Rabu, 08 Desember 2010

Kebesaran Sayyidina Muhammad (saw) Tidak Terlukiskan

Kebesaran Sayyidina Muhammad (saw) Tidak Terlukiskan


Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
25 June 2010 Lefke, Cyprus
Jumu`ah Khutbah

Allahuma shalli `alayk yaa Sayyidii, yaa Rasuulullah wa narjuu an nakuuna m`ak fii al-akhira. (Semoga Allah mencurahkan berkah kepadamu, wahai junjungan kami, wahai Nabi Allah, dan kami memohon agar kami kelak bersamamu di akhirat).

Wahai Muslim, wahai Mukmin! Allah (swt) menyebutkan dalam ayat suci ini bahwa Allah (swt) dan para malaikat-Nya memuji dan berselawat atas Nabi (s). Lalu pertanyaannya muncul karena itu adalah Firman Suci Allah, “sejak kapan?” Ketika Dia memuji kekasih-Nya dan mengirimkan para malaikat-Nya untuk memujinya, tidak ada yang tertinggal dan Allah (swt) tidak menyebutkan jumlah malaikat tersebut. Pada saat itu berapa banyak yang memujinya? Tak seorang pun dapat memberikan jumlahnya, jika kalian memberikan angka tertentu, berarti kalian membatasi Keagungan-Nya, membatasi `Azhaamat
Allah.

Dan jangan berpikir bahwa pujian malaikat itu sama satu sama lain. Setiap pujian malaikat berbeda dan tidak berulang seperti kita; malaikat tidak mempunyai pengulangan. Setiap malaikat, masing-masing memuji Allah (swt) dengan pujian yang berbeda kepada Nabi (s) daripada yang lain. Dan selawat yang mereka buat pertama kali tidak diulangi lagi kedua kalinya. Setiap saat Allah (swt) menciptakan pujian baru yang berbeda dengan yang lainnya.

Wahai Muslim! Kebesaran Sayyidina Muhammad (s) tidak dapat dilukiskan. Dan saya akan mengutip untuk kalian sebuah hadis dari Jabir ibn Abdullah (r), yang diriwayatkan dalam al-Musannaf oleh `Abdur Razzaq dan dalam al-Mawahabi al-Laduniyya, yang ditulis oleh Syekh Muhammad Isma`iil al-Burhani. Dan ia menanyakan satu pertanyaan kepada Nabi (s), sebagaimana Sahabat, Ashaab (r) bertanya kepada Nabi (s) atau seperti seorang murid bertanya kepada Syekh:

رواه عبد الرزاق بسنده عن جابر بن عبد الله بلفظ قال قلت: يا رسول الله، بأبي أنت وأمي، أخبرني عن أول شيء خلقه الله قبل الأشياء. قال: يا جابر، إن الله تعالى خلق قبل الأشياء نور نبيك من نوره، فجعل ذلك النور يدور بالقُدرة حيث شاء الله، ولم يكن في ذلك الوقت لوح ولا قلم ولا جنة ولا نار ولا ملك ولا سماء ولا أرض ولا شمس ولا قمر ولا جِنِّيٌ ولا إنسي، فلما أراد الله أن يخلق الخلق قسم ذلك النور أربعة أجزاء: فخلق من الجزء الأول القلم، ومن الثاني اللوح، ومن الثالث العرش، ثم قسم الجزء الرابع أربعة أجزاء، فخلق من الجزء الأول حَمَلَة العرش، ومن الثاني الكرسي، ومن الثالث باقي الملائكة، ثم قسم الجزء الرابع أربعة أجزاء: فخلق من الأول السماوات، ومن الثاني الأرضين، ومن الثالث الجنة والنار، ثم قسم الرابع أربعة أجزاء، فخلق من الأول نور أبصار المؤمنين، ومن الثاني نور قلوبهم وهى المعرفة بالله، ومن الثالث نور إنسهم وهو التوحيد لا إله إلا الله محمد رسول الله.

Jadi ia berkata, bi abii anta wa ummii, “Aku mengorbankan diriku dan ayahku dan ibuku kepadamu, tetapi katakan padaku,” karena ia menginginkan jawabannya, “Yaa Muhammad! Apakah yang pertama kali Allah (swt) ciptakan al-ashya, sebelum Dia menciptakan yang lain?” Itu bukanlah pertanyaan yang mudah dan tidak sederhana.

Lihatlah apa yang Allah (swt) berikan kepada Sayyidina Muhamad (s) dari Kebesaran-Nya! Nabi (s) bersabda, qala yaa Jabir inna Allah khalaqa qabl al-ashya nur nabiyyih, “Wahai Jabir! Apa yang Allah ciptakan sebelum menciptakan makhluk yang lain adalah cahaya Nabi Muhammad, sebelum Dia menciptakan apa pun dari Cahaya-Nya.” Nabi (s) melanjutkan, “Kemudian cahaya ini mulai berputar, cahaya di dalam Samudra Kekuasaan Allah, al-Qudrah." Segala sesuatu berputar dari sana, ia bagaikan generator. Sebuah pesawat tidak bisa terbang tanpa turbin. Cahaya itu bergerak dengan kecepatan yang tidak dapat terlukiskan, tidak seperti cahaya kita yang bergerak dengan kecepatan 300km /detik. Cahaya itu berputar, berputar, dan berputar dan ketika berputar ia menciptakan banyak, begitu banyak hal hingga kita sampai kepada hadis tersebut. Dan ketika ia berputar, ia berputar dalam Samudra Kekuasaan Allah. Dan pada saat itu belum ada Loh Mahfuz dan belum ada Qalam dan belum ada Surga dan Neraka, tidak ada malaikat, tidak ada langit, tidak ada alam semesta, tidak ada bumi, tidak ada matahari, wa laa qamarun, dan bahkan tidak ada bulan, wa laa jinniyyun wa laa insiyyun, dan tidak ada jin dan tidak ada manusia.

Dan ketika Allah (swt) bermaksud untuk menciptakan ciptaan-Nya, Dia mengambil dari cahaya yang diberikan kepada Muhammad (s), berputar dalam Samudra Kekuasaan (Qudrah), dan membaginya ke dalam empat bagian: dari bagian pertama, Dia menciptakan Qalam dan itulah di mana kita tahu, dari hadis Nabi (s), bahwa ketika Allah (swt) meminta Qalam untuk menulis, apa yang Dia perintahkan untuk ditulis? Dia telah menciptakan Qalam dari nur an-nabi dan Dia memerintahkannya untuk menulis, Laa ilaaha illa-Llah, lalu ia menuliskannya selama 70,000 tahun, kemudian berhenti. Lalu Dia memerintahkan Qalam untuk menulis, Muhammadur Rasuulullah, dan Qalam bertanya, “Siapakah Muhammad? Siapakah dia?” dan Dia berkata kepada Qalam, “Diam! Jika bukan untuk Muhammad, Aku tidak akan menciptakan satu makhluk pun.” Jadi dari bagian pertama diciptakan Qalam, dari bagian kedua cahaya itu Dia menciptakan Loh Mahfuz dan dari bagian ketiga, Dia menciptakan Arasy. Bagian terakhir, Dia membaginya ke dalam empat bagian: dari kelompok pertama dari bagian keempat itu, Dia menciptakan hamalat al-`arsh, para malaikat yang membawa Arasy, dan dari bagian kedua diciptakan Kursi, dan dari bagian ketiga Dia menciptakan malaikat yang lain dan sampai sekarang malaikat ini masih terus diciptakan setiap saat, dan tidak ada yang tahu berapa banyak Allah (swt) menciptakannya dari cahaya Nabi (s) tersebut.

