Selasa, 26 Oktober 2010

Pesan Penting dari Sultan al-Awliya

Sultan al-Awliya
Mawlana syekh Nazim al-Haqqani
23 October 2010 Lefke, Cyprus

Yaa RijaalAllah! Madad, madad ila syarifiin 'nabiyuna wa `ali wa shaahbihi, wa masyaykhina. Madad yaa Shaahibu 'z-Zamaan Muhammad Mahdi (a), wa shalaat wa salaam juga, wa imdaad juga. Alfu shalaat, alfu salaam `ala habiibillah Sayyidi 'l-awwaliin wa' l-akhiriin! Allahu Akbar wa ajal wa a`azham wa aqwaa. Subhaanuh Sulthaanuhu wa Mulkuhu, laa yantahi. A`uudzu billahi min asy-Syaythani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim. (Mawlana Syekh duduk)

As salaamu `alaykum, ayyuha 'n-naas! Itu adalah kehormatan sejati kita, bahwa Tuhan Surgawi melalui hamba-Nya yang mulia menyerukan hamba-hamba-Nya melalui protokol Ilahiah. SubhaanAllah, Dia memanggil manusia melalui hamba-Nya yang paling tercinta, Sayyidina Muhammad (s), (Mawlana Syekh berdiri dan duduk) untuk berkata dan berseru kepada manusia, Ayyuha 'n-naas, "Wahai manusia." Setiap orang berada di Hadirat Ilahi, Dia memanggil dengan Rahmat-Nya yang tak pernah berakhir dan pemberian-Nya, ikraam yang tak pernah berakhir. Dia, Allah (swt) (Mawlana Syekh berdiri dan duduk) menciptakan dan menghormati serta berseru kepada ciptaan-Nya!

Wahai manusia! Lihat dan pahamilah. Jika kalian mempunyai pemahaman sedikit saja, kalian pasti bersimpuh, bersujud dan tidak lagi mengangkat kepala kalian, karena Tuhan Surgawi, Sultan ash-Shalaatiin, Maalik al-Muluuk, Jalla Jalaaluh (Mawlana Syekh berdiri dan duduk) berseru kepada kalian, tetapi kalian malah pergi!

Wahai manusia! Ptuuh (meludah) pada orang-orang yang tidak datang untuk berkata, “Wahai Tuhanku!” dan kemudian bersujud! Ada jutaan manusia di mana Tuhan Surgawi mengirimkan Salaam-Nya dan memberikan kemuliaan, tetapi mereka malah pergi! Pikirkan itu, wahai manusia! Jangan berpikir bahwa mereka berkata, "Orang ini berbicara, mereka perlu banyak subjek." Itu bukan apa-apa, bukan apa-apa.

Wahai orang-orang yang mengerti! Itu bukan apa-apa. (Mawlana Syekh berdiri) Asta`iidzu billah.

قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادا ً لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي
Qul law kaana al-bahru midaadan li-kalimaati rabbii la-nafida 'l-bahru qabla an tanfada kalimaatu rabbii.
Katakan (Wahai Muhammad), "Dan jika samudra menjadi tinta dan pohon-pohon menjadi pena, mereka akan habis sebelum selesai menuliskan kalimat-kalimat Tuhanku." (Surat al-Kahf, 18:109)

(Mawlana Syekh duduk) Sesuatu yang lain kini dikaruniai sesuai dengan kapasitasnya; Allah (swt) mengaruniai segala sesuatu dengan yang sesuai dengannya. Seekor semut tidak bisa memahami gajah. Oleh sebab itu jangan berpikir ketika Allah berkata mengenai kebesaran-Nya, tentang bahr, Samudra-Samudra itu, jika kita gunakan untuk kalimaatullah, firman Allah, Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Kutub Utara, Samudra Kutub Selatan, jika kita menggunakannya sebagai tinta untuk menulis, (jangan berpikir) bahwa samudra-samudra itu akan bisa menyelesaikannya. Firman Allah tidak akan pernah berakhir! Bawa tujuh puluh samudra atau tujuh puluh juta samudra, atau tujuh puluh milyar samudra! Bawa tujuh puluh trilyun samudra!

Wahai manusia! Jangan sombong, karena kesombongan hanya untuk Sifat Ilahiah-Nya Yang Mahaagung. Itu adalah Sifat Allah, bukan untuk kalian. Subhaan Sen, Subhaan Sen. SubhaanAllah, SubhaanAllah, SulthaanAllah. (Mawlana Syekh berdiri) SulthaanAllah, SulthaanAllah, SulthaanAllah. Sulthaan ul-Mutlaq. (Mawlana Syekh duduk)

Wahai manusia! Apa yang kita katakan? Yang kita katakan bukan apa-apa! Dia Yang Mahakuasa hanya meminta bahwa kita menjaga posisi sejati kita bagaimana kita menempatkan diri kita di sini.

Wahai manusia! Pikirkanlah (bertafakur) dan tuliskan padanya, “Kita adalah hamba Tuhan yang lemah.” Lakukanlah hal itu dan tuliskan pada dada kalian. Jika kalian dapat melakukannya, baik sekali untuk kalian! Semoga Allah memaafkan saya. Cukup. As-salaamu `alaykum.

(Syekh Hisyam Effendi: Mawlana, mereka sangat berterima kasih kepadamu, bahwa setiap hari engkau memberi mereka nasihat.)

Terima kasih kepada Allah.

(Syekh Hisyam Effendi: Apakah ada suatu pembukaan, insyaa-Allah, untuk nasihat-nasihat berikutnya?)

Nasihat apa?

(Syekh Hisyam Effendi: untuk besok dan besoknya lagi?)

Terserah kepada-Nya; terserah pada Kekasih-Nya yang memberikan izin.

(Syekh Hisyam Effendi: Yaa Mawlaana, Hadhrat … menyebutkan hadis, yaa `abdii athi`anii. Aja`luka rabbaaniyyan. Sayyidii, rahmatan l 'il-muridiin, Sayyidii, kepada siapa mereka meminta.)

Mereka yang meminta hanya sejumlah kecil. Ketika inspirasi baru datang, kita bisa bicara.

(Syekh Hisyam Effendi: Insyaa-Allah)

Insyaa-Allah, insyaa-Allah. As-salaamu `alaykum. Ketika perintah baru datang, mereka bisa membuat begitu banyak (tak terhingga) hamba Allah untuk bicara. Tidak perlu hanya saya yang bicara, memberikan nasihat. Dia dapat mengirimkan dan Dia dapat memberikan perintah-Nya dan memberikan salam dan kemuliaan kepada manusia. Semoga Allah mengampuni saya. Ini adalah waktu yang pendek untuk hari ini hingga akhir zaman. Mereka dapat membawa seseorang untuk bicara. Itu bukan suatu kondisi bahwa orang ini bisa bicara atau orang itu bisa bicara, tidak. Dia bisa menutup yang ini dan membuka yang lain. Kita hanyalah hamba-Nya yang kecil dan lemah, tetapi saya gembira bahwa ada suatu kebangkitan karena kata-kata surgawi dapat menyentuh kesadaran mereka. Dan saya pikir berita sesungguhnya adalah bahwa Hari Kiamat sedang mendekat dengan sangat jelas dan kekekalan adalah untuk Allah dan segala sesuatu pasti akan berakhir.

Kehidupan di dunia ini yang telah ditunjuk tengah mendekati dan Hari Akhir akan datang. Ada banyak tanda yang diketahui oleh para ulama. Allah (swt) berfirman, (Mawlana Syekh berdiri)

فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلاَّ السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَة ً فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ
fahal yanzhuruuna illa as-saa`ata an taatiyahum baghtatan faqad jaa asyraaţuhaa fa annaa lahum idzaa jaathum dzikraahum.
Tidakkah mereka tunggu-tunggu melainkan Hari Kiamat, ia akan datang dengan tiba-tiba. Sesungguhnya telah datang tanda-tandanya dan ketika ia telah datang kepada mereka, apakah manfaat dari kesadaran mereka tentang hal itu? (Muhammad 47:18)

(Mawlana Syekh duduk) Lima belas abad yang lalu, Allah (swt) telah mengatakan bahwa tanda-tanda kiamat sudah ada. Lima belas abad yang lalu! Oleh sebab itu, sedikitnya, orang harus memberi waktu untuk Kehidupan Abadinya. Semoga Allah mengampuni kita. Bila diperlukan, Tuhan Surgawi akan mengirim hamba-hamba-Nya untuk menyampaikan (nasihat) kepada kalian dan membuat kalian bangkit!

Wahai manusia! Mereka meminta kalian hanya untuk sedikit memperhatikan penghambaan kalian. Dunia ini bisa saja menjadi surga jika orang-orang mengikuti perintah suci Tuhan mereka; jika tidak, masalah dan berbagai persoalan, bala bencana akan terus menimpa mereka. Bisa saja pada suatu waktu sesuatu akan dikirim agar orang-orang memikirkannya.

Dan kalian, doakan juga untuk saya. Saya lemah dan Dia tahu; Tuhan Surgawi Maha mengetahui segalanya. Saya memohon ampunan dari Tuhan saya, Allah (swt) (Mawlana Syekh berdiri) dan memohon syafaat dari hamba-Nya yang paling suci, Sayyidina Muhammad (s)! (Mawlana Syekh duduk) Saya memohon dukungan dari para awliyaaullah, dari orang-orang suci. Saya lemah sekarang. Sebagaimana yang mereka katakan, Allah (swt) bisa mengirimkan ratusan atau ribuan pemberi peringatan kepada hamba-hamba-Nya. Syekh Hisyam Effendi berkata kepada saya bahwa ketika saya menyatakan berhenti, orang-orang syok. Tidak. "Siapa yang meminta, mereka akan menemukan/ mendapatkannya."

Wahai manusia! Jika kalian melihat dan mendengarkan, kalian akan menemukan lebih banyak lagi. Kumpulkanlah sendiri, kurangi waktu dunia kalian sedikit, dan berusahalah untuk memberikan waktu lebih banyak untuk Tuhan Sang Pencipta. Rahmat dari Tuhan Surgawi tak terhingga! As-salaamu `alaykum.

(Syekh Hisyam Effendi: wa salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh. Sayyidii. Ini adalah pesan yang sangat, sangat kuat, Sayyidii.)

Karena mereka hanya mengatakan bahwa saya hanyalah seorang naaqil, penyampai, tak lain dari itu dan saya sedikit lemah, jadi saya meminta sedikit dukungan dan kita dapat melanjutkannya, insyaa-Allah.

(Syekh Hisyam Effendi: Insyaa-Allah, Sayyidii.)

Fatihah.

(Syekh Hisyam Effendi: Sayyidii, panjang umur, didukung oleh Nabi (s), oleh Mahdi (a), oleh Allah (swt), y`utiik, yaa Sayyidii. Allah ya`tiik quwwa wa yuqawwiy rijlayk.)

Allah, Allah. Dastuur, yaa Rijaalullah, madad. Madad, yaa Rijaalullah, madad. Ila syarafin nabiyyin …


Edit this page (if you have permission) | Google Docs -- Web word processing, presentations and spreadsheets.

Bangun dan Persiapkan untuk Apa yang akan Datang!

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
22 October 2010 Lefke, Cyprus
Jumu`ah Khutbah

Ayyuha 'l-muminuun al-haadiruun ittaqullah wa athii`uuh inna Allah ma` alladziina 'ttaqaw w 'alladziina hum muhsinuun. wa qaala Allahu ta`alaa yasiin wa 'l-qurani 'l-hakiim. wa qaala wa 'n-najm idzaa hawaa maa dalla saahibakum wa ghawaa in huwa illa wahyun yuuhaa `allamahu syadiidu'l-qiwwa. wa qaala an-nabiy (s) innamal-`amaalu bi 'n-niyyaat. wa inamaa li-kulli 'mrin maa nawaa.

