Minggu, 19 Desember 2010

Dialog Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan Iblis

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad yang ummi (tidak bisa membaca-menulis), dan kepada keluarganya yang suci dan semua sahabatnya.

Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal r.a., dari Ibn Abbas ra, berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba ada orang menyeru: “Wahai penghuni rumah, apakah kamu mengizinkanku masuk karena kamu membutuhkanku?” Rasulullah berkata, “Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasuINya lebih mengetahui.” Rasulullah berkata, ‘Dia adalah Iblis yang dilaknat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Umar bin Khattab na berkata, “Apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya wahai Rasulullah’ Nabi berkata pelan, “Apakah kamu tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang menunggu sampai waktu yang ditentukan (hari kiamat)? Bukakan pintu untuknya karena dia sedang diperintahkan Allah. Mengertilah tentang apa yang dia ucapkan, dan dengarkanlah apa yang dia sampaikan”

Ibn Abbas berkata: maka dibukalah pintu, kemudian dia masuk kepada kami (ke dalam rumah), ternyata dia adalah seorang tua buta dan di dagunya terdapat tujuh helai rambut seperti rambut kuda, kedua matanya (masyquqatani) memanjang, kepalanya seperti kepala gajah yang besar, belalainya keluar seperti belalai babi, kedua bibirnya seperti bibir macan (tsur). Dia berkata, “Salam untukmu wahai Muhammad, salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin.” Nabi berkata, “Salam bagi Allah, wahai yang terlanat, aku telah mendengar (mengetahui) keperluanmu.”

Iblis berkata, “Wahai Muhammad, aku datang bukan karena usahaku (keinginanku), tapi aku datang karena terpaksa (diperintah).” Nabi berkata, “Apa yang memaksamu, wahai terlanat?” Iblis berkata, “Aku didatangi oleh malaikat utusan Tuhan, dan berkata kepadaku, Allah menyuruhmu untuk mendatangi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam keadaan hina dan bersahaja dan memberitahunya bagaimana tipu muslihat dan godaanmu terhadap bani Adam, dan menjawab dengan benar apa saja yang ditanyatakan kepadamu. Di katakan oleh Allah, “Demi kemuliaan dan keagungan~Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu pasir yang dihempas oleh angin, dan aku puaskan musuhmu karena bencana menimpamu.”

Maka aku datang kepadamu, wahai Muhammad, sebagaimana aku diperintah. Tanyalah kepadaku tentang apa yang kau kehendaki. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku niscaya musuh akan puas dengan bencanaku. Tiada sesuatu yang lebih menyedihkan dari pada leganya para musuh.”

Rasulullah berkata, “jika kamu-benar, beritahukan kepadaku siapa orang yang paling kamu benci”? Iblis menjawab, “Engkau, wahai Muhammad, adalah makhluk Allah yang paling aku benci, dan mereka yang (bersikap) sama dengan kamu terhadapku.”

Rasulullah: “Siapa lagi yang kamu benci?” Iblis. ‘Anak muda yang bertakwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah: “Lalu siapa lagi?” Iblis: “Orang alim dan wara, yang saya tahu dia. adalah penyabar.”

Rasulullah: “Lalu siapa lagi?” Iblis : “Orang yang terus menerus dalam keadaan suci.”

Rasulullah: “Lalu siapa?” Iblis: “Orang miskin (fakir) yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain, dan tidak mengadukan keluh-kesahnya.”

Rasulullah : Bagaimana kamu tahu bahwa dia penyabar?” Iblis: “Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluk sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar.”

Rasulullah: “Lalu siapa?” Iblis : “Orang kaya yang bersyukur.

Rasulullah : Bagaimana kamu tahu bahwa dia bersyukur?” Iblis: “Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal.”

Rasulullah: Bagaimana keadaanmu jika kamu melihat umatku mengerjakan shalat?” “Aku merasa panas (demam) dan gemetar.”

‘Kenapa, wahai terlaknat?” Iblis: “Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat.”

Rasulullah: “Jika mereka puasa?” Iblis: “Saya terbelenggu (terpenjara) sampai mereka berbuka puasa.

‘Jika mereka berhaji” Iblis: “Saya menjadi gila.”

Rasulullah: “jika mereka membaca Qur’an?” Iblis: “Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api.”

Rasulullah: ‘Dan jika mereka berzakat’ “Sekan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji dan memotongku menjadi dua,” jawab Iblis.

Rasulullah : “Mengapa begitu, wahai Abu Murrah?”

Iblis: ‘Sesungguhnya ada empat sifat (manfaat) dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang berzakat disenangi makh1uk-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dan api neraka. Keempat, dengan zakat Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya.”

Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Abu Bakar? Iblis: “Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah dia tidak taat padaku, bagaimana mungkin dia akan menaatiku pada masa Islam’

Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Umar?. ‘Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya.”

Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Usman’. Iblis: “Aku malu dengan orang yang para malaikat malu kepadanya.”

Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Talib?” ‘Andai saja aku dapat menukar darinya kepala dengan kepala, dan meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu.”

Rasulullah : “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari yang diketahui (kiamat).

Iblis yang dilanat berkata kepada Muhammad: Hayhata-hayhata (tidak mungkin, tidak mungkin). Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari yang diketahui (kiamat). Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka lewat aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan, akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta huruf dan yang melek huruf, yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali para hamba Tuhan yang ikhlas.”