Dan kemudian satu bagian yang tersisa Allah (swt) membagi cahaya itu menjadi empat bagian: dari yang pertama Dia menciptakan langit, dari yang kedua alam semesta. Dan Dia tidak mengatakan ardh, Dia mengatakan ardhiin, dua atau lebih, banyak bumi. Dari bagian ketiga Surga dan Neraka. Kemudian Dia membagi bagian keempat, bagian terakhir dari bagian tersebut menjadi empat bagian: dari bagian pertama Dia menciptakan cahaya umat Mukmin, visi orang-orang yang beriman, awliyaullah, para salaatiin, sultan dunia ini, para syuyuukh. Dan dari bagian kedua Dia menciptakannuura quluubihim, cahaya qalbu mereka, dan itu adalah m`arifatullah, ilmu tentang cahaya Hadirat Ilahiah Allah. Dan dari bagian ketiga, Dia menciptakan cahaya keakraban mereka, cinta mereka dan kelembutan mereka. Awliyaa tidak kasar; mereka lembut, damai dan pasrah pada kehendak Allah. Mereka pasrah, mereka tidak mengontrol seperti yang kalian suka, atau seperti yang ia suka. Mereka meninggalkan semua orang pada diri mereka sendiri, mereka tidak campur tangan, dan mereka menjaga qalbu mereka agar tetap terhubung dengan Allah (swt) dan Nabi-Nya (s). Dan dari bagian keempat, itu artinya jantung dari kelompok orang ini, para awliyaullah. Keakraban itu adalah Tawhiid-Nya, sebagaimana Dia berfirman, La ilaaha illa-Llah Muhammadur Rasuulullah, dan di mana Allah (swt) telah meletakkan realitas Keesaan-Nya dan realitas cinta kepada Nabi (s) dan Ahlu ‘l-Bayt. Dan cinta terhadap Ahlu ‘l-Bayt, keluarga Nabi (s) begitu penting dan mereka begitu penting bagi-Nya! Dia meletakkan cinta terhada Nabi (s) di dalam hati mereka. Allah (swt) Mahabesar dan Dia telah menciptakan sesuai dengan hadis ini.

Wahai Muslim! Allah (swt) memperlihatkan kebesaran dari Sayyidina Muhammad (s). Dan dari Ibn Abbas (r), bahwa Quraysy adalah cahaya. Di sini "Quraysy" mewakili Muhammad (s); beliau dan keluarganya adalah cahaya dalam tangan Allah sebelum Dia menciptakan Adam (a) 2,000 tahun sebelumnya, dan cahaya Muhammad (s) itu melakukan tasbiih, memuji Allah (swt) secara terus-menerus. Dan para malaikat melakukan tasbih, mengikuti apa yang diucapkan oleh Nabi (s) dan mereka memuji Nabi (s). Jadi pemimpin, junjungan dan orang yang memuji dan menunjukkan kepemimpinannya kepada para malaikat adalah Sayyidina Muhammad (s)! Dan kemudian Allah (swt) menciptakan Adam (a) dan meletakkan nuuritu, cahaya di kening Sayyidina Adam (a).

عن ‏أبي سعيد الخدري قال رسول الله ‏صلى الله عليه وسلم ‏إني قد تركت فيكم ما إن أخذتم به لن تضلوا بعدي ‏الثقلين ‏أحدهما أكبر من الآخر كتاب الله حبل ممدود من السماء إلى الأرض ‏وعترتي ‏أهل بيتي...

Wahai Muslim! Nabi (s) bersabda, `an abi sa`iid al-khudrii, qala rasuulullah, innii taraktu fiikum ma in aakhadhtum bihi lan tadilluu bihi ba`dii abada, ats-tsaqalayn, ahadahum akbar min al-aakhir, kitabullah hablun mamduud min as-sama ila al-ardh
,

“Aku akan meninggalkan kalian dengan sesuatu di mana kalian tidak akan menyimpang setelah itu. Yang satu lebih besar dari yang lain: Kitab Suci Al-Qur’an, dan rahasia Kitab Suci Al-Qur’an, yang Allah (swt) Mahatahu. Qur’an Allah adalah jalan yang lurus seperti tali dari langit ke bumi.” Itu selalu terhubung, tidak pernah terputus. Wa `itratii, “Dan keluargaku, ahlu ‘l-baytii. Aku mencintai mereka, dan kalian harus mencintai mereka.” Allah (swt) berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Nabi (s) bersabda, sebagaimana Allah (swt) mewahyukan kepadanya:

قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى
Qul laa asalukum `alayhi ajra ill al-mawadata fi 'l-qurba, Katakan: Wahai manusia! Aku tidak meminta apapun darimu, tidak ajar, tidak kekayaan (atas seruanku), tetapi cintailah keluargaku.(42:23)

Dan mencintai keluarga Nabi (s) adalah sangat penting dan itulah sebabnya pada saat itu, Nabi (s) melindungi mereka dan mereka adalah Sayyidina ‘Ali (r), Sayyida Fatimat az-Zahra (r), Sayyidina 'l-Hasan (r) dan Sayyidina 'l-Husayn (r). Para Syuyuukh mewarisi dari rahasia tersebut: mencintai mereka dan mencintai keluarga mereka. Gembirakan mereka dengan bergembira dan tidak memerangi dan mengkritik dan menyumpahi mereka. Berpergangteguhlah kepada tali Allah (swt) dan jangan bercerai berai. Dan Allah (swt) menurunkan ayat ini:

فَمَنْ حَآجَّكَ فِيهِ مِن بَعْدِ مَا جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْاْ نَدْعُ أَبْنَاءنَا وَأَبْنَاءكُمْ وَنِسَاءنَا وَنِسَاءكُمْ وَأَنفُسَنَا وأَنفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَل لَّعْنَةُ اللّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

Faman haajjaka fiihi min ba`di maa jaaka mina al-`ilmi faqul ta`alaw nad`u abnaana wa abnaakum wa nisaana wa nisaakum wa anfusana wa anfusakum tsumma nabtahil fanaj`al la`nata Allahi `ala alkaadzibiin

Jika seseorang berselisih mengenai soal ini denganmu, kini setelah datang pengetahuan (penuh) kepadamu, katakan: “Marilah! Mari kita berkumpul bersama-sama, anak-anak kami dan anak-anak kamu, wanita kami dan wanita kamu, diri kami dan diri kamu. Kalau begitu, marilah kita bersungguh-sungguh berdoa dan meminta agar Allah melaknat orang yang berdusta." (3:61)

Ayat tersebut turun karena apa? Karena Allah (swt) ingin memperlihatkan bahwa Ahlu ‘l-Bayt, bahwa Nabi (saw) akan membawa mereka ke tempat di mana orang-orang kafir berkata, “Nabi (s) tidak benar. Aku bilang, ‘Bawa keluargamu dan aku akan membawa keluargaku dan siapa yang sukses akan baik-baik saja dan yang lain akan lenyap. Mereka akan gagal.’” Mereka tidak datang; mereka takut dan mereka tidak memperlihatkan diri. Karena Nabi (saw) membawa Sayyidina ‘Ali (ra) dan Sayyida Fatima (ra), Sayyidina ‘l-Hasan (ra) dan Sayyidina ‘l-Husayn (r).