Wahai para pengikut Nabi (s)! Wahai para Ahlu ’l-Bayt Nabi (s)! Wahai para Sahabat! Kita harus selalu mengingat kemuliaan Nabi (s)! Nabi (s) bersabda, "Aku tidak meminta apa pun dari kalian, kecuali agar kalian berbaik hati terhadap keluargaku." Baik hati kepada keluarga Nabi (s) merupakan suatu kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah. Kepada Ahlu ’l-Bayt kita harus memberi kehormatan tertinggi jika kita mencintai Nabi (s). Dan begitu pula, mereka para pewaris Nabi (s), mereka adalah para awliya, mereka mempunyai hati yang terbuka, sebagaimana yang digambarkan dalam Kitab Suci al-Qur'an:

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
alaa inna awliyaaullahi laa khawfun `alayhim wa laa hum yahzanuun.
Ingatlah! Sesungguhnya para awliyaullah, tidak ada rasa takut pada diri mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (al-Anbiyaa, 10:62)

Awliyaaullah tidak takut terhadap apa pun dan mereka pun tidak bersedih hati. Nabi (s) bersama mereka, para Sahabat bersama mereka dan awliya bersama mereka. Para pewaris Nabi (s) itu akan bersama dengan Mahdi (a) dan menyampaikan apa yang ada di tangan mereka kepada Mahdi (a)!

Kita berada di masjid milik Sultan al-Awliya, Mawlana Syekh Nazim `Adil al-Haqqani (q). Sebagaimana yang beliau katakan (pada hari Rabu), babak pertama telah selesai dan babak kedua telah datang. Kita bersyukur kepada Allah (swt) bahwa Dia menganugerahi kita kehidupan, untuk berjumpa dengan babak kedua dalam kehidupan kita!

Wahai Mukmin di seluruh dunia! Ini adalah waktunya untuk bangkit, untuk bersiap-siap terhadap apa yang akan datang. Mungkin akan datang pesan-pesan baru, tafsir atau metode baru yang dapat dibukakan kapan saja oleh para awliya. Persiapkan hati kalian! Persiapkan koneksi kalian! Pastikan agar sambungan kalian juga siap! Berhati-hatilah dalam setiap saat kehidupan kalian; lakukan tafakur, sebagaimana yang dikatakan oleh Sayyidina Muhammad (s):

تفكر ساعة أفضل من عبادة سبعين سنة
tafakkaru sa`atin khayrun min `ibaadati saba`een sannah.
Bertafakur (kontemplasi) selama satu jam lebih baik daripada 70 tahun beribadah.

Kehidupan manusia adalah 70 tahun, dan kalian melakukan salat, puasa, memberi zakat dan pergi haji dalam kurun waktu 70 tahun itu, tetapi Nabi (s) bersabda bahwa berpikir (bertafakur) dan kontemplasi lebih baik dari 70 tahun beribadah. Mari kita lihat hati kita, mari kita gunakan pikiran kita, mari kita pikirkan apa yang kita lakukan!

Ketika Sayyidina Ibrahim (a) dilemparkan ke dalam api Namrud, apa yang beliau katakan? Hasbii Allahu wa ni`mal-wakiil, hasbii Allahu wa ni`mal-wakiil, hasbii Allahu wa ni`mal-wakiil, kemudian pertolongan Allah (swt) datang padanya. Apakah kita mengucapkan, hasbii Allahu wa ni`mal-wakiil, pada setiap tiran, kullu man tajjabar wa takabar. Kita mempunyai tempat di dalam hati kita di mana Setan dapat masuk dan kita harus mengucapkan, hasbii Allahu wa ni`mal-wakiil, karena kita tidak tahu apa yang akan datang, atau apa yang tiba-tiba datang. Dan itulah yang datang ke dalam hati Mawlana Syekh dari hati Nabi (s)! Itulah sebabnya beliau berkata bahwa kita telah memasuki babak yang baru. Kita berdoa agar kita dimasukkan ke dalam babak yang baru itu dan kita memohon agar Allah (swt) memberikan kesehatan, rahmat dan dukungan kepada Syekh kita!

Dan marilah kita ingat apa yang dikatakan oleh Sayyidina `Ali (r):
رأيت ربي بعين قلبي
فقلت لا شك أنت أنت
Ra’āitu rabbī bi ‘aini qalbī
Fa-qultu la syakka anta anta
Aku melihat Tuhanku dengan mata hatiku
Aku berkata, tidak diragukan, itu adalah Engkau! Itu Engkau!
أنت الذي حزت كل أين
بحيث لا أين ثَمّ أنت
Anta-ladzī hizta kula aynin
Bi haytsu lā ayna tsamma anta
Engkaulah yang mencakup semua "di mana"
sehingga tidak ada "di mana", kecuali ada Engkau di sana
فليس للأين منك أين
فيعلم الأين أين أنت
Fa laysa li ’l-ayni minka aynun
Fa y‘alamu al-aynu ayna anta
“Di mana” tidak mempunyai "di mana" bila dihubungkan dengan-Mu
karena "di mana" adalah untuk mengetahui Engkau di mana
وليس للوهم فيك وهم
فيعلم الوهم أين أنت‎
Wa laysa li ‘l-wahmi fīka wahmun
Fa y‘alamul wahmu ayna anta
Dan tidak ada imajinasi, yang dapat membayangkan Engkau
karena imajinasi adalah untuk mengetahui Engkau di mana
أحطت علما بكل شيء
فكل شيء اراه أنت
Ahath-that ‘ilman bi kulli syayin
Fa kullu syayin arāhu anta
Ilmu Engkau mencakup segalanya
sehingga apa pun yang kulihat, aku melihat-Mu
وفي فنائي فنا فنائي
وفي فنائي وجدت أنت
Wa fī fanā’ī fanā fanā’ī
Wa fī fanā’ī wajadtu anta
dan dalam fanaku, yaitu fana dari fanaku
dan dalam fanaku, aku menemukan-Mu

Lihatlah pada balaagha, keelokan bicaranya. Itulah ketika Mawlana Syekh bicara, beliau memberi dari hatinya apa yang perlu kita pelajari! wa laysa lak al-ayn... "Kita tidak tahu di mana "di mana", karena Engkau berada di sana."

Awliya mewarisi dari Nabi (s) untuk melihat Tuhan mereka. Itulah sebabnya Sultan kita mengatakan kemarin, "Kita tanggalkan semuanya dan kita tidak ingin disebut apa-apa! Kita ingin disebut Rabbaniyuun, karena Allah ada di mana-mana dan Dia Maha mengetahui segalanya."

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
wa nahnu aqrabu ilayhi min habli 'l-wariid.
Kami lebih dekat kepadamu daripada urat nadimu. (Qaf, 50:16)

Semoga Allah memberi umur yang panjang dan dukungan kepada Sultan al-Awliya, istaghfirullah, shalluu `alayhi wa sallimuu tasliimah. Allahuma ayyid hadza ad-diin bi muayyad ad-diin. Ya Allah! Berikanlah dukungan kepada agama ini dengan 'Pendukung Agama' (Sultan al-Awliya, Mawlana Syekh) dan kepada keluarganya dan para pendukung serta pengikutnya!

Amiin.

Penjelasan dari Perintah Sultan al-Awliya (qs)

Mawlana Syekh Hisham Kabbani
21 October 2010 Lefke, Cyprus
Suhbah before Dhikr


A`uudzu billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.
Nawaytu 'l-arba`iin, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,
nawaytu 'r-riyaadhah, nawaytu 's-suluuk, lillahi ta`ala fii haadza 'l-masjid.

As-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh. Allah (swt) berfirman:

Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim,
كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
kulla yawmin huwa fii syaan.
Setiap hari dalam kecemerlangan (yang baru) sesungguhnya Dia (bersinar)! (ar-Rahman, 55:29)

Setiap hari ada pesan yang berbeda, ada perintah yang berbeda, isu-isu yang berbeda datang, dan Allah (swt) melihat mereka dari segala penjuru. Pertama kita ucapkan, Athi`uullaha wa athi`uu 'r-Rasuula wa uli 'l-amri minkum. Sebagaimana yang biasa dikatakan oleh Mawlana Syekh Nazim (q), semoga Allah memanjangkan umurnya dan memberinya kesehatan yang baik, dan sebagaimana yang biasa dikatakan oleh Grandsyekh `AbdAllah al-Fa'iz ad-Daghestani (q), “Patuhi Allah, patuhi Nabi (s) dan patuhi orang-orang yang mempunyai otoritas.” (an-Nisaa, 4:59)

Pertama-tama saya ingin mengatakan bahwa Mawlana Syekh Nazim (q) mengirimkan salaam untuk kalian semua, mereka yang berada di sini dan mereka yang mendengarkan siaran ini dari seluruh dunia. Seperti yang kalian ketahui kita semua adalah murid beliau, di matanya kita semua berada pada level yang sama. Beliau ingin agar kita semua bersatu, dan bekerja sama sebanyak-banyaknya, untuk mengangkat nama beliau sehingga beliau menjadi bahagia ketika mempersembahkan diri kita masing-masing setiap malam di hadirat Nabi (s). Awliyaullah mempunyai suatu waktu dengan Nabi (s) dalam dimensi spiritual. Mereka mempersembahkan murid-muridnya ke hadirat Nabi (s) dan mereka mempunyai hubungan. Kita dapat mengatakan bahwa beberapa di antara mereka mempunyai sambungan audio (suara), dan kita juga dapat mengatakan di antara mereka ada yang mempunyai sambungan video (suara dan gambar), dan beberapa di antara mereka selalu berada dalam hadiratnya. Dan malam ini, pesannya jelas dan membawa banyak makna yang beliau buat kemarin. Saya ucapkan terima kasih kepada setiap orang yang mendengarnya.

Beliau berkata, dan saya bukannya mau mengulanginya, ini adalah apa yang baru saja beliau katakan, "Ini adalah satu bab yang telah lewat dan kita bergerak menuju bab berikutnya. Untuk bab pertama yang telah lewat, orang-orang harus mempelajari apa yang telah saya katakan." Dan ini adalah apa yang saya kutip, "Selama satu setengah tahun di internet, dengan sekitar 500 suhbah, asosiasi di internet, orang harus mengerti tentang jalan kita dan mengatahui apa yang kita katakan. Dan mereka harus memikirkan setiap kata yang telah saya sebutkan. Dan setiap kata yang saya katakan, orang harus merenungkannya.”

Ini bukan berarti mendengarkan suhbah beliau, dengan kata-kata yang masuk lewat telinga yang satu lalu keluar dari telinga yang lainnya, itu bukanlah pendengaran yang sesungguhnya dan pendengaran yang sempurna. Mendengar harus dengan kedua telinga, simpan di dalam, lalu dicerna dan dipelajari apa yang telah beliau katakan.

Ada seorang `alim di Beirut, yang merupakan mufti (kepala) dari semua ulama di Lebanon dan beberapa negeri di Timur Tengah. Di negeri-negeri itu, setiap kali mereka memerlukan fatwa untuk masalah-masalah yang berat tetapi tidak bisa diputuskan, mereka pergi kepada `alim itu sehingga ia dapat memberikan fatwa kepada mereka. Kami saat itu masih muda dan kami memohon kepada `alim itu untuk datang mengunjungi Grandsyekh `AbdAllah al-Faiz ad-Daghestani (q) dan Mawlana Syekh Nazim (q). Tetapi ia adalah seorang `alim, meskipun bukan `alim biasa; ilmunya melebihi setiap orang.

