbee. Tawbah yaa Rabbee. Tawbah astaghfirullah. Salahkan seluruh ummah.

(Mawlana Shaykh bernyanyi.)
Dome dome dome dome
Dome dome dome dome
Dome dome dome dome
Dome dome dome dome

Saya menyalahkan ego saya sendiri. Kalian ‘ulama, astifluu, lakukan seskuka kalian. Lihatlah, siapa yang keberatan atas kata-kata ini, hingga pagi hari peti mati pun siap membawa orang-orang bodoh itu ke pekuburan.
Allah! Allah! Laa illaha il Allah, laa illaha il Allah!

Dome dome dome dome
Dome dome dome dome
Dome dome dome dome
Dome dome dome dome

Dome dome dome dome
Dome dome dome dome
Dome dome dome dome
Dome dome dome dome

Fatihah.

Alhamdulilah. Mashaa-Allah, mashaa-Allah, mashaa-Allah! Di mana Shaykh Hisham? ( Singapore )

(Mawlana Shaykh salat dua raka'at shukr.)

Kabar Gembira Bagi Mereka yang Melakukan Yang Terbaik

Sultan al-Awliya
Mawlana Shaykh Nazim al-Haqqani
16 October 2009 Lefke, Cyprus
Suhbah after Jumu’ah

Madad, madad, madad, madad, madad, madad, madad, madad, ya Shahibu’ l-Waqt, madad! Allahu akbar, wa lillahi ‘l-hamd! Subhanallahi-l `Aliyu-l `Azhiim.

As-salaamu `alaykum, ya haadiriin. Wahai para hadirin! Hari Kiamat tengah mendekat tetapi orang-orang menjauh darinya. Bagi kita, orang-orang yang menyakini Hari Kiamat, bersiap-siaplah untuk Hari Perhitungan tersebut. As-salaamu `alaykum. Selamat datang pada kalian, orang-orang yang mengharapkan rahmat dari Tuhannya, berkah Tuhannya, selamat datang. Teguhlah di jalan yang benar dan kalian akan mencapai Samudra Keberkahan, tak diragukan lagi! Hari demi hari, kita semakin lemah. Wahai manusia! Dengar dan patuhlah dan berusahalah untuk menjadi hamba-Nya yang patuh.


Wahai Tuhan kami, ampunilah kami! Wahai Tuhan kami, Engkau mengutus hamba-Mu yang tercinta, yang paling tercinta dan paling mulia kepada ciptaan-Mu. Beliau bukan hanya untuk umat manusia, tetapi untuk seluruh makhluk. Tanpa jalannya, tak ada yang muncul menjadi nyata. Setiap makhluk muncul melalui jalan Nabi Penutup, Sayyidina Muhammad (s). (Mawlana berdiri) Sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab-Kitab Suci, Sang Pencipta, Tuhan bagi semua makhluk berfirman, “Wahai hamba-Ku yang tercinta dan paling mulia, jika Aku tidak menciptakanmu, Aku tidak akan menciptakan apa pun!”

Kita adalah Muslim, Ahl as-Sunnah wa 'l-Jama`ah, di mana Nabi Penutup (saw) bersabda, “Ketika Hari Kiamat mendekat, umatku akan terbagi ke dalam 72 golongan, 72 paham pemikiran yang berbeda dan mereka akan berkata, ‘Gagasan kami atau pengetahuan kami adalah satu-satunya yang benar dan yang lain berada di jalan yang salah.’” Itu adalah sesuatu yang mereka akui, dan perhitungan terhadap pengakuan mereka terjadi pada Hari Kebangkitan, di Hari Perhitungan, ya!