Wahai Muslim! Kita memerlukan paspor ke Surga dan kita memerlukan tiket. Itu adalah syuyuukh kita, yang membawa kita ke hadirat Nabi (saw)!

Tanda_Tanda Kesehatan Spiritual.

Tanda2 Kesehatan Spiritual.

Seseorang yang mempunyai karakter baik juga mempunyai kehidupan spiritual yang sehat. Dari jumlah banyaknya keluhan orang, mungkin kalian akan segera mengetahui berapa banyak karakter buruk yang masih tertinggal didalam diri seseorang. Dan ketika kalian mampu menghilangkan seluruh keluhan yang kalian miliki, kalian kemudian akan mengetahui bahwa kalian itu sehat dan tidak ada lagi karakter buruk yang tertinggal.

Hal ini sangat penting bagi seseorang untuk memiliki karakter yang baik. Jika seseorang tidak mempunyai keluhan lagi, berarti dia sudah memiliki kesabaran dan ini berarti dia mempunyai iman yang sejati. Apabila kalian bisa melepaskan diri dari daya tarik semua sifat2 buruk, maka tidak akan ada lagi kesulitan yang akan menimpa kalian baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Kalian harus selalu ingat bahwa segala sesuatu itu terjadi se-mata2 adalah atas kehendak Allah. Inilah kuncinya, obat bagi segala penyakit hati. Kalian harus berkata, “Mengapa aku harus mengeluh, bila Allah yang memerintahkan ini semua harus terjadi?” Bila kalian mampu mengingat hal ini kalian akan merasa puas dengan segala kehendak-Nya dan akan setuju dengan semua itu.

( Sulthonul awliya' syaikh Muhammad Nadzim Adil al-Haqqani )

Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursid/Guru Ruhani sejati

Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursid/Guru Ruhani sejati.

dari note FB Arief Hamdani
Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursid/Guru Ruhani sejati.

Assalamu 'alaikum wr wb. Bismillah hirRohman nirRohim

Tasawuf pada masa Rasulullah saw, adalah realita tanpa nama, tasawuf saat ini, adalah nama tanpa realita, kecuali hanya sedikit yang menjalankan realitanya dalam bimbingan Mursyid Hakiki. Tasawuf bukan membaca buku-buku Tasawuf dan mengkaji dari berbagai teori-teori tasawuf seperti banyak kajian tasawuf diberbagai Masjid dan Universitas saat ini. Ini hanya Ilmu Kertas, Ilmu Buku-buku.

Hal ini hanya baru mempelajari mengenal tasawuf bukan "bertasawuf". Sungguh sangat berbeda jauh antara bertasawuf dan mempelajari atau membaca buku tasawuf atau hadir dalam ceramah tasawuf oleh Profesor, dan ulama baisa yang bukan mursid. Sungguh jauh dampak dan pemahamannya bagai setetes air dibanding samudera.

Bertasawuf adalah hubungan antara Guru & Murid. Tasawuf adalah melaksanakan dzikir dan mengambil Mursyid dengan berbayat. Bertasawuf adalah memiliki Mursyid tasawuf yang juga merupakan Wali Allah, maka ia akan mendapatkan ilmu sekaligus Hikmah.

"Ilmu" seperti pesawat terbang yang indah bentuknya. "Hikmah" seperti Bahan Bakarnya. Begitu banyak orang yang bangga dengan keluasan & keindahan ilmunya, tetapi tanpa bahan bakar hikmah ia tetap didarat tak dapat terbang. Hikmah didapatkan dari mendengarkan langsung bersama Wali Allah, sementara ilmu hanya berasal dari profesor, ulama biasa dan buku-buku. Sementara Bertasawuf adalah mengenal, mencicipi manisnya spiritual bersama Wali Allah, Ulama Azwaq, Ulama Rasa dengan kedalaman pengalaman Rasa, tasawuf adalah ilmu rasa, bukan ilmu buku-buku.

Ilmu kadang membebani sementara Hikmah tak dapat terlupa dan menguatkan. Ketika kita beranjak tua, maka yang menghancurkan ilmu adalah LUPA ( Hadist Nabi saw). Hikmah berasal dari pertemuan dengan Wali Allah, mendengar nasehat dan bimbingan secara langsung. Ada dua macam ilmu. Ilmu Awroq atau Ilmu Tulisan dan Ilmu Azwaq (Rasa). Ketika kita mendengar seorang Kekasih Allah/Wali Allah bicara, maka ilmu rasa dan hikmah yang ditransfer langsung kedalam kalbu kita.

Ketika kita menulis dari ceramah Wali Allah, maka yang semula kita terima dalam bentuk Hikmah, berubah menjadi Ilmu artinya meskipun awalnya merupakan Hikmah tetapi karena telah menjadi bentuk tulisan maka dia beribah menjadi ilmu saja. Hikmah adalah RASA, pertemuan langsung dengan Para Wali Allah. Berjamaah dengan Wali Allah, bagaikan tafakur bernilai 70 tahun ibadah, maka carilah para Wali Allah. Namun sayang hanya sedikit dari kita yang berusaha mencari dan berdoa untuk mendapat bimbingan Para Kekasih Allah,Para Wali Allah.

Hikmah sungguh berbeda, dengan kekuatan tatapan Nabi Muhammad saw, Umar ra yang semula berencana membunuh Nabi saw, ketika berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad salallahu alayhi wasalam, maka ia tunduk dan masuk islam. Inilah ilmu Rasa yang ditransfer melalui tatapan mata, melalui pertemuan langsung, ilmu para Nabi dan Kekasih Allah, yang merubah benci menjadi cinta.

Ada dua macam ilmu, Ilmu yang dari ucapan ulama biasa dan Ilmu yang sejati ditransfer dengan langsung bicara dan kemudian ditransfer dari hati ke hati. Ilmu Ulama seperti setetes dari samudera ilmu Wali Allah, ilmu Wali seperti setetes dari samudera Ilmu Para Sahabat ra, Ilmu Sahabat seperti setetes dari Ilmu Nabi saw, dan ilmu Nabi saw hanya setetes dari Samudera Ilmu Allah Azza wa Jalla.

Ketika kita mendengar ceramah ustad biasa terkadang ego menolak, karena berasal dari luar. Tetapi Ilmu Wali Allah bekerja dengan dua cara , dari luar dan dari dalam, dari luar berupa ucapan, dari dalam berupa ilham ilahiah yang dimasukkan kehati setiap muridnya. Dan ketika muridnya melakukannya ia mersakan hal itu dari inspirasinya sendiri sehingga ia ihklas melakukannya tanpa beban sedikitpun. Itulah cara kerja Wali Allah dalam membersihkan dan membenahi para muridnya melalui hati.