Allah (swt) berfirman:
وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ
wa fawqa kull dzi `ilmin `aliim.
Di atas semua alim ada alim (yang lebih tinggi). (12:76)

Di atas semua `alim ada seorang`alim (yang lebih tinggi). Di dalam pikirannya, ia mengetahui segalanya. Akhirnya ia datang bersama kami ke hadirat Grandsyekh (q) dan Mawlana Syekh Nazim (q). Ia masuk dan bersalaman dengan keduanya, tetapi itu saja, karena ia adalah seorang `alim. Dan Grandsyekh (q) membuka suhbah di hadapan Mawlana Syekh Nazim (q), `alim itu, saya dan Syekh Adnan selama tiga jam, non-stop. Ketika waktu berlalu, `alim itu mulai berkeringat. Ia menyadari adanya perbedaan besar antara ilmunya denga ilmu yang diberikan oleh Grandsyekh (q) dan yang diterjemahkan oleh Mawlana Syekh Nazim (q). Jadi, saya tidak akan masuk pada apa yang mereka diskusikan, tetapi pada akhirnya, dan kalian tahu bahwa di dalam Islam menurut Syariah tidak dibenarkan untuk mencium kaki seseorang, tetapi orang-orang melakukannya karena kecintaan mereka, dan yang demikian itu dimaafkan. Itu dilakukan bukan dengan niat bersujud (menyembah) karena sujud hanya ekslusif untuk Allah (swt), tetapi niatnya adalah mengekspresikan cinta dan kerendahan hati terhadap Syekh kalian. Itu saja dan itu dapat diterima.

Jadi `alim tersebut, dengan pelajaran dan hafalan Qur'annya, ketika ia berusia tujuh tahun, ia sudah menjadi ensiklopedia berjalan! Ketika suhbah selesai, ia mencium kaki Grandsyekh (q). Ia berkata kepada kami di dalam mobil ketika kami kembali ke Beirut, "Jika aku akan membukukan setiap kata yang disebutkan oleh Grandsyekh (q), setiap kata akan memberikan satu buku, bukannya seratus halaman, tetapi seribu halaman, aku dapat memberikan penjelasan dari apa yang beliau katakan! Dan mengenai topik-topik ini, aku mempunyai tujuh topik yang kusimpan di dalam hatiku sebelum aku berjumpa dengan beliau. Dan beliau menjawab ketujuh pertanyaanku sebelum aku menanyakannya!" Salah satu di antaranya saya akan sebutkan, tentang`ismAllahi 'l-`Azham, salah satu Nama Allah yang terbesar, yang pernah ditanyakan oleh Sayyidina Musa (a), “Yaa Rabbii! Tunjukkan padaku Nama itu!" Jadi, bagaimanapun, apa yang ingin saya katakan adalah bahwa ketika awliyaullah mengatakan sesuatu, mereka tahu bahwa fisik kita tidak dapat menerimanya, tetapi kalbu kita bisa. Oleh sebab itu mereka mengisi rohani kita dan spiritualitas kita dengan berbagai macam ilmu yang mereka curahkan.

Baru-baru ini Mawlana Syekh Nazim (q) berkata, merujuk pada 500 suhbah yang beliau berikan (di Sufilive) selama satu setengah tahun, “Aku ingin mereka memahami apa yang aku katakan, mereka harus mempelajarinya sendiri.” Lihat dan cek kembali suhbah beliau. Tulis catatan, pertanyaan dan jawab sendiri, dan pelajari apa yang beliau berikan atau kalau tidak, maka kita bisa dianggap malas! Jika kita hanya ingin duduk dan mendengar apa yang beliau katakan, tanpa memikirkan dan mempelajari apa yang beliau katakan, bagaimana kita dapat menyampaikan pesan beliau, apa yang akan kalian katakan kepada orang-orang? Kita harus mempelajarinya!

Allah (swt) berfirman kepada Nabi (s):

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim. Iqra bismi rabbik alladzii khalaq.
Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang menciptakan. (Surat al-`Alaq, 96:1)

Jika Mawlana Syekh Nazim bertanya kepada kita, apa yang akan kita jawab? "Kami tidak tahu." Beliau akan berkata, "Murid macam apa yang aku miliki?" Tetapi bagaimanapun juga, kita tidak akan terlalu panjang. Bagi saya, saya dapat memahami dua makna di sini dari suhbah beliau kemarin, karena sekarang beliau berkata, "Katakan kepada mereka bahwa bab pertama telah selesai, sekarang ada bab kedua." Allahu Akbar. Apakah bab berikutnya itu? Kemudian beliau berkata, "Akan ada bab ketiga." Allah Mahatahu. Itu artinya akan ada, menurut apa yang dapat saya pahami, setelah bab pertama ini, akan ada dua bab lainnya dan kedua bab ini akan penuh dengan ketegangan, dengan kata lain, penuh aksi.

“Waktu semakin mendekat," Mawlana berkata. Beliau berkata kemarin, "Tidak ada lagi Sufisme," ini artinya beliau ingin mengalamatkannya kepada orang-orang yang mengkritik tasawwuf. Itu adalah makna harfiahnya, makna yang dapat dipahami oleh setiap orang. Itu seperti berkata kepada musuh kalian, "Baiklah, hapuskan Sufisme, tetapi hapuskan juga Salafisme dan Wahhabisme." Karena Salafisme tidak ada, ia hanya ada pada masa Salaaf as-Saalih, tiga abad setelah Nabi (s), di mana semua Imam muncul pada masa itu. Jadi itu artinya, "Baiklah, kita tidak akan mengatakan tasawwuf ada, dan kalian tidak akan mengatakan Salafisme ada."

Meskipun ini bukanlah kata-kata Mawlana, melainkan sebuah penjelasan, jika kita masuk ke mazhab pemikiran Salafi yang tertinggi, pemimpin tertinggi dari mazhab tersebut adalah Ibn Taymiyyah, seorang cendikiawan yang muncul pada abad ke-8 Hijriah. Dan apa yang kita lihat dari ajarannya yang sampai hingga orang-orang Salaf sekarang, atau mereka yang menyebutkan diri mereka "Wahhabi" atau "Salafi" Bahkan Ibn Taymiyyah pun menerima tasawwuf di masanya. Ia mengikuti Abu Yazid al-Bistami (q), ia juga menjadi pengikut SirriSaqati (q), Sulayman ad-Dirani (q), Rabia al-Adawiyya (q), Junayd al-Baghdadi (q), dan menurut sejarah, ia mengambil bay'at dari Syekh `Abdul Qadir al-Jilani (q). Ia menerima Sufi sejati, tetapi bukannya Sufi "bisnis" atau "profesional". Ini adalah orang-orang yang menggunakan tasawwuf untuk keuntungan pribadi mereka saja. Tetapi Ibn Taymiyyah menghormati Sufi sejati yang mendedikasikan hidup mereka untuk Ummat an-Nabii (s), dan ajaran mereka tidak melanggar atau bertentangan dengan Syariah. Karena kalian lihat sekarang banyak Sufi yang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Syariah dan kita tidak menerimanya.

Kemarin Mawlana Syekh Nazim (q) berkata, “Meskipun Sufisme diterima, mari kita katakan bahwa kita tidak lagi mempunyai Sufisme atau Salafisme. Lalu apa yang kita miliki? Kita ingin menjadi Rabbaaniyuun, kita ingin menjadi hamba-hamba Allah (swt)!"

Allah (swt) berfirman:
يا عبدي اطعني اجعلك ربانيا تقول لشي كن فيكون
Yaa `abdii athi`anii aj`aluka rabbaaniyyan taquulu li syayyin kun fayakuun.
Wahai hamba, patuhilah Aku, Aku akan menjadikanmu Rabbaani, kau katakan kepada sesuatu, "Jadilah!" maka jadilah ia.

Jadi beliau berkata, "Kita ingin menjadi Rabbaaniyuun.” Itulah sebabnya beliau berkata bahwa bab baru telah tiba, menurut pemahaman saya. Beliau tidak menerangkan apa bab baru itu, tetapi beliau mengatakan, "Akan ada begitu banyak perubahan di dunia ini dan kita semakin dekat dengan akhirat sekarang." Menurut inspirasi beliau, bab pertama telah ditutup. Jika saya kembali ke 40 tahun yang lalu dalam kehidupan saya dan mengingat apa yang Grandsyekh (q) katakan setelah berdoa, "Yaa Rabbii! Bukalah tajali rahmat bagi Ummat an-Nabi (s)," doa itu telah dikabulkan dan Ummat an-Nabi (s) berada dalam rahmat tersebut. Dan beliau berkata, "Tarekat Naqsybandi akan tersebar ke mana-mana hingga masa Imam Mahdi (a)." Dan sebelum beliau meninggalkan dunia ini, beliau berkata, "Rahasia dan wewenang apa pun yang Allah (swt) berikan kepadaku, aku sandangkan mereka kepada Mawlana Syekh Nazim (q), aku berikan ia wewenang itu.”

Jadi menurut pemahaman saya, itu artinya waktunya begitu dekat sehingga beliau meminta kita untuk membuka mata kita. Ketika seorang pasien sedang sakit, kalian memberinya suntikan untuk membangkitkannya. Jadi mereka ingin mengguncangkan kita, untuk membangkitkan kita. Segala sesuatu tidak bergantung kepada Syekh dan tidak ada yang berasal dari murid, tidak. Mereka ingin sesuatu yang timbal-balik antara Syekh dan murid; sesuatu harus berasal dari murid dan kemudian Syekh dapat menolongnya lebih lanjut. Tetapi bila murid malas (tidur), Syekh menjadi frustasi karena beliau ingin mempersembahkan murid-muridnya ke hadirat Nabi (s) secara spiritual. Bagaimana beliau akan mempersembahkan kita jika kita malas? Beliau akan merasa malu terhadap Nabi (s). Jadi itu adalah suntikan agar kesadaran kita bangkit, khususnya bagi para pengikutnya, dan untuk seluruh umat pada umumnya. Bangunlah!

Dan beliau membangunkan kita untuk mencapai level ketiga dalam Islam. Apakah level ketiga dalam Islam itu? Itu adalah Maqaam al-Ihsaan, di mana Nabi (s) menjelaskan:

An ta`bud-Allah ka-annaka taraah fa in lam takun taraah fa-innahu yaraak.
Untuk menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya dan jika engkau tidak bisa melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia melihatmu.

Ketika Jibril (a) bertanya kepada Nabi (s), "Yaa Rasuulullah! Apakah status dari Maqam al-Ihsaan, level kesempurnaan moral?" Nabi (s) menjawab, "Menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya." Itu artinya Rabbaaniyuun, sekarang itu adalah era dari pembukaan maqaam pada setiap murid yang sebelumnya tertutup. Kalian harus mencapainya, kalian harus mengejarnya! Sekarang, ada tajali untuk mereka, mereka tahu apa yang mereka katakan, yang telah dibuka untuk petisi mereka dan doa mereka, di mana mereka datang kepada Nabi (s) setiap hari. Mereka meminta, mengemis, dan memohon agar Allah (swt) membuka sesuatu dari tajali itu! Agar ia datang pada setiap orang yang terhubung dengan Mawlana Syekh Nazim (q).

Mawlana Syekh Nazim (q) menanggung kesulitan para pengikutnya di pundaknya dan beliau tahu bahwa kita adalah lemah, beliau tahu bahwa kita malas. Jadi mereka berusaha untuk membangunkan kita, dan mereka berkata, "Lihat, jika kalian tidak melakukan (kewajiban kalian), kami masih melakukannya untuk kalian, tetapi jangan sampai membuat kami malu dalam hadirat Nabi (s)." Itulah sebabnya Nabi (s) bersabda,
تفكر ساعة خير من عبادة سبعين سنة
Tafakkaru sa`atin khayrum min `ibadati saba`iina sannah.
Berpikir atau bertafakur selama satu jam, akan diberi ganjaran seolah-olah engkau beribadah selama 70 tahun.