Manusia, kini hanya seperempat dari satu abad lagi untuk sampai pada Hari Kiamat, untuk sampai pada Hari Perhitungan, Yawm al-Qiyamah. Kemudian buku-buku untuk planet ini akan ditutup, selesai. Hanya nama (Nabi) terakhir yang tertulis, hanya beliau yang ada, tidak ada nama-nama lainnya, itulah Yang Terakhir. Nabi Penutup (saw) bersabda bahwa umatnya akan terbagi menjadi 72 gagasan yang berbeda, pemikiran yang berbeda, praktek yang berbeda, bertentangan dengan apa yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Penutup (saw) kepada umatnya. Sekarang di bumi hanya ada satu umat, tidak ada lagi umat Sayyidina Ibrahim (as) atau Sayyidina Nuh (as), Sayyidina `Isa (as) and Sayyidina Musa (as) dan yang lainnya. Tidak ada yang hidup di planet ini kecuali ummati Muhammad (saw). (Mawlana berdiri untuk memuliakan Nabi (saw) dan duduk kembali).


Itu akan berakhir ketika terompet dibunyikan. Seperti ketika kalian berada di sekolah, ada seorang penjaga pintu (Mawlana meniupkan peluitnya), dan itu artinya (pelajaran di sekolah) telah selesai.
Ketika terompet itu dibunyikan (segala sesuatu akan berakhir)! Kini beberapa `alamaat (tanda-tanda) kecil telah tampak, seperti ini, (Mawlana meniupkan peluitnya dengan lemah). (Tetapi ketika) terompet besarnya (ditiupkan, itu artinya): Ya Allah! Tawbah, astaghfirullah! Kita semua berada di jalan sekarang. Satu malaikat khusus atas nama Sayyidina `Izra’iil datang kepada setiap orang. Ia memiliki para pembantu yang tak terhingga jumlahnya. Ia datang untuk orang-orang yang istimewa, orang-orang yang benar. Untuk orang-orang seperti kita, ia mengutus beberapa pembantunya, melakukan seperti ini, lalu (kita) terjatuh.

Kini dunia akan menuju akhirnya, kehidupan akan berakhir. Tuuba, kabar gembira dan kebahagiaanlah bagi orang yang telah melakukan yang terbaik dalam hidup ini. Dan nyawa mereka akan dicabut dari tubuh mereka dengan begitu lembut (dan malaikat itu akan mengundang mereka), “Datanglah, mari datanglah ke Hadirat Tuhanmu.” Siapa yang akan berada di Hadirat Ilahi? Sayyida ‘l-awwaliin wa’l-aakhiriin, Sayyidina Muhammad (saw)! (Mawlana berdiri untuk menghormati Nabi (saw) dan kemudian duduk kembali). Bagi beberapa orang, malaikat itu memberi kabar gembira, “Nabi Penutup (saw) menanti kalian!” Mereka akan berada di hadirat surgawinya. Beberapa orang yang berada di jalur yang benar, mengikuti Nabi Penutup (saw), akan dikatakan kepada mereka, “Kalian adalah orang-orang yang diberkati, sekarang pergilah untuk mencapai yang paling diberkati di level surgawi kalian, untuk berada di sana.” Tuuba lahum, kabar gembira terbesar!


Wahai manusia! Hari demi hari kita akan meleleh. Suatu hari saya berada di sebuah kapal pesiar. Guru saya membuat saya berada di sana. Saya bersama Syekh Hisyam (qs) yang membawa saya ke sebuah kapal yang besar, (dan) yang termuda di antara orang-orang di sana adalah seperti saya, 30 tahun atau 40 tahun, 50, dua kali lipatnya! (tertawa)


(Mawlana memeragakan sebuah dialog)
“Wahai kekasihku, kau melihat ke mana?”
“Wahai kekasihku, aku melihat di sana ada sebuah kolam, ada seorang yang cantik dan sedang manari dan aku bertanya apakah aku bisa menjadi pasangan (gadis) muda itu? Sekarang aku berusia 90 tahun, begitu cepatnya hidupku berlalu. Apa yang kulihat dan saksikan begitu indah, tetapi aku tidak bisa meraihnya.... “
“Di mana itu, wahai kekasihku?”
“Di sana! Aku memerlukan teleskop untuk melihat siapa orang itu…”
“Ia ada di depanmu! Aku bisa saja mengganti kacamataku, tetapi aku tetap tidak dapat melihatnya…”
“Tidak apa-apa....”