Tasawuf adalah Ilmu Rasa, Pengalaman dengan praktek langsung. Seorang dokter ahli bedah, tidak bisa menjadi ahli bedah hanya dengan membaca buku2 tentang ilmu bedah. Seorang ahli bedah haruslah telah menjalani praktek bedah, latihan membedah dibawah bimbingan seorang dokter ahli bedah yang ahli yg telah berkali2 membedah manusia. Demikianlah Wali Allah yang telah berkali-kali membedah Ego dan Nafsu para muridnya sehingga dapat dikendalikan dari Nafsu Amarah menjadi Nafs Muthmainnah ( nafsu dan jiwa yang tenang)

Demikian pula tasawuf, ada banyak Profesor, DR. Msc, MA dll mendalami tasawuf dan mengajar tasawuf, tetapi tanpa pengalaman rasa, Seperti orang yang menulis tentang mabuk tetapi ia sendiri belum pernah merasakan mabuk. Ketika ditanya siapa Mursyidnya, mereka mengatakan tidak memiliki mursid, mursidnya adalah buku-buku. Artinya bagaimana seorang penulis tentang jantung bicara tentang membedah jantung padahal dia bukan dokter ahli jantung, padahal dia belum pernah melakukan pembedahan? Maka bagaimana seorang yang belum pernah memiliki mursyid bicara tentang tasawuf padahal dia belum bertasawuf? Bagiamana mereka bercerita tentang Fana dan baqa padahal belum pernah merasakannya dan mencicipi kedalaman samuderaNya.

Tasawuf adalah pengalaman rasa, bukan ilmu tulisan, bukan ilmu buku-buku. Tasawuf adalah Ilmu Azwaq ( Ilmu Rasa) bukan ilmu Awroq, Ilmu tulisan. Tasawuf adalah mengambil bay'at dari Mursyid hakiki dan melaksanakan dzikir yang telah ditetapkan sesuai tariqahnya, dan menjalankan amalan hanya dengan perintah Syaikh / Mursyid yang Hakiki.

Demikianlah para Imam Empat Mazhab pun bertasawuf, Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Hambali mereka semua bertasawuf dalam bimbingan Mursid Tasawuf. Imam Gzazali mengatakan tanpa Guru Mursid maka Gurunya adalah Setan, Mawlana Jalaludin Rumi mengatakan tanpa Guru maka ergkau akan terhambat seribu tahun perjalanan. Imam Malik mengtakan Syariat tanpa Taswuf adalah zindik dan Tasawuf tanpa Syariat adalah sesat. Sehingg akita membutuhkan keduanya.

Ada begitu banyak sufi palsu, ada begitu banyak Guru sufi palsu yang hanya menjelekkan citra sufi. Secara syariah mereka tidak mengerjakan Syariah yg benar, secara sunah mereka menjauhi sunah. Tak ada Tariqah tanpa Syariah, karena seumpama syariah adalah lilin penerang untuk menjalani jalan tariqah agar tak tersesat dan menuju hakikat.

Jadi sebagai muslim sejati, kita harus memiliki keduanya, dari muslim menjadi mukmin (memiliki iman yg sejati) dan mencapai maqam muhsin ( ihsan, dimana ketika solat seolah berhadapan dgn Allah, Allah selalu melihat kita). Setiap orang perlu pembimbing ruhani sejati, oleh sebab itu manusia pertama yang diciptakan adalah juga seorang Nabi, Nabi Adam as, yang bertugas untuk membimbing anak-anaknya.

Ada 124.000 Nab yang ditutup Nabi terakhir Nabi Muhammad saw, dan setiap Nabi memegang amanah yang diteruskan kepada 124.000 wali disetiap masa yang merupakan pembimbing sejati. Berdoalah,"Ya Allah kirimkanlah para KekasihMU untuk membimbing hamba yang lemah ini". Siapa berdoa, maka ia akan medapat jawabannya. Siapa yg mencari Mursyid sejati, maka ia akan menemukannya. Tetapi saat ini setiap orang bangga dengan dirinya, mereka mengatakan gurunya cukup dengan buku.

Padahal ketika mereka secara fisik sakit dan harus menjalani operasi, mereka bagaikan orang lemah yg setuju harus menandatangani berita acara operasi. Bahkan tanpa mereka perlu membacanya, karena mereka telah pasrah dengan penyakitnya.

Tetapi ketika qalbu hati dan ruhani mereka sakit, ketika hati mereka berkarat, ketika mereka tak mampu mengalahkan egonya, mereka tetap tak mau mencari obat dari Sang Pembimbing Ruhani Sejati para Wali Allah. Mereka para Awliya ( Wali-Wali Allah) tak butuh uang anda, tak butuh pujian, mereka orang yang ikhlas yang bekerja sepanjang hari tak kenal lelah tanpa bayaran, cukup Allah dan Rasulullah saw bagi mereka.

Ketika kalian akan menyebrang padang pasir yang tak dikenal,maka kalian perlukan penunjuk jalan, agar tak tersesat, agar tahu bahaya yg menanti disetiap langkah, mungkin badai pasir, binatang buas, ular, pasir yang menelan dsb. Tentu saja penunjuk jalan itu telah melalui padang pasir itu berkali2 sehingga mengetahui karakter padang pasir itu.

Demikian juga apakah kalian pikir meniti jalan ruhani jauh lebih mudah daripada menyebrang padang pasir tak dikenal?. Mereka yang dikuasai ego , memerlukan bimbingan guru ruhani sejati yg telah mengalahkan egonya, dan mengetahui cara memotong tangan2 gurita ego dari korbannya. Setiap orang perlu mencari Wali Allah sebagai pembimbing, bukan hanya ulama biasa yang terkadang masih memiliki ego yang tinggi. Sehingga terkadang kita mengerjakan kebaikan dengan Ego, Nafsu & Riya.

Carilah Wali Sejati yang akan membimbing kalian, begitu banyak jalan tariqah sufi ini telah ditunjukkan tetapi ego selalu menolak. Ketika kita akan melangkah kepada yang Haqq, maka seratus setan dalam bentuk manusia, jin mencegah kalian untuk mendekati yang Haqq. Berjuanglah untuk mencari yang Haqq.

Ada dua kubu dalam islam, Islam yang Penuh Cinta dan Islam yang penuh kebencian. Jalan Sufi adalah jalan Cinta, dan hanya jalan CINTA yang nanti akan Allah ridhoi. Hanya jalan cinta yang merupakan jalan Nabi saw. Mengapa kalian tak megikuti Nabi saw ketika dihujani batu di Thaif tetapi tetap mendoakan umatnya agar selamat, tanpa dendam, itulah jalan cinta.

Mengapa kita perlu Mursyid? Karena setan bermain dengan ego kalian, karena kalian selalu akan terhambat mencapai kemajuan spiritual bila tak memiliki bimbingan. Bahkan untuk belajar matematika saja kalian perlu guru. Tentu berbeda matematika SD dan Perguruan tinggi atau tingaktan Phd. Tentu berbeda islamnya kalian ketiaka kecil dan untuk mencapai kedalaman iman dan ihsan. Untuk mencapainya kalian perlu mensucikan jiwa kalian, membersihkan dari ego, membersihkan karat hati dari maksiat. Jalan pintas tercepat adalah memiliki guru para Wali Allah yang penuh cinta, dialah pembimbing sejati. Ego hanya akan dapat dikalahkan dengan Cinta. Maka nabi Muhammad saw mengatakan, "Tanpa Cinta tidak ada Iman". Tak disebut kalian beriman sebelum kalian mencintaiku lebih dari kalian mencintai keluarga, harta dan kedudukan kalian.