Itu artinya, "Wahai Muslim! Wahai murid-murid, para pengikut Mawlana Syekh Nazim (q)! Kita harus berpikir, mengaudit diri kita sendiri setiap hari pada apa yang telah kita lakukan, jika tidak sampai satu jam, paling tidak lakukan selama lima menit. Jangan katakan, "Aku melakukan ini baik, itu baik," jangan. Sayyidina Adam (a) berkata, "Apa yang baik adalah dari Allah (swt), dan apa yang buruk adalah dari kami." Cek, apa yang buruk dan katakan, “Yaa Rabbii! Ampuni kami untuk itu.” Allah (swt) akan senang karena kalian ingat akan kesalahan-kesalahan kalian.

Allah (swt) berfirman di dalam kitab suci Al-Qur'an:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Qul yaa `ibadiiya 'Lladziina asrafuu `alaa anfusihim laa taqnathuu min rahmatillahi innallaha yaghfiru 'dz-dzunuuba jamii`an, innahu huwa al-ghafuuru 'r-rahiim.
Katakan (wahai Muhammad), "Wahai hamba-hamba-Ku yang telah menganiaya diri sendiri! Jangan berputus asa terhadap rahmat Allah. Mintalah ampun, dan Allah akan mengampunimu. (39:53)

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلاَّ لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُواْ أَنفُسَهُمْ جَآؤُوكَ فَاسْتَغْفَرُواْ اللّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُواْ اللّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
Wa law annahum idz dzalamu anfusahum jaa’uuka f 'astaghfarullaha w 'astaghfara lahumu 'r-rasuulu la-wajaduullaha tawwaaban rahiima.
Sesungguhnya, jika mereka ketika menganiaya diri mereka sendiri kemudian datang kepadamu (wahai Nabi), lalu memohon ampun kepada Allah, dan Nabi pun memohon ampun untuk mereka, tentulah mereka akan mendapati bahwa Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (4:64)

Tak seorang pun dari Wahhabi atau Salafi yang dapat mengatakan bahwa kalian tidak bisa pergi kepada Nabi (s), karena Allah (swt) menyebutkan hal itu di dalam kitab suci Al-Qur'an! Kalian harus menghadap beliau! Dari tempat kalian, kalian berdoa, Wa law annahum idz dzalamu anfusahum jaa’uka yaa Muhammad, "Mereka datang kepadamu, yaa Muhammad (s), secara langsung dari sini." Fastaghfarullah, "Mereka meminta ampun bagi mereka dalam hadiratmu dan engkau memintakan ampunan bagi mereka. Allah (swt) akan mengampuni mereka."

Allah berfirman di dalam kitab suci Al-Qur'an:
قُلِ اللّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ
qul Allah wa dharhum fii khawdihim yal`abuun.
Katakan "Allah," lalu biarkan mereka bermain-main dalam kesia-siannya. (Surat al-An`am, 6:91)

“Katakan, ‘Allah!’"Ini bukan berzikir kepada Allah (swt); Allah berfirman di dalam kitab suci Al-Qur'an kepada Nabi (s), "Katakan ‘Allah!’ Lalu tinggalkan mereka untuk bermain apa pun yang mereka sukai atau menyangkal apa pun yang ingin mereka sangkal, tetapi katakan, ‘Allah!’” Jadi zikir "Allah" dapat diterima, tidak seperti yang mereka katakan, "Tidak diterima." Pintu dari bab kedua telah terbuka sekarang, untuk mengucapkan, Allah, Allah, Allah, lalu tinggalkan mereka, jangan ganggu mereka. Itulah yang dikatakan oleh Mawlana kemarin di dalam suhbah. “Jangan ganggu! Jangan katakan, 'Aku seorang Sufi,' tetapi katakan, 'Rabbaani.' Jangan katakan, 'Aku seorang Salafi,' katakan, 'Allah!'" Qul Allah! Dia tidak mengatakan, "Qul Sufi atau Salafi." Dia berfirman, Qul Allah, tsumma dzarhum fi khawdhihi yal`abuun. Katakan dulu kepada mereka, “Yaa Allah!” lalu, “Yaa Muhammad!” Biarkan mereka mengucapkannya.

Semoga Allah (swt) memanjangkan usia Syekh kita, memberinya kesehatan, dan memberi kita agar selalu bersamanya dan bersama dengan Mahdi (a).

Wa min Allahi tawfiiq wa salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh. bi hurmati 'l-barakaatuh, wa bi hurmati ‘l-habiib, bi hurmati ‘l-Fatihah.

(Mawlana Syekh Hisyam (q) membaca khatm.)

Setelah khatm:

Mawlana Syekh Nazim (q) berkata kemarin bahwa ini adalah suhbah terakhir yang beliau berikan dan mulai sekarang tidak akan ada suhbah lagi. Jadi kita memohon kepadanya kemarin, “Engkau penuh rahmat dan kami berharap agar engkau mengubah apa yang telah kau katakan.”
Beliau berkata, “Mereka menutupnya dari atas.”
Kami berkata, “Yaa Sayyidii! Engkaulah yang berada di atas dan engkau dapat membukanya kembali!”
Beliau berkata, “Katakan kepada mereka,” dan sekarang hari ini, baru saja, bagian terakhir, “Kita akan lihat nanti.”

Jadi kalian semua, adalah tugas kita di sini dan mereka yang mendengar dan menyaksikan kami (di Sufilive), untuk memohon kepada Allah (swt) agar beliau kembali memberikan apa yang biasa beliau berikan di dalam suhbah. Dan sungguh, tajali beliau sangat kuat kemarin! Awliyaullah telah menyegel sesuatu dan mereka tidak mengatakan apa itu. Itu artinya suatu izin yang berasal dari Nabi (s) kepada Sayyidina Mahdi (a), karena beliau menantikan satu izin untuk mengucapkan Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Sesuatu telah disampaikan melalui kalbu para awliyaullah, karena saya tahu bahwa Mawlana tidak pernah menghentikan suhbah beliau sepanjang hidupnya, beliau dapat berbicara sepanjang siang dan malam, tetapi terjadi beberapa perubahan. Jadi malam ini dalam sujud saat Salaat an-Najaat, mintalah agar Mawlana Syekh melanjutkan apa yang beliau katakan akan dihentikan, dan kita memintanya dari kita semua!

Bi hurmati 'l-habiib, bi hurmati 'l-Fatihah.

Minggu, 24 Oktober 2010

Kekuatan Rahasia yang Menggerakkan Makhluk Materi

Mawlana Shaykh Nazim Adil Al-Haqqani Sultanul Awliya
Tuesday, Sep 15, 2009 | Lefke CY

Fatiha.
Kita berdiri. Semuanya berdiri untuk Sang Pencipta, kepada Penguasa Surga. La ilaha illa Anta. Ya Allah Engkaulah Tuhan kami, Pencipta kami, segala sesuatu milik -Mu. Tak berarti apa-apa selain Engkau, Engkaulah Pencipta, Engkaulah Penakluk, Engkaulah Yang Maha Agung, Yang Maha Mulia, Engkaulah Raja bagi seluruh makhluk. Ya Tuhan kami, anugerahkanlah penghormatan-Mu yang terbaik dan tertinggi kepada Yang Paling Engkau Cintai di Hadirat-Mu, Sayyidina Muhammad . Engkau menjadikannya sebagai Sayyid.



Ketuhanan-Mu yang mutlak, semua Penghormatan-Mu yang mutlak, dan semua Kemuliaan, Keagungan serta Kekuasaan-Mu, hanya untuk-Mu. Kami sangat berterima kasih kepada-Mu, wahai Tuhan kami. Ya Allah, Engkau Maha Suci, Engkau adalah Sultan.



Subhan-Allah, Sultan-Allah, `Aziiz-Allah, Kariim-Allah.

Engkau adalah Samudra Kemutlakan dan Kerajaan Yang Maha Agung dan Maha Megah, tidak ada yang tahu awal dan akhir dari keberadaan-Mu. Engkau adalah Allah .

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar `ala man takabbar wa tajjabar.



Ya Rasulullah! Engkau adalah khalifah dari Tuhan Pencipta alam semesta. Engkau adalah representasi Tuhan yang Maha Kuasa. Hanya engkau, tidak ada yang kedua, hanya engkau. Semua orang harus memberikan penghormatan yang tinggi kepadamu, ya Muhammad . Allahumma shalli wa sallim wa baarik `alayh. Berikanlah beliau lebih banyak, lebih banyak dan lebih banyak lagi, tiada henti-hentinya segala kemuliaan, keagungan dan puji-pujian. Ya Rabb, Ya Tuhan kami, berikanlah kepadanya. Kami adalah hamba yang lemah. Dengan kelemahan ini kami memohon agar melalui bulan suci ini Engkau memberikan kepada kami setetes dari Samudra Kemurahan-Mu yang tak berakhir. Hanya satu tetes saja akan dapat mengambil semuanya dari hamba-Mu ini. Ya Rasulullah! Kami sangat tersanjung bisa bersamamu. Alfu 'sh-shalaat alfu 's-salaam `alayk ya sayyid al-awaliin wa 'l-akhiriin Muhammad Musthafa, anta Muhammadun wa Ahmadun wa Mahmuudun, Ya Musthafa Ya Mujtaba. Allah, anta al-Mubtada wal-Muntaha. Ya Rasulullah, berikan berkah dan karuniamu kepada umatmu yang lemah ini. Umat Muhammad . (duduk)



Dastuur Ya Sayyidii. Dastuur. Wahai yang paling tinggi, yang paling agung, yang paling mulia di Hadirat Ilahi. Wahai Hadirat Yang Sempurna, hanya engkau yang berada di sana, tidak ada yang lain. Hanya engkau! Wahai manusia! Dengarlah, perhatikanlah dan patuhilah dan cobalah menjadi orang yang patuh. Senantiasa berikan penghargaan, pujian dan selawat kalian kepada khalifah Tuhan, Sayyidina Muhammad . Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah. Dan kita telah diperintahkan, wahai para pendengar, wahai manusia, wahai manusia, wahai manusia. Kita telah diperintahkan untuk belajar dan tahu cara menjadi hamba yang tulus dan rendah hati. Allah Allah, Ya Rabb, Wahai Pencipta. Wahai Pencipta. Wahai Yang Mencipta dari masa pra-Abadi sampai masa Abadi dan Engkau tidak membutuhkan apa-apa dari yang Engkau ciptakan. Astagfirullah. Kita memohon ampun atas apa yang dipikirkan ini. Dia mencipta terus-menerus dan ciptaan-Nya dari masa pra-Abadi sampai Abadi akan pula terus berlanjut. Penciptaan baru, berlanjut terus, tak terhitung jumlahnya dan Dia tidak membutuhkan apa-apa. Jika Dia membutuhkan sesuatu maka Dia tidak akan menjadi Pencipta ataupun Tuhan dari semua ciptaan-Nya, Dia tidak akan menjadi Penguasa Surgawi dan Dia tidak akan menjadi Pencipta jika Dia membutuhkan sesuatu. Dia tidak akan menjadi Tuhan bagi ciptaannya. Tidak. Menciptakan dan Memberikan. Dia Pencipta. Tidak ada yang dapat memahami ataupun mampu mencapai batas penciptaan-Nya, atau bahkan tidak ada yang mampu mencapai batas kekuatan penciptaan-Nya. Hanya Dia Yang Maha Kuasa yang dapat menjadikan sesuatu menjadi ada, Dia hanya mengatakan: "datang dan tunjukkan dirimu dan katakan La ilaha ill-Llah Muhammadun rasulullah" Segala sesuatu terbentuk dengan mengatakan La ilaha ill-Llah dan representasi mutlak-Nya Sayyidina Muhammad .