Lalu saat itu pagi sekali dan kapal itu melakukan tour dan kembali di sore hari. Orang tua itu kembali melihat-lihat dan berkata, “Ke mana mereka pergi? Mungkin seorang raiis (pemimpin, kapten) bisa membawanya, tetapi tidak setiap orang bisa membawanya! Aku akan bertanya padanya, “Wahai temanku, setiap hari, setiap pagi aku melihat seseorang yang cantik di sana.” “Dengar?”
“Aku sedikit mendengar.”
“Apa yang terjadi? Seseorang membawanya pergi?”
Dan raiis ul-asyair berkata, “Berapa tahun usiamu? Aku akan mencapai 99, bagaimana denganmu?”

“Aku masih 97.”
“Tidak apa-apa!”
“Apa yang terjadi, siapa yang mengambilnya?”
“Wahai temanku yang pintar! Itu adalah es, tetapi ia membuat bentuk yang indah untuk dipandang olehku dan engkau.”
“Apa yang terjadi?”
“Ia telah mencair.”
Ia lalu menangis, yang itu, “Ahhh, begitu indah dan baru saja mencair!”

Wahai manusia, apa yang saya maksud adalah, hari demi hari kita juga meleleh. kita meleleh dan suatu hari nanti Allah, Allah, Allah! Orang-orang tidak pernah memikirkan hal itu. Semua pikiran manusia adalah untuk mencapai ini, mencapai itu, membunuh ini, menghancurkan itu, membakar ini! Itu bukanlah karakteristik manusia, itu adalah karakteristik binatang buas! Tetapi apa yang kita katakan? Semua bangsa, termasuk dunia Muslim, setiap hari mereka tidak mendengarkan nasihat Nabi Penutup (saw).
Tidak pernah! Dan kini awan hitam mendatangi bumi.SubhaanAllah, Al-Qur’an suci menyebutkan segalanya!

Ketika Allah (swt) diminta untuk menghukum Bani Israil karena mereka menyembah sapi (emas), Dia memerintahkan untuk membunuh mereka—orang-orang yang tidak bersalah untuk membunuh para terdakwa. Ketika mereka melihat bahwa saudara-saudara mereka akan dibunuh, mereka sangat menyesal dan beberapa di antara mereka, tangannya tidak mampu melakukannya. Kemudian Allah (swt) mengirimkan awan hitam sehingga siang menjadi malam dan mereka membunuh orang-orang yang menyembah sapi (emas) hingga waktu Maghrib. Sayyidina Musa (as) dan Sayyidina Haruun (as) sujud kepada Allah (swt) dan berkata, “Wahai Tuhan kami, berikanlah Rahmat-Mu kepada orang-orang yang masih hidup, kalau tidak Bani Israil akan musnah!” kemudian awan hitam itu pun menghilang.

Sekarang seluruh dunia berada dalam keadaan seperti itu. Kita tidak melihat dan menyaksikan awan hitam itu, tetapi kita sudah berada di dalamnya. Oleh sebab itu, orang membuat dirinya sendiri seperti bom manusia dan mengenai manusia dan membunuh begitu banyak orang. Mereka berada di jalan (yang salah) seperti itu dan pembalasan surgawi menanti mereka!

Wahai manusia! Wahai bangsa Israel! Wahai bangsa Palestina! Wahai bangsa Urdun (Yordania)! Wahai bangsa Suriah! Wahai bangsa Irak! dan bangsa-bangsa lainnya! Bukalah mata kalian dan lihatlah apa yang telah diberitakan oleh kitab-kitab suci—agar selamat dunia dan akhirat, kalau tidak awan gelap itu akan turun dan akan ada hukuman, bukan hanya kepada jutaan tetapi milyaran orang!

Semoga Allah (swt) mengampuni kita, demi kemuliaan hamba yang paling mulia di Hadirat Ilahi, Sayyidina Muhammad (saw). (Mawlana berdiri untuk menghormati Nabi (saw) dan kemudian duduk kembali.)

Fatihah!