Mengapa kalian perlu guru dan bay'at? Karena di Mahsyar nanti meskipun mereka para ahli tahajud, ahli quran, ahli puasa, mereka akan ditanya, Siapa Imam mu? Apa yang kalian jawab, jika tak punya Imam, maka kalian akan dibiarkan di mahsyar selama 50.000 tahun dimana sehari sama dengan seribu tahun. Sampai kalian mendapat syafaat Nabi saw atau ampunan Allah baru kalian diperkenankan masuk surgaNYA. Itulah sebabnya di Al-Quran dikatakan masukilah rumah melalui pintu2nya. Artinya mengenal agama ini melalui pintu2nya. Dari Nabi saw ke sahabat ke tabiin ke tabiit sampai kepada Wali-Wali Allah.

Nabi saw mengenal islam melalui Malaikat Jibril as, Abu Bakar ra dan para sahabat mengenal agama melalui Nabi saw, terus hingga tabiin, tabiit, Imam Mazhab dan sampai kepada Wali Akhir Zaman ini. Merekalah yang perlu kalian ikuti. Insya Allah siapapun yang mencari dan berdoa, untuk memdapatkan Pembimbing Sejati Para Kekasih Allah, maka mereka akan mendapatkan nya. Amin Ya Rabbal alamin. Karena Allah selalu menjaga Walinya 124.000 Wali disetiap jaman., Mereka adalah manusia yang selalu dijaga Allah.

Wa min Allah at tawfiq

Cara agar Terbebas dari Karakter Ego yang Buruk

Cara agar Terbebas dari Karakter Ego yang Buruk

Maulana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani
Dalam Mercy Oceans (Book Two)
Diambil dari www.mevlanasufi.blogspot.com

BismillahhirRohamnirRohim

Grandsyaikh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani berkata bahwa semua nasihatnya bagaikan peluru senapan, yang diberikan kepada kalian untuk digunakan melawan Ego dan Nafsu yang merupakan musuh utama kalian. Tetapi kalian hanya mengambil dan menyimpannya. Padalah kami memberimu untuk digunakan, itulah maksud kami. Kami memberimu peluru untuk berbagai macam sasaran, ada yang dekat dan ada pula untuk sasaran di balik gunung. Namun demikian, tetap saja Grandsyaikh berkata, “Aku tidak menemukan orang yang menjaga nasihatku.” Sayaberharap kalian semua memperhatikan nasihat beliau.

Grandsyaikh bertanya apakah yang tidak disukai oleh Allah swt dan Rasulullah sallallahu alaihi wasalam? Kalian harus tahu, dan bila sudah tahu, jagalah dirimu dari hal itu. Beliau menjawab bahwa yang tidak disukai Allah dan Rasulullah saw adalah membicarakan kesalahan orang lain. Allah swt telah melarang hal ini. Ini adalah sebuah dosa besar dan merupakan perbuatan terburuk yang dilakukan oleh seseorang. Kalian juga mempunyai kesalahan, setiap orang mempunyai banyak kesalahan, dan kalian harusmempertanggungjawabkan kesalahan kalian kepada Allah . Jadi mengapa kalian melihat kesalahan orang lain?

Kalian harus menghilangkan kesalahan kalian sendiri. Bila seseorang melihat kesalahan orang lain, rasa hormat kepadanya akan hilang dari dalam hatinya, dan kecintaan terhadapnya pun akan musnah. Oleh karena itu, hal ini sangat dilarang. Begitu banyak kesalahan yang dilakukan orang lain, sehingga bila kita memperhatikannya semua, maka semua orang akan menjadi musuh kita. Hal ini akan memecah belah ummat, kemudian Setan akan menangkap kita. Islam menyerukan agar kita membangun rasa cinta dan hubungan yang kuat di antara sesama manusia, saling melindungi dari kejahatan dan memperkuat keimanan. Dengan demikian, kita diperintah kan untuk beribadah secara berjamaah sehingga iman kita akan menjadi lebih kuat.

Grandsyaikh Abdullah berkata bahwa kita harus berhati-hati karena Setan akan berusaha membuat ibadah kita tidak diterima. Ibadah kita tidak diterima bila kita meminta suatu imbalan setelah melakukannya. Kita harus memohon agar ibadah itu hanya untuk mendapat keridhaan Allah semata. Ketika seluruh keinginan ego telah hilang, maka seseorang bisa disebut hamba Allah. Mencari imbalan dalam beribadah bagaikan orang yang menyembah berhala. Ketulusan berarti hanya mengharapkan ridha Allah . Begitu banyak orang yang beribadah kemudian melakukan keinginan egonya. Ini berarti bahwa mereka adalah hamba Allah dan juga hamba Setan. Itu adalah jalan yang berbahaya. Sampai kita menjadi bersih dari karakter buruk, kita tidak dapat terbebas dari Setan, dunia ini, ego kita, dan hasrat untuk menonjolkan diri.

Sampai kalian tahu di mana kalian menapakkan kakimu, apakah di jalan yang benar atau salah, hati kalian masih perlu diluruskan. Kalian harus tahu danmenyadari di mana kalian meletakkan kakimu. Dalam tidur yang singkat bisa saja terjadi bencana yang berbahaya. Oleh sebab itu kita perlu untuk selalu mengulang kalimat syahadat, untuk menempatkan diri kita di jalan yang benar. Sampai kita terbebas dari karakter buruk, kita tidak bisa memperoleh iman yang sejati, dan jika tidak ada iman yang sejati, maka tidak ada kehidupan yang sejati, kehidupan yang kekal. Siapa pun yang bias mewujudkan kehidupan sejati di dunia ini, maka dia akan hidup di makamnya, tubuhnya tidak akan berubah menjadi debu. Itu adalah tanda dari Allah bahwa dia telah meraih kehidupan sejati.

Bagaimana kita dapat membebaskan diri dari karakter buruk? Salah satu karakter buruk adalah berbangga hati. Iblis diusir dari Kehadirat Ilahi karena kebanggaannya. Jika seseorang tidak cukup rendah hati untuk menerima pelajaran dari seseorang, berarti dia merasa bangga. Kalian harus memiliki guru thariqat untuk menunjukkan kepadamu bagaimana melaksanakan syariah dalam dirimu. Guru itu belajar dari Syaikhnya bagaimana menggunakan syariah pada dirinya. Tidak ada ahli bedah yang hanya belajar lewat buku-buku. Mereka harus melakukan praktek operasi dengan praktek sesungguhnya dibawah bimbingan Doktor ahli yang telah melakukan pembedahan berkali-kali. Demikian pula dengan mengalahkan Ego dalam preaktek tasawuf tidak dapat dipelajari melalui buku-buku, tetapi harus dengan melakukan praktek melalui bimbingan Guru-guru Tariqah Sufi yang sejati, yang telah mengalahkan egonya dan mendapat bimbinganIlahiah dari para Mursyid pendahulunya. Bihurmati habib, Fatihah

Wa min Allah at Tawfiq

Selasa, 07 Desember 2010

Berguru Kepada Ego

Berguru Kepada Ego

Seorang murid dari Sayyidina Khalid al-Baghdadi, seorang awliya dari Rantai Emas Naqsybandi yang meninggal dunia sekitar 203 tahun yang lalu dan kini dimakamkan di Damaskus, diperintah kan untuk melakukan ibadah haji oleh Syekhnya. Syekhnya berpesan agar dia mencari sesuatu yang spesifik, namun dia tidak dapat menemukannya. Namun, dia kemudian mendengar tentang adanya seseorang di Bombay yang memiliki kekuatan mengagumkan dan dapat melakukan apapun yang kalian minta.
Murid ini heran dan marah mendengarnya, dia telah lama mengikuti Syekh Khalid Bagdadi tapi tidak dapat melakukan hal-hal yang mengagumkan.