Kalian diperintahkan untuk mengucapkan A`udzu Billahi min-asy-Syaythan-ir-rajiim. Semua hal yang buruk adalah representasi dari Setan. Segala keburukan, segala kutukan dan segala kebohongan adalah milik Sadanas, Setan. Mungkin kalian akan bertanya, untuk apa Penguasa Surgawi menciptakan Sadanas, Setan? Sekarang kita meminta untuk memasuki apa yang disebut sebagai sisi Surgawi yang Suci, pengetahuan apa yang diberikan kepada saya untuk disampaikan kepada kalian. Kita mendekati satu titik pertemuan dan oleh karenanya kita harus mengatakan A`udzu Billahi min-asy-Syaythan-ir-rajiim. Wahai Tuhan kami, kami berlari menjauhi Setan dan berusaha mendekati-Mu dan semoga Engkau melindung kami. Dia mengatakan jika kalian memerlukan perlindungan, panggil saja Aku dan katakan Bismillah-ir-Rahman-ir-Rahim, dengan nama Allah Yang Maha Kuasa, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, lalu Aku akan semakin mendekati kalian. Antara kalian dan kalian. Dia, Dia Yang Maha Perkasa, Dia begitu dekat atau saking dekatnya, sedekat kalian yang tak pernah bisa lebih dekat dari diri kalian sendiri. Kalian tidak tahu siapa diri kalian dan tidak tahu untuk apa kalian ada. Kalian tidak tahu apa tugas kalian. Kalian tidak tahu untuk alasan apa kalian ada dan diciptakan. Dan Allah Yang Maha Perkasa berfirman Aku lebih dan lebih dekat bahkan antara kalian dan diri kalian sendiri. Kalian begitu jauh, bahkan tak terbatas jauhnya dari diri kalian sendiri tetapi Aku begitu dekat dengan kalian, dari segala sesuatu yang tak berjarak, Aku bersamamu. Bagaimana? Jangan tanya, kalian tidak tahu, ini hanya untuk Sang Pencipta. Saya tahu itu tetapi kalian tidak tahu rahasianya. Rahasia itu milik makhluk yang Perkasa.



Oleh karena itu ucapkanlah Bismillah-ir-Rahman-ir-Rahiim. Sebutlah nama Suci-Ku dan Aku akan memberimu tanpa akhir. Setiap kali kalian mengucapkan Bismillah-ir-Rahman-ir-Rahiim kalian tidak akan kosong ataupun sifir, tangan kosong/tanpa hasil. Ucapkanlah itu setiap kali mau memasuki Samudra Kekuasaan-Ku, Samudra keagungan-Ku, kerajaan-Ku, penciptaan-Ku dan kekuatan-Ku. Wahai manusia! Perhatikan dan jalankan adab yang baik, perilaku yang baik. Saya meminta adab yang baik dari kalian, wahai manusia. Berapa banyak manusia hidup di muka bumi ini? Tidak ada yang tahu kecuali Penciptanya. Wa `addahum adda. Saya tahu berapa banyak yang diciptakan dan meninggal dunia dan hidup dan harus meninggal juga. Satu setelah yang lainnya. Saya tahu dari masa pra-Abadi sampai masa Abadi. Saya menambahkan dan menghitung, menghitung dan tidak ada seorang pun yang tahu. Allahu Akbar Allahu Akbar.



Wahai manusia, apa yang selalu kalian pikirkan tentang sesuatu yang paling berharga bagi kehidupan manusia? Apakah itu? Itulah Ilmu Pengetahuan, sebuah jawaban Surgawi. Hal yang paling berharga bagi kalian adalah Ilmu Pengetahuan. Dia mencipta pertama kali manusia pertama dan memberinya sesuatu dari pengetahuan Surgawi. Tidak ada satu pun yang diberi pengetahuan Ilahiah, kecuali satu, Sayyidina Muhammad . Sifat-sifat surgawi mungkin dianugerahkan tetapi Pengetahuan Ilahi tidak, itu bukan untuk orang lain. Hanya Sayyidina Muhammad .



Tentang Hadirat Ilahi, kalian tidak bisa berbicara apa-apa. La qadarahu marratan ukhra. Pertama lihatlah stempel Nabi , makhluk Surgawi, namun untuk Hadirat Ilahi, tidak ada siapa pun di sana. Tak ada seorang pun berhak atasnya. Samudra Surgawi juga tak terhitung dan semuanya samudra tak bertepi. Hampir semua hal berharga yang dianugrahkan kepada manusia adalah Ilmu Pengetahuan wa allama adam al-asma, yang juga diberikan kepada Adam . Wahai manusia! Cobalah belajar dan berpikir untuk memahami ilmu kebijaksanaan. Penguasa Surgawi menganugerahkan kepada kita untuk menjadi wakil-Nya dan Engkau mencipta dan berkata Aku tahu tetapi kalian tidak tahu. Lalu Allah mengajari Sayyidina Adam , tetapi wahai manusia! Itu tidak mungkin, tidak mungkin untuk diajar secara langsung oleh Penguasa Surga, untuk mengajar harus ada pengajar. Kalian tidak bisa mengatakan pengajarnya adalah Allah . Siapa yang mengajar ketika dikatakan wa `allama adam al-asma memberikan pengetahuan kepada Adam . Tanpa wasilah, tanpa koneksi 2 hal yang menjadi sebab akibat, tak seorang pun dapat menerima sesuatu secara langsung dari Allah . Lalu siapakah dia, yang menjadi perantara? Dia adalah Sayyidina Muhammad . Ya Sayyid al-awwaliin wal-akhiriin. Asta'idz Billah ar-Rahman `allam al-Quran khalaqa al-insaan `allamahu al-bayan. Jika kalian meminta berbicara tentang samudra-samudra ini mungkin akan selesai tetapi pengetahuan yang datang dari ayat-ayat suci ini tak akan pernah berakhir. Dan oleh karena itu Penguasa Surgawi memberi pengetahuan kepada anak manusia, karena jika Allah meminta untuk memberikan penghargaan kepada seorang hamba, membuatkan jalan baginya untuk mengetahui. Oleh karena itu wahai Pendengar as-salaam alaykum. (Wa `alaykum salaam wa rahmatullahi wa barakatuhu). Dengar dan perhatikan dan terimalah apa yang hamba yang lemah ini katakan dan sampaikan kepada kalian. Renungkan ini.



Anugerah terbesar kita adalah ilmu pengetahuan dan memberi pengetahuan, memberi pengetahuan kepada umat manusia di mana para malaikat ketika Allah memerintahkan untuk menjelaskan nama-nama penciptaan, para malaikat mengatakan, “Kami tidak tahu”. Dan Allah memerintahkan Adam untuk mengajari mereka…



Wahai para pendengar jangan berpikir bahwa materi dapat memberi kalian berkah/ kemuliaan. Tidak. Apa yang telah dianugerahkan dari pengetahuan suci adalah dari Surga. Untuk belajar dan tahu, menurut pengetahuan kalian, kalian telah dianugerahi kemuliaan, kekuatan dan cahaya. Pengetahuan memberi cahaya kepada manusia. Jangan berpikir bahwa emas atau batu-batu berharga atau julukan-julukan imitasi memberi kalian cahaya, tidak. Saya sangat menyesalkan, bahwa sekarang dari timur ke barat, termasuk dunia muslim juga, mereka hanya meminta pengetahuan duniawi saja. Mereka mencoba belajar lebih dan lebih dalam lagi tentang alam. Tetapi mereka tidak mempelajari segala sesuatu tentang alam yang dapat memberimu cahaya. Cahaya datang dari Surga dibawa oleh Nabi, oleh karena itu wajah mereka bagaikan cahaya matahari. Siapa pun yang telah dianugrahi pengetahuan Suci dari surga, wajah mereka bersinar seperti matahari karena hati mereka penuh dengan Cahaya Ilahiah.



Wahai manusia, kesempatan ini hanya datang satu kali saja, kalian tidak dapat kembali setelah melewatinya. Kalian meminta untuk mencapai sebuah cahaya. Pada Hari Kebangkitan, mereka yang kehilangan kesempatan untuk memiliki cahaya Surgawi ini, mereka menyesal karena seharusnya melihat para hamba yang telah dianugrahi cahaya dan mencarinya diantara mereka, bukan cahaya dari dirinya sendiri, dan seharusnya mereka meminta dan mendekatinya sambil berkata” Wahai orang-orang yang tercerahkan, tunggulah sejenak, biarkan aku mengambil sebagian cahaya darimu – karena engkau adalah orang yang tercerahkan, sungguh kami tidak memilik cahaya apa pun di sini. Tolong berhenti sejenak dan beri kami sesuatu yang dianugerahkan kepadamu dari Cahaya Pengetahuan yang telah engkau dapatkan”. Tetapi kalian mengatakan, “Tidak mungkin, tidak mungkin, tidak mungkin. Kalian kehilangan kesempatan ketika kalian bersama materi duniawi dan kalian tidak mengejar untuk mengambilnya bahkan seberkas cahaya dari Cahaya Surgawi, dari orang terpilih yang merupakan makhluk terpilih tetapi kalian lebih suka mendekati Sadanas yaitu Setan, di mana tidak ada cahaya untuk dirinya dan kalian tersesat dan sampai di Tirai yang besar, membuat mereka keluar dan berada dalam kerajaan kegelapan, wilayah kegelapan, mereka berlarian memasukinya. Tidak ada kesempatan sama sekali untuk datang dan mengambil cahaya dari orang yang tercerahkan.



Wahai manusia! Saya mencari dan melihat Timur dan Barat dan semua dunia Islam juga mengejar kegelapan, bukan mengejar dunia yang tercerahkan melalui orang-orang yang tercerahkan. Tidak ada satu pun yang mengambil pelajaran dan mengajarkan pengetahuan Surgawi. Wahai manusia, itulah kehormatan kalian. Jika kalian mendengarkan, kalian akan mencapai cahaya dari stasiun Cahaya. Jika tidak, kalian akan selamanya di dalam kegelapan yang terhijab dari Allah . Inilah samudra. Wahai manusia! Pedulilah.



Bawalah pengetahuan semacam ini ke sekolah-sekolah kalian, atau universitas atau sekolah menengah. Bawalah pengetahuan yang tercerahkan yang memberi para siswa cahaya melalui hati dan pikiran mereka. Tetapi saya sangat menyesal, mereka tidak peduli dan kegelapan telah membuat mereka lebih buas. Kegelapan membuat manusia gelap, gelap, mereka saling memakan satu sama lain. Mereka membunuh satu sama lain, memberi kesulitan satu sama lain dan saya katakan, tidak ada kekuatan pada hamba yang kecil dan lemah ini. Saya tidak dapat melakukan apa pun. Jika saya dapat melakukan sesuatu untuk menghancurkan semua sekolah atau universitas lalu membawa mereka kepada orang orang yang tercerahkan dengan pengetahuan yang tercerahkan, tetapi sampai mereka memahami poin ini, saya telah berteriak kepada semua agama juga, tetapi mereka semuanya lebih tertarik kepada politik, ini dunia yang kotor dan ini kesepakatan yang kotor pula.

Saya memanggil mereka. Kalian mempunyai tanggung jawab yang berat, jika satu tetes darah saja jatuh ke bumi kalian harus mempertanggungjawakannya di Hadirat Ilahi. Wahai orang-orang religius, wahai Paus, wahai para kepala keluarga, wahai Timur dan Barat dan di mana pun di dunia ini, pikirkan tentang ini. Jika tidak ada sesuatu yang datang, mengambil dengan pendengaran, mengangkatnya sampai tinggi lalu jatuh tersungkur. Jadilah rendah hati dan menghargai orang lain untuk Tuhan-Mu dan cobalah ambil cahaya dari orang-orang yang tercerahkan. Orang-orang tercerahkan adalah para Nabi dan para pengikut setianya dan para khalifahnya. Semoga Allah memaafkan saya dan memaafkan semua orang dan mengirimkan seseorang untuk mengajari kita agar tidak jatuh tersungkur dan mampu tetap menjaga diri. Wahai Tuhanku, kami lemah, kirim kami hanya satu, bahkan yang terlemah yang dapat mengambil semua kerajaan Setan di seluruh Timur dan Barat dan melemparkannya jauh-jauh.



Tawbah Ya Rabbii, Astaghfirullah. Fatiha.



dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm

dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm



Wahai manusia yang diciptakan

Hanya untuk-Nya saja,

dengarkan dan patuhi

segala perintah

dan aturan-Nya



Dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm

Dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm



Kalian harus perhatikan

Dan kalian dengarkan

Dan kalian harus berusaha

Untuk memahami.

Apa yang Surga nyanyikan

Dan kirimkan kepada kalian

Beberapa sinyal

Untuk menyelamatkan kalian

Dari kegelapan

Dan dunia gelap

Yang tak pernah berakhir



dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm dumm

Dumm dumm dumm dumm dumm dumm duum dumm



Tawbah Ya Rabbii, Astaghfirullah, Fatiha.

Mengapa Orang Menjadi Lelah

Sultan al-Awliya
Mawlana Syekh Nazim al-Haqqani
9 August 2010 Lefke, Cyprus

Dastuur, madad yaa Sulthan. (Mawlana Syekh berdiri)
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Aziiz Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Kariim Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sulthaan Allah

Nahnu `abiidhuk irhamna fa laa n`abuduu ill 'Llah yaa Rabb! Yaa Rabbana zid habiibaka `izzan wa syarafa nuuran wa suruura, ridhwaanan wa sulthaana. Zidhu yaa Rabbana, saa'iri 'l-anbiya wa 'l-awliya fa man tabi`ahum bi-ihsaan ila Yawmu 'l-Qiyyamah. Irham da`fana irham dun lana. Yaa Rabba'l-`izzati wa'l-`azhamati. A`uudzu billahi min asy-Syaythani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim. Allahuma qawwii d`afanaa li ridhaak, "Ya Allah! Berikanlah kami kekuatan dalam kelemahan kami." (Mawlana Syekh duduk).

Tsumma as-salaamu `alayka yaa Shaahib al-Waqt, yaa Qutb al-Mutasarrif a`iinuuna bi `awnillah yaa rijaalAllah, kita adalah hamba-hamba yang lemah. Wahai orang-orang yang suci, berikan dukungan surgawi dan tolonglah kami agar berada di jalan yang benar, untuk menjaga perintah suci Tuhan kami, Pencipta kami. Subhaan Allah! Sulthaan Allah!

Wahai hadirin! As-salaamu `alaykum. Kalian harus menjaga beberapa nasihat. Jika kalian tidak sanggup menjaga semuanya, kita harus berusaha untuk menjaga beberapa di antaranya.

O Salaafiyuun, ulama-ulama Salafi! Marhaban bikum, "Selamat datang kepada kalian!" Marhaban untuk siapa? Kalian bisa mengatakan, marhaban, marhaban, yaa syahr as-siyaam, bulan puasa. Marhaban, marhaban, yaa syahr al-qiyaam, bulan qiyam (berdiri) dalam doa. Marhaban, marhaban, yaa syahr al-ghufraan, bulan pengampunan! Marhaban, marhaban!

Wahai Mukmin! Ubahlah arah kalian di bulan yang paling suci di antara kedua belas bulan ini. Jangan buat bulan suci ini seperti bulan suci lainnya atau bulan-bulan biasa lainnya. Bulan suci Ramadan mempunyai kekhususan di mana makhluk-makhluk surgawi dan para malaikat begembira, lebih bergembira dan paling gembira di bulan suci ini! Apa sebabnya ia menjadi bulan yang paling suci? Wahai ulama-ulama Salafi, katakan! Katakan! Apa sebabnya syahr ar-Ramadhan, bulan suci Ramadan, mempunyai status yang istimewa di antara bulan-bulan lainnya? Jelaskan itu kepada hamba-hamba Tuhan kita. Kita semua adalah hamba. Itu adalah kehormatan tertinggi yang telah dianugerahi oleh Tuhan kita, Allah (swt): yaitu untuk menjadi hamba-hamba-Nya. Pengabdian adalah level yang paling terhormat bagi seluruh manusia dan seluruh umat, mulai dari Adam (a) hingga kepada Nabi Penutup, Sayyidina Muhammad (s). (Mawlana Syekh berdiri dan duduk)

Wahai manusia! Siapa yang bekerja untuk Allah (swt) ia tidak akan merasa lelah. Kalian merasa lelah setiap hari. Mengapa? Apakah kalian tahu?

Wahai ulama-ulama Salafi! Mengapa kalian tidak mengatakan kepada orang-orang mengapa mereka lelah? Jawab! Saya bertanya, apa jawaban dari pertanyaan itu? Untuk apa manusia menjadi lelah? Itu adalah hal penting. Jelaskan kepada muluuk kalian, raja, syekh, orang-orang kaya, dan orang-orang yang merasa lelah, "Untuk apa kalian sampai lelah?" Yang Mulia juga lelah, bahkan Sultan Brunei pun lelah. Mengapa? Apa yang membuat sultan menjadi lelah? Katakan, ulama di Brunei akan menjadi pengikut Wahhabi dan berada di jalan yang salah. Sebelumnya, Sultan yang mulia sangat peduli dan senang dengan perayaan Maulid Nabi Penutup, Sayyidina Muhammad (s). (Mawlana Syekh berdiri dan duduk) Tetapi orang-orang di sekelilingnya kebanyakan adalah pengikut Wahhabi dan mereka mengatakan, "Wahai Sultan! Itu adalah bid`ah. Jangan lakukan itu, tinggalkan itu." Itulah nasihat mereka kepada Yang Mulia, dan lambat laun perayaan itu tidak terlihat lagi, tidak terdengar dan menjadikan hari kelahiran Nabi Penutup (s) sebagai hari biasa. Tidak!

Wahai ulama-ulama Salafi! Kalian menasihati Yang Mulia agar tidak membuat perayaan maulid untuk Nabi Penutup (s), tetapi kalian tidak mengatakan apa-apa ketika Yang Mulia mengadakan perayaan ulang tahun bagi putra putrinya. Tidak ada yang mengatakan, "Itu bid`ah, itu tidak benar," tetapi merayakan kelahiran Nabi Penutup (s), mereka mengatakan, "Tidak, itu tidak benar." Allah (swt) akan mengirimkan sakit kepala ke kepala kalian dan tidak ada dokter yang dapat menyembuhkannya! Datang kepada kalian, masuk ke kepala kalian hingga kalian akan menghabiskan sebotol penuh tablet, tetapi penyakit itu tidak sembuh juga karena kalian adalah orang-orang yang menentang hamba yang paling mulia di Hadirat Ilahi, Sayyidina Muhammad (s)! (Mawlana Syekh berdiri) Untuk maulidnya kalian mengatakan, “Itu adalah bid`ah, itu tidak benar." (Mawlana Syekh duduk).

Tetapi kalian tidak mengatakan apa-apa bila Sultan yang mulia membuat perayaan untuk putra mahkotanya! Kalian menghadiri acara itu dan berkata, "Selamat panjang umur dan bahagia untuk Putra Mahkota Yang Mulia!" Allah (swt) akan mengirimkan nyeri ke dalam kepala kalian, wahai ulama-ulama Salafi di Brunei dan tak ada yang dapat menghentikannya! Itu cocok untuk kalian, ya. Kalian akan mengerti mana yang benar dan mana yang salah. Kalian akan mengerti! Berikan penghormatan dan pengagungan tertinggi kalian kepada Nabi Penutup (s), Sayyidi 'l-Awwaliin wa ’l-`Akhiriin (s)! Tetapi apa yang kami katakan? Kami katakan, mengapa kalian lelah? Mengapa kalian lelah? Katakan kepada para pengikut kalian!

Wahai para hadirin! As-salaamu `alaykum. Waspadalah! Dengar dan perhatikan! Jagalah nasihat surgawi. Apa yang membuat orang menjadi lelah? Katakan kepada manusia! Kalian tidak bisa mengatakannya? Kita bisa mengatakan, bi `idznillah, karena kalian tidak melakukan apa-apa untuk mencapai rida Tuhan kalian. Kalian mengikuti ego kalian, membuatnya puas. Jika seseorang membuat egonya senang, upaya itu, perbuatan itu membuat kalian lelah. Segala sesuatu yang bukan demi Tuhan Surgawi merupakan beban berat bagi pundak raja-raja, ratu, pageran, putri, gubernur, presiden dan seterusnya.

Wahai manusia! Kalian harus tahu mengapa kalian merasa lelah. Tidur? Mengapa orang merasa lelah? Karena mereka tidak bekerja untuk Allah, Jalla Jalaaluh. (Mawlana Syekh berdiri) Subhaanahu wa ta`ala Rabba `ama yusyrikuun, (Mahasuci Allah atas apa yang mereka anggap berasal dari-Nya) (Mawlana Syekh duduk) Apa yang membuat orang merasa lelah? Kalian harus mengerti dan kalian harus bertanya pada ulama-ulama Azhar asy-Syariif, doktor Syariah, ulama-ulama dan ulama-ulama Salafi, mengapa manusia merasa lelah? Biasanya manusia tidak akan merasa lelah.

Wahai ulama-ulama Salafi! Katakan, apakah pernah suatu hari, atau pada suatu waktu Nabi Penutup (s) berkata, "Aku lelah." Katakan! Beliau tidak pernah mengatakannya. Tetapi kita merasa lelah, termasuk saya juga, dan saya memohon ampun dan saya merasa lelah. Siapa pun yang bekerja untuk Allah (swt) tidak akan merasa lelah. Mereka akan seperti raksasa, penuh tenaga! Tangan mereka sangat kuat, badan mereka kuat, kepala mereka sangat kuat dan setiap organ mereka sangat kuat! Saya harus mengatakan hal ini karena raja-raja, pangeran, umaraa wa 'l-muluuk, [pangeran dan raja] Syekh, dan orang-orang kaya, mereka semua kelelahan. Jika seseorang merasa lelah, itu artinya setiap organ tubuhnya merasa lelah, tidak pernah melakukan syahadah, selalu jatuh. Pemahaman yang bagus, Syekh dan muluuk, raja, karena kalian tidak bekerja untuk raja, oleh sebab itu organ-organ tubuh kalian melemah. Jika kalian bekerja untuk Allah (swt), kalian tidak akan merasa lelah, seperti Nabi Penutup (s)!

Tetapi tiang penyangga tenda kalian telah jatuh. Kalian bisa pergi ke timur dan barat untuk menemukan penyembuhannya, tetapi kalian tidak dapat menemukannya, karena jika kalian lelah, setiap organ pun lelah, habis. Bila kalian lelah, kalian harus mengerti. Di mana kalian, wahai ulama-ulama Salafi? Katakan kepada orang-orang dengan bahasa Arab, bahasa Turki, dan Urdu. Orang menjadi lelah karena mereka tidak hidup untuk Allah, karena mereka tidak bekerja untuk Allah, karena mereka adalah agen-agen Setan, karena mereka bekerja untuk Setan, dan mereka akan kelelahan di dunia dan akhirat! Semoga Allah mengampuni kita. Itu adalah hal yang penting. Allah, Allah. Allah, Allah. Oleh sebab itu, saya berdoa untuk orang-orang yang menentang saya agar mereka menjadi lelah dan tidak ada dokter dari timur ke barat yang dapat menyembuhkan mereka. Jangan melakukan penyerangan terhadap saya! Kadang-kadang saya adalah orang yang mudah tetapi kadang-kadang saya sangat keras, orang yang sangat sulit!