Bagaimana mungkin seseorang yang tidak beriman, bahkan bukan seorang pencari dan tidak beragama Islam memiliki kekuatan mengagumkan? Kemudian ia bergegas menemui Syekhnya dan bertanya, "O syekhku, Anda telah mengirim saya untuk mencari seorang awliya, dan saya menemukan seorang yang tidak beriman tapi memiliki kekuatan mengagumkan, sementara saya tidak bisa! Pelajaran apakah ini? Sayyidina Khalid menjawab,"O anakku, jangan salah sangka dan berburuk sangka karena kamu dapat berbuat kesalahan karenanya. Aku akan memberikan jawabannya esok hari.

Malam itu, Sayyidina Khalid tiba di India dalam satu detik dengan menyebut "Bismillahi'r-Rahmani 'r-Rahim –dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Itu adalah kekuatan lain yang tidak digunakan Mawlana Shaykh Nazim. Para syekh melepaskan kekuatan spiritual mereka dari kungkungan tubuh. Saat itu, ruh dapat membawa tubuh pergi, yang sebelumnya ruh hanya dapat pergi apabila tubuh yang membawa. Para Awliya Allah bergerak dengan meletakkan tubuh mereka didalam ruh, jadi ruh yang membungkus tubuh , bukan sebaliknya seperti sat ini kita manusia biasa. Perjalanan mungkin terjadi dalam satu detik kemanapun ruh membawanya. Saat Sayyidina Khalid tiba di depan pintu kediaman biksu yang dimaksud di India, Sayyidina Khalid mengembalikan ruhnya ke tubuh fisik.

Biksu dari Bombay mengetahui akan kedatangan Syaikh Khalid dan sedang menunggunya didepan pintu. Dia berkata, "O Syekhku, saya tahu anda akan datang melalui kekuatan, dan saya telah meminta tolong seorang wanita muslim untuk menyiapkan makan malam untuk anda, saya tahu anda tidak memakan jenis makanan kami." Mereka duduk berhadapan. Sebelum berkata apapun, Sayyidina Khalid al-Baghdadi memintanya mengucap Kesaksian Iman yang disebut juga kalimat syahadat. Biksu itu duduk diam, berkonsentrasi dengan hatinya untuk setengah jam lamanya, bermeditasi, sementara Sayyidina Khalid al-Baghdadi diam.

Setengah jam kemudian, biksu mengangkat kepala dan berkata, Ashhadu an la ilaaha illallah wa ashhadu anna Muhammadur-Rasulullah." Bila sebelumnya ia selalu mengucapkan berbagai mantra, maka sesaat setelah dia mengucapkan syahadah, dia menerima kekuatan surga yang mengagumkan. Sayyidina Khalid bertanya, "Mengapa anda menunggu setengah jam dalam ketidak percayaan padahal anda tahu bahwa percaya adalah suatu Realitas. Dia berkata,"O Syekhku, saya meminta maaf, tapi selama 25 tahun saya selalu meminta ijin kepada Syekhku." "Siapakah syekhmu?" Dia berkata, "Syekhku adalah egoku. Setiap saat, saya selalu bertanya kepada ego saya dan mendengar apa yang ego perintahkan.

Apapun perintah ego, saya melakukan sebaliknya. Sebab sepanjang pengetahuan saya, ego hanya ingin menghancurkan jiwa. Setelah saya mendapat jawaban, barulah saya mengucap kalimat syahadah." "O Syekhku, selama 25 tahun, apapun yang ego katakan saat saya menanyakan pendapat, saya melakukan sebaliknya. Kini, ketika saya meminta pendapatnya, apa yang harus saya lakukan, apakah mengucap kalimat syahadah atau tidak, ego saya berkata :"Apakah kamu gila? Kamu akan jatuh ke dasar jurang dan memanjat naik lagi? Kamu gila! Berhati-hatilah! Jangan pernah mengucap kalimat syahadah." Dan saya berkelahi dengan ego. Maka ketika ego menolak, saya memutuskan mengucapkannya.

Sayyidina Khalid berkata,"Ketika kamu mengucapnya, kamu menerima kekuatan surga. Kami tidak bergantung pada mantra. Karena mantra hanya untuk setan." Ketika kita melihat perbuatan non-muslim atau bahkan muslim tetapi yang tidak menjaga Islamnya dengan benar, yang dapat melakukan hal menakjubkan, kita harus tahu bahwa semua itu kekuatan mantra setan. Setan dan iblis dapat melakukannya dengan mudah seperti jalan diatas air, berjalan melewati api, berjalan diatas paku, menembus tembok. Semua itu tak dapat dipercaya.

Kita membutuhkan kekuatan surga, dan kekuatan itu datang dari cahaya hati. Kita harus menyayangi setiap orang sama seperti kita menyayangi diri sendiri. Itulah yang benar-benar kita butuhkan. Kita harus menghargai setiap orang. Kita juga harus menolong setiap orang, rendah diri kepada semua orang. Berhati-hatilah, dan kamu akan menemukan kekuatan surga akan terbuka didepanmu.

Keesokkan harinya, Sayyidina Khalid kembali ke perkumpulan nya yang terdiri dari ratusan murid di Damaskus dan dia berkata kepada mereka : "Aku telah mengajar kalian selama 40 atau 45 tahun dan tak ada satupun yang berusaha menjinakkan egonya. Orang yang tidak beriman itu bisa memperoleh kekuatan yang mengagumkan, kekuatan kata-kata karena dia melakukan hal yang bertentangan dengan yang egonya mau. Sedangkan kalian, aku memerintahkan kalian melawan ego, membunuh ego kalian agar menjadi hamba yang baik tapi kalian tidak menurutinya. Untuk alasan itulah kekuatan surga tidak pernah terbuka bagi kalian. Ambillah hikmah dari cerita ini sebagai bahan pemikiran dan jadilah hamba yang baik. Dan dari Allah-lah semua keberhasilan.

“Ya Tuhanku…hambamu menyerah!”

“Ya Tuhanku…hambamu menyerah!”
12hb October 2010
Posted on 13 November, 2010 by The SufiHub Team

This post is also available in: English

Ringkasan Suhbah Maulana Shaykh Nazim
12th October 2010

“Ya Tuhanku…hambamu menyerah!”