Itu adalah sebuah khotbah untuk merayakan, itu bisa menjadi sebuah deklarasi demi kehormatan bulan suci, Ramadan Mubarak, Ramadan Kariim! Jika kalian tidak mendengarkan, kalian makan, dan kalian akan menjadi lelah, setengah jalan kalian akan merasa lelah. Jagalah diri kalian, wahai muluuk, Syekh, orang-orang kaya, umaraa dan yang lainnya. Jika kalian ingin selalu berada di jalan yang haqq dan mempunyai kekuatan, berusahalah untuk melakukan segala sesuatu demi Allah (swt), dan kalian tidak akan merasa lelah.

Oleh sebab itu, mereka membuat saya untuk berkata kepada kalian, untuk bertanya, "Apakah Nabi Penutup (s) pernah berkata, 'Oh, aku lelah.'" Di hadis yang mana? Tidak ada! Waspadalah terhadap kutukan surgawi, hukuman surgawi! Lakukan segala sesuatu demi Allah (swt), dan kalian tidak akan pernah lelah. Kalian bisa saja berusia 90 atau 100 tahun, tetapi kalian tidak merasa lelah. Kalian bisa berusia 18, 20, 25 tetapi bila kalian tidak bekerja demi Allah (swt), kalian akan merasa lelah. Tubuh fisik kalian akan meleleh, dan meleleh. Itulah sebabnya ada begitu banyak rumah sakit untuk begitu banyak Syekh, umaraa, muluuk, dan presiden untuk masuk ke sana. Untuk apa? Untuk datang berkunjung, karena mereka merasa, "Kami lelah, dokter, dapatkah kau menemukan obat yang baru? Hilangkan ketidakberdayaanku. Tolonglah tuan, kau harus memeriksanya." Selesai! Kalian lelah karena kalian hidup untuk Setan, bukan untuk Rahmaan, jadi kalian akan meleleh, selesai! Semoga Allah mengampuni kita. Aaman yaa Rabbii!

Malam ini adalah malam pertama dari bulan suci Ramadan. Berusahalah untuk melakukan segala sesuatu untuk Allah (swt), dengan begitu kalian tidak akan merasa lapar, marah, haus, atau lelah. Beri dan ambil! Jika kalian tidak memberi untuk Allah, kalian tidak akan bisa mengambilnya kembali! Semoga Allah mengampuni saya dan mengampuni kalian juga.

Fatihah.

Demi kehormatan awwal layla Ramadan, "malam pertama". SubhaanAllahi 'l-`Aliyyu 'l-`Azhiim. Tak ada yang menyampaikan hal seperti itu kepada orang-orang dari timur ke barat, memberi mereka nasihat kelas satu.

Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah

Dome, dome, dome, dome.
Dome, dome, dome, dome.
Dome, dome, dome, dome.
Dome, dome, dome, dome.

Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah.
Subhaan Allah,Subhaan Allah, Subhaan Allah, Sulthaan Allah

Dome, dome, dome, dome.
Dome, dome, dome, dome.
Dome, dome, dome, dome.
Dome, dome, dome, dome.

Dome, dome, dome, dome.
Dome, dome, dome, dome.
Dome, dome, dome, dome.
Dome, dome, dome, dome.

Allah yaa Rabbii, Tawbah yaa Rabbii!

Fatihah.

Tidak pernah berakhir ilmu ini dalam buku-buku!

(37 menit) Masyaa-Allah (829) SubhaanAllah. Jika tidak hadir, saya akan menguji organ mereka. Tidak, biarkan mereka. Jangan datang, jangan dengarkan, saya mempunyai perintah level tinggi.

(Mawlana Syekh salat asy-Syukr dua rakaat.)

Pengetahuan tentang Kebesaran Allah adalah Samudra yang Tak Terbatas

Sultanul Awliya
Mawlana Shaykh Nazim Adil Al-Haqqani
Friday, Jun 25, 2009 Lefke CY

[Syekh Hisyam: (membaca dari chat) Kadang-kadang mereka melewatkan awrad karena terlalu sibuk dengan dunya, apa yang harus mereka lakukan?]

Saya tidak mengurusi hal itu sekarang, biarkan saja. Saya tidak duduk di sini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Jika ia mempunyai syekh, atau naib ash-syekh, ia boleh bertanya. Saya tidak ingin disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Saya duduk di sini untuk seluruh dunia, bukan untuk apa yang murid lakukan, tidak, tidak. Saya tidak suka bila seseorang menanyakan hal semacam itu. Ada Syaikhuna, [menunjukkan pada Syekh Hisyam] ia dapat menjawab pertanyaan semacam itu, dan kami hanya bisa mengatakan, pertama kami mengatakan, as-salaam `alaykum, saudara-saudari kami dalam Islam, atau melalui keluarga manusia. Saudara, saudari. Kami hanya bicara untuk seluruh bangsa dari Timur ke Barat, dari Utara ke Selatan. Jadi jangan menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan diri kalian sendiri, tetapi untuk seluruh bangsa, kalian boleh bertanya. Saya tidak suka, “Apa yang saya lakukan untuk zikir saya? Bagaimana jalan untuk kemajuan tarekat saya?” Ini tidak penting. Itu adalah sesuatu yang membuat setan ke dalam petemuan seperti itu, bukan untuk semua orang. Saya menyesal dan saya marah. Mohon jangan ada yang bertanya tentang hal-hal yang hanya berhubungan dengan dirinya, atau keluarganya, jangan. Dan kami mengucapkan as-salaamu `alaykum. Seluruh bangsa, mereka adalah anggota dari umat manusia yang lemah, semoga Allah mengampuni kita [amin].

Kedamaian bagai kalian. Saya meminta dari syekh saya atau dari pembimbing saya atau dari guru saya, meminta darinya, agar beliau mendukung saya, secara spiritual. Beliau mendukung. Dan saya memohon dengan rendah hati dari pembimbing saya, bahwa saya percaya bahwa seluruh nabi, mereka adalah para pembimbing, dan seluruh manusia mengikuti para anbiya, mereka adalah pembimbing umat manusia dan setiap orang harus memohon seorang pembimbing..

Dan saya mendengar dari pembimbing saya, apa yang beliau sampaikan ke dalam hati saya, hati spiritual. Saya tidak bermaksud mengatakan ketika saya mengatakan hati saya, itu berarti segumpal daging…bukan. Setiap makhluk mereka mempunyai jantung dalam pengertian secara fisik.

Kita adalah orang-orang yang percaya pada kitab suci, Syekh Hisyam Effendi. Bahwa kita telah diciptakan oleh Tuhan Surgawi. Tubuh fisik kita yang telah disebutkan dalam seluruh kitab suci, sebagaimana Allah melalui Diri-Nya, Diri-Nya sendiri, bahkan dikatakan “Dengan Tangan-Nya” tetapi itu hanya agar dapat dimengerti karena tanpa tangan yang melakukan sesuatu, kita tidak dapat membayangkannya.

Oleh sebab itu Tuhan Surgawi, [mendemonstrasikan dengan tangannya], ingin agar manusia mengerti karena orang bisa bertanya, mereka bertanya, “Siapa yang menciptakan manusia pertama?” Telah disebutkan dalam kitab suci bahwa manusia pertama adalah Adam (a), kedamaian baginya, dan bagi seluruh nabi dan nabi yang paling terpuji, Sayyidina Muhammad (s), tidak berlebihan agar orang berdiri untuk memuliakannya. Sebagian orang bisa keberatan dengan hal itu, “Untuk apa Syekh berdiri? Demi nama Nabi Penutup (s)?” “Ya”

Manusia, jika mereka mengenal manusia, menurut pengetahuan mereka, mereka mengetahuinya. Tetapi untuk banyak hal yang mereka tidak ketahui mereka adalah orang-orang yang lalai. Ya, boleh mengeluh. Mereka mengeluh karena mereka tidak mengetahui untuk apa mereka berdiri.

Saya menanyakan sebuah pertanyaan yang sangat mengejutkan kepada orang-orang yang mengatakan, “Mengapa Syekh berdiri ketika nama Nabi Penutup (s) disebutkan?” Ya, kita adalah Muslim. Dan pengetahuan kita dari kitab suci dan dari orang-orang suci, pengetahuan kita bukanlah produksi dari … kita, atau melalui inspirasi kita (mencari kata-kata yang tepat)… bukan inspirasi… pengetahuan kita bukanlah sammarat at-tafakkur, [itu bukanlah buah dari suatu pemikiran, tafakur] ya, itu bukanlah buah dari suatu pemikiran.

Dua jenis ilmu pengetahuan di dalam setiap agama, tetapi khususnya di dalam Islam. Yang pertama adalah `aqlii, naqlii, naqlii adalah yang berasal dari Nabi, atau dari para anbiya, yang sampai kepada kita melalui para pewaris Nabi. Dan tsani, dan yang kedua, pengetahuan, itu adalah sammara, buah dari pikiran, pengetahuan yang datang melalui atau sesuai dengan kapasitas pemahaman kita dan sesuai dengan logis kita [logika] [logika, Sayyidi] Logika.

Dua jenis ilmu pengetahuan di dalam Islam: naqli, berasal dari Nabi (s) atau dari para anbiya yang sampai kepada kita melalui jalur pewarisan secara spiritual. Dan yang kedua, ilmu sebagai buah dari berpikir, yang muncul sesuai dengan kapasitas dan pemahaman, dan sesuai dengan logika kita.

Dan Islam datang sebagai sebuah pesan surgawi dari Surga dan kalian harus percaya dengannya tanpa bertanya, “Mengapa?” atau “Tidak”! Kalian tidak bisa bertanya terhadap sebuah wahyu Ilahi, kalian tidak bisa bertanya, “mengapa?” atau “untuk apa?” kalian tidak dapat melakukan suatu keputusan terhadap wahyu Ilahi. Kalian tidak dapat menggunakan pikiran kalian atau logika kalian karena kalian memiliki logika (yang) merupakan miniatur timbangan (mizan), dan kalian mengajukan beberapa pertanyaan untuk dipertimbangkan dalam miniatur timbangan yang kecil itu. Itu mustahil. Misalnya, kalian dapat menimbang seluruh dunia ini dalam sebuah timbangan? Bagaimana? Mustahil! Oleh sebab itu, kalian dilarang untuk menggunakan logika kalian untuk menimbang kabar yang berasal dari Surga sebagai wahyu dari Tuhan Surgawi kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih! Itulah masalah terbesar!

Orang-orang di masa kita bertanya sesuatu yang tidak ada kemungkinannya. Mereka menanyakan hal-hal yang mustahil, membuka hal-hal yang mustahil dari pemahaman mereka! Itu adalah tidak mungkin. Manusia diciptakan untuk dapat percaya! Percaya sesuatu dengan mengetahui sesuatu adalah hal yang berbeda, karena jika kalian berusaha untuk mengetahui sesuatu, kalian tidak dapat mengetahuinya semau kalian. Kalian dapat mengatakan amantu billah, aku percaya, dan itu adalah jalan yang salah. Seluruh bangsa bertanya, “Mengapa ini, mengapa itu?” Seluruh negeri, itu benar-benar `ajiib, sangat aneh, tidak dapat diterima!