A’uzubillah himinsh shaitan nirrajeem
Bismillahir Rahman-nir Raheem

Assalamu’alaikum wrh wbkt
Maulana memohon pada yg Maha Esa agar tidak membiarkan mereka yg beriman tanpa bimbingan,dan jangan ditinggalkan mereka tanpa menguatkan kelemahan mereka.
“Jangan tinggalkan kami di sebalik tabir kegelapan dan kebodohan, bantulah dan bimbinglah kami ke arah cahaya Syurgawi”. Maulana bermohon dengan rendah hati agar dapat sampai pada keamanan Syurgawi dan pada cahaya Syurgawi, walaupun itu hanya sinaran cahaya tunggal.

Ramai guru guru agama percaya bahawa mereka telah sampai ke kemuncak kefahaman dalam agama dan bahawa ufuk dimana mereka berdiri sekarang, adalah batas pemahaman manusia. Begitu jauh mereka dari kebenaran! Di sebalik setiap ufuk terdapat ufuk lainnya yg tidak terhitung banyaknya yg dipenuhi dgn Ilmu Syurgawi. Mintalah segala Ilmu dalam Lautan tersebut kerana Allah telah menciptakan Lautan lautan Ilmu itu utk manusia, bukan untuk diriNya. Adakah kamu fikir segala Lautan-lautan Ilmu itu sengaja disembunyikan dari manusia? Allah tidak memerlukannya…jadi Lautan-lautan Ilmu itu di cipta khusus bagi manusia untuk berusaha mencarinya.

Allah tidak memerlukan ciptaanNya…malahan ciptaanNya yang amat memerlukanNya. Jadi semua yang diciptakan bukan untuk diriNya, tetapi adalah untuk kebaikkan hamba hambanya dan ciptaan lainnya. Manusia merupakan ciptaan Allah yang diberi kehormatan yang amat hebat dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Manusia harus sedar betapa hebat/besarnya kehormatan yang diberikan atas mereka dan manusia mesti tahu mengapa!

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِىٓ ءَادَمَ

Kami telah memuliakan anak2 Adam. (Surah Al-Isra' 17:70)

Wahai ulama…misi kamu adalah untuk memberitahu manusia betapa hebat dan besarnya kehormatan yang dianugerahkan Allah atas diri mereka. Kamu mesti menyedarkan mereka dan beritahu tentang kehormatan tersebut. Bahkan Rasulullah (saw) dan para Malaikat belum dapat mencapai had penuh pengetahuan, tentang betapa besarnya kehormatan tersebut, karramna (lihat ayat di atas) yang Allah telah anugerahkan kepada umat manusia! Hal ini digambarkan sebagai Lautan atas Lautan atas Lautan kehormatan!
Maulana menunjukkan rasa terkejutnya bila mengetahui Ayat seperti diatas tidak di terangkan pada semua oleh cerdik pandai dalam agama hari ini. Mengapa? Apakah mereka merasakan Ayat tersebut tidak penting ataupun tidak terdapat apa apa pelajaran yang penting dan perlu bagi manusia didalamnya? Mengapa Allah turunkan Ayat itu jika ianya tidak mengandungi lautan kebijaksanaan yang tidak ada akhirnya. Tetapi apakah sebabnya cerdik pandai demikian tidak menghuraikan rahsia dan pelajaran yang terkandung di dalam Ayat tersebut, ataupun Ayat2 lainnya. Mereka terlalu bangga untuk merendahkan diri mereka dihadapan seorang Pembimbing2 Kerohanian, yang mempunyai hubungan sejati dengan alam ghaib dan yang memegang kunci2 khazanah Syurgawi yang dapat membuka pintu kefahaman dan tabir hikmah.

وَفَوۡقَ ڪُلِّ ذِى عِلۡمٍ عَلِيمٌ۬

Tiap-tiap orang yang berilmu pengetahuan, ada lagi di atasnya yang lebih mengetahui (Surah Yusuf 12:76)
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّـٰدِقِينَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamubersama orang-orang yang benar. (Surah At-Taubah 9:119)

يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ أَقۡطَارِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ فَٱنفُذُواْ‌ۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَـٰنٍ۬

Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus [melintasi] penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (Sultan). (Surah Ar-Rahman 55:33)

Ego membuatkan seseorang itu merasakan sukar untuk menerima hakikat bahawa terdapat orang lain yang lebih berpengetahuan dari dirinya.Tetapi Allah telah menerangkan didalam Ayat diatas, terdapat mereka yang ilmu pengetahuannya melebehi kamu, dan orang orang yang beriman digalakkan mencari Para Sadiqeen, kerana mereka diberi kekuasaan untuk menembusi di sebalik tabir2 yang menghalang kamu dari mencapai kefahaman yang mendalam. Mereka juga adalah orang2 yang mengetahui perihal Rahasia Hati. Tidak semua yang mengaku dirinya sebagai pembimbing itu benar2 seorang pembimbing. Seorang pembimbing yang benar / sejati akan membawa kamu ke Lautan Ilmu yang teramat luas, dimana dibelakangnya terdapat Lautan Kebijaksanaan, dimana dibelakangnya terdapat pula Lautan kekuasaan / kehebatan Allah yang maha Kuasa. Allah telah menganugerahkan kehormatan pada anak anak Adam,dan menyediakan mereka Lautan Lautan kehormatan yang tidak terhitung…

Kamu tidak boleh mendakwa mengetahui segalanya dalam Islam! Nabi2 yang diutus membawa pelajaran dan pesanan2 yang berbeza, sepertinya juga setiap kitab2 suci yang diturunkan, membawa wawasan dan kunci2 untuk pemahaman yang berbeza. Seorang Nabi kemungkinan tidak tahu apakah yang dibawa oleh seorang Nabi yang lain untuk umatnya/pengikutnya. Jadi jika ada terdapat hal-hal yang para Nabi2 tidak mengetahui, bagaimana pula ada sebahagian para Cendekiawan hari ini menggelarkan diri mereka sebagai ensiklopedi Islam?, Para Ulama Salafi ini, menolak ajaran Tariqah, menyebutnya sebagai bidaah, yang menyedihkan, mereka tidak sedar, tidak mengerti bahawa cara merekalah yang di tolak/tentang. Mereka percaya mereka telah memahami tafsir yang paling unggul (elaborasi/penjelasan) dari Al Quran, dan bila terdapat sebuah tafsir yang baru dari mana mana Ayat, mereka mula rasa curiga dan menolaknya. Ulama sedemikian akan memikul bebanan yang amat berat dibahu mereka, kerana mereka menggelarkan diri sebagai seorang yang cerdik pandai / berpelajaran / berpengetahuan tinggi, jadi mereka bertanggungjawab untuk membimbing pengikut2 mereka. Jika mereka tidak menjalankan amanah tersebut, mereka akan di hukum oleh Allah dengan hukuman yang lebih berat dari yang dikenakan atas orang biasa.

Wahai orang orang yang beriman, rendahkan dirimu! Kamu mesti mengaku pada dirimu, yang kamu sentiasa memerlukan bimbingan dan bantuan. Didalam setiap Ayat di kitab Suci Al Quran, terdapat Lautan Ilmu (bimbingan) yang tidak terhitung, setiap satu Lautan itu tidak ada dasarnya dan tiada pantai yang wujud. Adalah satu kebodohan dan perbuatan yang sia sia, untuk cuba menyekat penjelasan pada hanya apa yang telah kamu pelajari sahaja. Bagaimana mungkin sebutir atom dapat mengerti / memahami sebuah Lautan? Maulana bertanya. Manusia diibaratkan seperti sebutir atom, tetapi mereka punya keberanian untuk menolak selautan yang dipenuhi dengan ilmu Ilahi. Sebutir atom mungkin dapat mengerti tentang dirinya, tetapi ia tidak akan mungkin dapat memahami tentang Lautan lautan atom yang lainnya. Sama seperti seorang manusia yang dapat memikul segala bebanan dalam hidupnya sendiri, tetapi pasti tidak akan sanggup memikul bebanan seluruh manusia.