Untuk percaya, kalian tidak boleh menggunakan logika kalian! Kalian harus berkata, “Ya, ini berasal dari Surga. Aku percaya karena dengan… kalian dapat mengerti. Oleh sebab itu Allah (swt), jalla jallahu, Dia menggunakan jalur wahyu, sebuah metode agar orang dapat memikirkannya, sehingga dapat memberikan suatu pemahaman walaupun hanya sekecil mikroba, kecil sekali, atau mungkin hanya sebesar atom! Oleh sebab itu, orang-orang bertanya, “Dari mana kami berasal?” karena mereka tidak mengetahui tentang Surga.

(Allah) berfiman, “Aku menciptakan Langit dan Bumi dan Aku menciptakan ayah pertama kalian, Aku menciptakan agar orang memahami.” Dia (Allah) mengatakan, “Dengan Tangan-Ku.” Kita tidak dapat membayangkan bahwa kita dapat melakukan sesuatu, oleh sebab itu kita tidak tahu Langit turun ke level pemahaman manusia dan mengatakan, “Aku menciptakan Adam dengan Tangan-Ku” dan kemudian mereka berkata, “Ya, ya itu benar.” Kalian harus percaya! Kalian dapat bertanya, “Allah (swt) mempunyai tangan?” “Jika kita katakan, “Tidak ada tangan”, mereka berkata, “Kami punya, dan dengan tangan kami, setiap orang…” mereka tidak dapat membayangkannya. Itu artinya mereka tidak mengetahui Surga. Ya! Dia (Allah) mempunyai tangan. Oleh sebab itu ketika orang yang bodoh keberatan dengan Nabi Penutup (s) dan mengatakan, “yadullahi maghluula” Mereka mengatakan, “Tangan kami terbuka tetapi Tangan Tuhan kalian terikat,” itu adalah level pemahaman mereka, tidak lebih dari itu. Tetapi Tuhan Surgawi, Mahasuci bagi-Nya! Dia… sebuah tangan, sebagaimana yang kalian pikirkan, atau bayangkan, tidak! Itulah level mereka. Mereka mengatakan, “Allah (swt) mempunyai ini, ya, Tangan-Nya terikat dan tangan kami terbuka.”

Dia tidak memerlukan Tangan sebagaimana yang kalian pikirkan atau tasawwur, kalian bayangkan. Tidak. Itu adalah level mereka. Level pemahaman mereka. Mereka mengatakan, “Tangan Allah terikat tetapi tangan kami terbuka.” Dan Allah menolaknya “bal yadahu mabsuuthataan” bahwa tangan-Nya tersebar, ke mana-mana dan mencakup apa saja. Segala sesuatu mengambil bagiannya untuk menjadi eksis dari Tangan Tuhannya yang mencapai apa saja dan memberi mereka segala sesuatu yang mereka perlukan! Masya Allah! Quran yang suci! Subhanallah, Ma `adhamuu. Begitu besar, begitu mu`azzam, Allahu Akbar, kalimat Allah (swt), Kalam Ilahi, Gambaran Ilahiah, begitu luas Samudra-Nya, semoga Allah mengampuni kita!

Ya, kita datang untuk sesuatu yang kita katakan, bil inglize, [mengagungkan Nabi (s), Sayyidii] ta’aziim an-Nabi, mengagungkan Nabi (s), mengagungkan Khatamul Anbiya (s).

Kalian dapat bertanya, apakah menurut kalian kita memerlukan dokter dalam Islam? Kalian akan berpikir mengagungkan Allah adalah sesuatu yang dapat kalian raih, ihaata. Kalimat Allah, tak seorang pun dapat membatasi suatu pemahaman. Ya, Allah memuliakan Adam pertama kali. Untuk apa? Memuliakan Adam untuk anaknya yang paling mulia dan terpuji, Sayyidina Muhammad (s) [adzan berkumandang, Syekh berdiri] Allahu Akbar Allahu abkar, syahid al-haqq.

(berbicara sebentar dengan Syekh Hisyam dalam bahasa Arab) Wasalna ila hadarat an-nabi. Kam kalima ba`dayn?

(Doa)

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim. Apa yang kalian perlukan adalah sebuah Samudra dan jangan pikir bahwa Penguasa Surga hanya memiliki satu Samudra. Tak terhingga! Oleh sebab itu kita datang dan berbicara tentang sesuatu yang begitu kecil, kecil sekali, juga dikirimkan hanya sebatas kapasitas manusia, sejauh mereka menggunakan logika mereka, tidak bisa diberikan lebih dari ini, dan ini adalah Samudra, walaupun kalian tidak dapat meletakkan kaki kalian di dalamnya, tidak dapat mendekatinya, tetapi dari jauh kalian dapat melihat dan Tuhan kita, Atribut Ilahiah-Nya, mereka bergetar ketika disebutkan Nama Suci-Nya, bahwa Allah SWT adalah (`Alaam al-ghuyyuub).
Yahtaz li `alaam al-ghuyuub – seluruh nabi, mereka bergetar ketika disebutkan Nama Suci-Nya, bahwa Allah (swt) adalah `Alaam al-ghuyuub. `Alaam al-ghuyuub. Saya bukan apa-apa, tetapi setiap saat, tetapi setiap kali saya melewati beberapa kalimat bahwa Allah (swt) adalah ‘Alaam al-ghuyuub, seluruh tubuh saya gemetar karena `azhamah, karena kebesaran-Nya bahwa yudhish al-`uquul, [membuat pikiran kita terpana, takjub] takjub, Subhanallah!

Oleh sebab itu, saya pikir bahwa sekali kita diberikan pada manusia dan kita dapat… ini adalah asosiasi yang sangat, sangat, sangat singkat, kita dapat melanjutkannya setelah minggu depan, bulan depan, tahun depan… tidak pernah selesai. Apakah kalian pikir bahwa seseorang dengan ember dapat membuat air laut mengering? Itu mungkin atau mustahil? Mustahil! Tetapi kita harus mengatakan apa yang mustahil, karena para ilmuwan di abad ke-21 atau para ulama berpikir bahwa sangat mudah untuk bicara mengenai Tuhan Penguasa Surga dan Sang Pencipta. Salah besar! Saya katakan bahwa mereka harus bisa mengambil ember dan menyelesaikan (mengosongkan) Samudra Pasifik! Pertama, ia harus mempunyai suatu jarak (yang pantas dipertimbangkan) bahwa ketika ia mengambil dari Samudra Pasifik dengan embernya dan meletakkan di sana (ia harus mempunyai tempat yang cukup luas untuk meletakkan air itu). Mungkin atau mustahil? Tetapi orang-orang berpikir, ketika saya berpikir, menanyakan pertanyaan bodoh semacam itu, tidak ada maknanya, dan dari pertanyaan mereka itu adalah tanda-tanda kebodohan mereka.

Tuhan Surgawi berfirman, “Mintalah agar tahu, karena tidak ada batas untuk pengetahuan bagimu!” Jika saya meninggalkan kalian di samudra yang terbatas, kalian dapat bertanya, “Apa yang ada di belakang Samudra yang terbatas itu?” dan sekarang samudra itu, kalian minta untuk mencapai titik itu.

Oleh sebab itu, Allah (swt) membuat mereka berpikir dan selalu… pemahaman mereka yang terbatas.
Qaalat namlatun [ayat tentang semut dan Raja Sulayman] Baru satu semut berbicara, kepada seluruh semut menurut pengetahuannya, ia bicara, dan seluruh semut dengan cepat pergi ke lubang mereka. (Semut itu menginstruksikan kepada mereka). “Selamatkan dirimu, Raja Sulayman dan tentaranya akan lewat dan bisa menghancurkan dirimu dan rumahmu, cepat pergi, selamatkan diri!”

Itulah kapasitas pengetahuan, itulah pemahaman, dan kita, apa yang kita katakan dan kita, apa yang kita katakan, pengetahuan dari, kalian tidak mengetahui tentang Surga. Jika kalian minta untuk mengetahui segala sesuatu. Pengetahuan-Nya adalah Samudra Pasifik, samudra terluas. Kalian senang untuk mengetahui segala sesuatu, ya—ambil! Ambillah ke dalam ember (dari Pengetahuan Ilahi)! Ambil! Selesai!

Pertama-tama kalian tidak dapat menemukan suatu jarak seperti Samudra Pasifik, itu adalah masa yang sangat besar. Lalu kalian ambil dari sini untuk diletakkan di sana. Satu samudra tidak ada batasnya. Karena itu adalah Samudra Pengetahuan Allah. Tetapi orang yang bodoh bertanya seolah-olah ia ada batasnya, tetapi ambillah lebih banyak! Ya, sesuai dengan kapasitas kalian! Lihatlah pada kalian sendiri di depan cermin, dan lihat apa yang kalian akui. Tetapi orang-orang sekarang mengikuti Setan dan Setan memberi mereka posisi semacam itu, dan kita adalah orang-orang seperti itu, dan kita harus melihat segalanya, bagaimana ia akan terjadi.

Itu adalah awal kebodohan di Bumi, karena mereka membuat orang keluar dari lingkaran disiplin (adab). Mereka meminta orang agar melewati batas mereka; itu bukan kapasitas mereka untuk melewati sebuah samudra! SubhanaAllah! Jadi ilmu yang berasal dari para nabi, itu bisa seperti atom, atau bisa seperti samudra, penuh ilmu.
Wahai manusia, tinggalkan kesombongan itu dan katakan, “Wahai Tuhan kami! Engkau adalah segalanya dan kami bukanlah apa-apa!”
Orang-orang telah kehilangan adab mereka yang baik, dan selalu meminta sesuatu yang bukan berasal dari adab yang baik. Ketahuilah batas kalian dan jagalah adab kalian! Semoga Allah mengampuni kita. As salamu alaykum.

[Syekh Hisyam: bahr sayyidii, samudra yang luas, Allah ziidak.]
Barakat Syekh Hisyam Efendi, lam yudhkar, na`m. Kini telah tiba waktunya untuk membuat beberapa metode untuk menundukkan kepala mereka. Sekarang kepala mereka seperti ini (tegak) dengan sombong. Kini telah datang generasi baru yang membuat generasi lama yang mengakui sesuatu yang bukan milik mereka, agar kepala mereka tertunduk. Wahai Tuhan kami, ampunilah kami! Wahai Tuhan kami berkatilah kami. Wahai Tuhan kami berikanlah kedamaian di dalam hati kami. Engkaulah Yang Mahaesa, Engkau azali, Pra-Abadi hingga Abadi. Terima kasih bi la haddin, [tanpa batas] kepada-Mu. Terima kasih yang tak terhingga kepada-Mu, wahai Tuhan kami. Ampunilah kami. Berkatilah kami, agar berada di jalan-Mu. Sebagaimana yang Engkau sampaikan kepada para pengikut-Mu yang suci, para kekasih-Mu, orang-orang yang terpilih, jalan orang-orang yang kau agungkan. Salaam alaykum. Fatiha.

[Syekh Hisyam: 50 menit.]

As-salamu alaykum. Fatiha.

Huuu, huuuu, huuu datang dari Samudra itu. Dan manusia begitu kecil, dalam batas-batas, datang dengan adab. Wahai manusia, jangan sombong! Wahai manusia, berusahalah untuk menjadi seorang hamba! Fatiha.

(Berdiskusi dengan Syekh Hisyam berapa orang yang logged on sufilive.com, dan menyebutkan negara-negara mereka) Algeria, Brunei, Iran, Mesir, Italia, Sri Lanka, Afrika Selatan, Pakistan, Mauritius, Uni Emirat Arab, Qatar, Jordan, Perancis, Bangladesh, Argentina, Australia, Lebanon, Indonesia, Belanda, Jerman, Singapura, Kanada, Inggris, Amerika Serikat.

(Syekh Hisyam menerangkan kepada Mawlana Syekh bagaimana orang-orang menyaksikan lewat komputer.)

Mawlana Syekh Nazim: “Subhanallah!”