Lihatlah betapa juta banyaknya buku2 yang di karang untuk menerangkan makna Ayat2 yang terkandung didalam hanya sebuah kitab, iaitu kitab suci Al Quran! Sebanyak mana manusia menulis, Allah membuka lebih dan lebih lagi Rahasia Al Quran, akan tetapi, kesemua yang telah ditulis/dikarang dan yang dapat difahami manusia hanyalah seperti sebutir atom sahaja dibandingkan dari selautan luas kefahaman! Manusia harus sedar betapa kerdil dan lemahnya mereka…seperti sebutir atom yang jatuh ke dalam sebuah Lautan, ianya akan hilang lenyap begitu sahaja. Tetapi Allah telah menjanjikan/bersumpah bahawasanya Dia telah mengangkat Bani Adam yang kerdil/kecil dan tidak berdaya ini, sebagai seorang Khalifa, dan diberikan kepadanya kehormatan yang tidak tertanding!

Apakah Ringkasan/rangkuman, tujuan utama keseluruhan Syariah Islam? Ianya agar, hari demi hari, ego kamu bertambah lemah dan lemah, sehingga akhirnya ego mu menyerah. Pada ketika itulah, kamu akan berkata,“Aku menyerah…ya Tuhanku!” Kamu harus menyerahkan diri pada kehendakNya. Berserah dan tunduk dengan tawadduk! Jangan melawanNya, jangan melawan kehendakNya, kamu tidak akan menang, kamu tidak boleh menang!
Jika kamu telah diberi petunjuk oleh Allah untuk mendapatkan seorang guru/pembimbing yang benar, jangan berdiam diri. Jangan menyembunyikan diri, maju kehadapan dan istiharkan pada semua , “ Orang ini berkata yang benar,ikutilah dia!” agar mereka semua dapat di beri bimbingan ! perintah Allah.

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ‌ۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٲنِ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertakwa dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan pencerobohan dan bertakwalah kepada Allah, kerana sesungguhnya Allah Maha Berat azab seksaNya (bagi sesiapa yang melanggar perintahNya). (Surah Al-Ma'idah 5:2)

Maulana berkata, ini adalah satu perintah (wata’aa wanu) kamu harus membantu dalam kabaikkan. Bantulah untuk sebarkan segala pelajaran dan pesanan ini, dan kamu akan diangkat serta dianugerahkan kehormatan yang tiada batasannyanya. Sebarkanlah pelajaran ini, dengan apa cara sahaja yang kamu mampu dan kamu miliki, sebarkanlah dan bawalah segala ajaran yang benar ini kepada setiap insan di muka bumi ini. “Bantulah saya (untuk menyebarkan ajaran2 ini),” kata Maulana, “Jangan menentang saya.” Sesiapa yang menentang sesama manusia, adalah syaitan.

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَـٰنَ‌ۖ

Bukankah Aku telah perintahkan kamu wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah Syaitan? Sesungguhnya dia musuh yang nyata terhadap kamu! (Surah Ya-Sin 36:60)
Musuh Utama Bani Adam adalah syaitan. Jadi sesiapa yang memusuhi sesama manusia adalah syaitan juga. Kamu harus membantu satu sama lain dalam kabaikan, dan menghormati satu sama lain, kerana manusia telah di anugerahkan kehormatan yang tidak terfikir hebatnya. Ianya merupakan satu kehormatan yang tidak ada batasannya yang di beri pada setiap diri kamu. Tetapi alangkah pelik nya, manusia hanya menujukkan penghormatan pada para Raja2, ketua2 negara, orang2 kaya dan ternama. Apakah itu perintah Ilahi? Ramai orang2 yang sedemikian yang tidak mengambil berat dan melakukan yang terbaik terhadap sesama warga/bangsanya. Mereka lebih suka dipuja/disanjung oleh orang2 bawahan mereka! Siapakah yang memberi mereka hak/kebenaran untuk memperkecilkan/memalukan orang? Ramai orang2 yang berpengaruh/berkuasa menyalahgunakan kuasa mereka terhadap orang2 dibawah jagaan mereka, sehingga mereka dibenci . Adakah perintah untuk berbuat demikian terdapat didalam Kitab2 suci yang diturunkan? Diatas perintah siapakah mereka diberi keizinan untuk melakukan kekejaman terhadap orang2 dibawah jagaan mereka, sedangkan Allah telah berikan mereka( yang dizalimi itu ) kehormatan?

Allah telah menganugerahkan kehormatan yang sebegitu rupa untuk manusia, jadi tiada sesiapapun yang punya kebenaran untuk menjatuhkan maruah, mengaibkan maupun merendahkan orang lain.Tetapi sayangnya ramai yang berkelakuan sedemikian, sebab itulah Nabi (saw) bersabda, “Selepas pemerintahan Raja2, akan berkuasa para penzalim.” Penzalim2 itu nantinya akan menyebarkan rasuah/korupsi di merata dunia. Rakyat dikebanyakkan negara2 serata dunia, tidak berpuas hati atas pemerintahan para penzalim2 tersebut didalam negara mereka. Mereka menjadi mangsa penindasan, penganiayaan dan diskriminasi. Penguasa2 zalim ini malah menghancurkan rakyat yang lemah dengan penuh kekejaman. Kamu melihat semakin banyaknya protes dan demonstrasi ( tunjuk perasaan ), Maulana meluahkan kebimbangannya , ditakuti akan terjadi dari tunjuk perasaan / demonstrasi ini, berubah menjadi satu keganasan / kekerasan.

Rakyat yang tertindas akan menjadi lebih berani untuk menjatuhkan/menundukkan pemimpin mereka yang zalim dan menjadikan mereka hiasan awam. Lihatlah kitaran kekerasan dan kezaliman – jika seorang pemimpin itu memerintah dengan kezaliman, rakyat pasti akan memberontak dan rusuhan/kekacauan akan bermula. Tidak ada manusia yang punya kekuasaan untuk memperlakukan manusia lain dengan cara yang tidak berperikemanusiaan. Sesiapa yang memperlakukan manusia dengan kekejaman, pasti akan menerima balasan dan kemurkaan dari Ilahi.

Maulana berkata, “Saya rasa sungguh menyesal dan sangat sedih.” Ini keranaRasulullah (saw) diutus dengan membawa mesej keamanan, tetapi mesej tersebut ditenggelami dalam kejahilan mereka yang cetek pemahaman.Rasulullah bersabda didalam sebuah hadis, “Aslim taslam”– -Mereka yang tunduk dan menyerah (dalam Islam), akan mencapai keamanan dan keselamatan. Islam adalah keselamatan. Jadi datanglah. Datang dan menyerah kepada Allah, pada perintah Tuhanmu, dan kamu akan berada didalam keselamatan serta Perlindungan Ilahi di dunia dan akhirat.
Fatihah