Rasulullah : “Siapa orang yang ikhlas menurutmu?” Iblis : “Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad? Barang siapa cinta dirham dan dinar (harta), dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas demi Allah, maka aku tinggalkan dia. Sesungguhrtya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu (syahwat) dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar? Wahai Muhammad, tak tahukah engkau bahwa cinta kedudukan (riyasah) termasuk dosa besar? dan bahwa sombong juga termasuk dosa besar?”

Wahai Muhammad, apakah engkau tidak tahu bahwa aku punya tujupuluh ribu anak . Setiap anak dari mereka punya tujupuluh ribu syetan. Di antara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagain lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa yang mereka kehendaki bersamanya.

Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia (zuhud). Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka. Dari satu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi (manusia) dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu setan mengambil keikhlasan dari mereka. Mereka menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa rasa ikhlas, tapi mereka tidak merasakan. Apakah engkau tidak tahu tentang Barshisha sang pendeta yang (beribadah secara) ikhlas kepada Allah selama tujupuluh tahun sehingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat dakwahnya. Aku tidak akan meninggalkannya sampai dia berzina, membunuh, dan ingkar (kafir). Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmanNya:

“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia. “Kafirlah kamu! ” Maka tatkala manusi itu telah kafir ia berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. al-Hasyr: 16)

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa bersumpah bohong dengan Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, ‘Demi Allah, aku adalah penasihat kamu berdua. “Maka sumpah paIsu merupakan kesenangan hatiku, membicarakan kejelekan orang lain (ghibah) dan adu domba (namimah) adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku.

Barangsiapa bersumpah untuk cerai (thalaq) dia mendekati berbuat dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja.

Wahai Muhammad, sesungguhnya di antara umatmu ada yang mengakhirkan shalat satu dua jam. Setiap kali dia mau shalat aku temani dia, dan aku goda dia. Kemudian, aku katakan kepadanya, ‘Masih ada waktu, sementara kamu masih sibuk,’ sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan (mengerjakan)nya tidak pada waktunya. Maka Tuhan memukul wajahnya.

Jika dia menang atasku, maka aku kirim satu setan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika dia menang atasku, aku tinggalkan dia, sampai ketika ia mengerjakan shalat, aku katakan kepadanya, ‘Lihatlah (tengoklah) kiri kanan,’ lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya, dan aku katakan padanya: ‘Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya.’ Dan engkau sendiri tahu, wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.

Jika ia menang atasku dalam shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka dia mencucuk shalat (dalam sujud) seperti ayam mencucuk bijian dengan tergesa-gesa (cepat-cepat). Jika dia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah, aku sabet dia dengan pecut (Iijam) lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan dia mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya, dan Allah akan mengubah kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiamat nanti.

Jika dia menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat, sehingga dia mensucikan aku ketika dia shalat. Jika dia menang atasku, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika dia tidak menaruh tangannya di mulutnya (menutup mulutnya) syetan masuk ke dalam perutnya, dengan begitu dia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia.

Bagaimana umatmu bahagia, sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya, ‘Shalat tidak wajib atas kamu. Shalat hanya diwajibkan atas orang~orang yang mendapatkan nikmat dari Allah.’ Aku katakan kepada orang yang sakit, ‘Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata: “Tidak ada dosa bagi atas orang yang. sakit,” jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan,’ sampai dia mati dalam keadaan kafir. Dan jika mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya.

Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir.

Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seperenam umatmu dari Islam.

Nabi berkata, “Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu?” Pemakan riba.”

Nabi: “Siapa teman kepercayaanmu (shadiq)?”

Iblis: Penzina’

Nabi: “Siapa teman tidurmu?” Iblis: “Orang yang suka mabuk.”

Nabi: “Siapa tamumu?” Iblis: Pencuri

Nabi: “Siapa utusanmu?” Iblis: “Tukang sihir.”

Nabi: “Apa kesukaanmu?. Iblis: “Orang yang bersumpah cerai.”

Nabi: “Siapa kekasihmu.? Iblis: “Orang yang meninggalkan shalat jumat.”

Nabi : “Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu? Iblis: “Ringkikan kuda di jalan Allah.”

Nabi: “Apa yang melelehkan badanmu?” Iblis: ‘Tobatnya orang yang bertobat.”

Nabi: “Apa yang menggosongkan hatimu?” Iblis: Istighfar (minta ampun) yang banyak kepada Allah siang malam.”

Nabi: “Apa yang memurarnkan wajahmu?” Iblis: Zakat secara sembunyi-sembunyi (rahasia).”

Nabi: “Apa yang membutakan matamu?” Iblis : ‘Shalat menjelang subuh.

Nabi: “Apa yang memukul kepalamu?” Iblis Banyak shalat berjamaah.”

Nabi “Siapa manusia yang paling bahagia menurutmu?” Iblis : “Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja.”

Nabi: “Siapa manusia yang paling sengsara menurutmu?” Iblis: “Orang pelit.”

Nabi: “Siapa yang paling menyibukkanmu?” Iblis: “Majlis-majlis ulama.”

Nabi: Bagaimana kamu makan?”. Iblis: ‘Dengan tangan kiriku, dan dengan jari-jariku.”

Nabi : ‘Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas?” Iblis: ‘Di bawah (balik) kuku-kuku manusia.”

Nabi : “Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?.” Iblis: “Sepuluh perkara.”

Apa itu, wahai terlaknat?”

Iblis : “Aku minta kepadaNya untuk menyertaiku dalam diri bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia menyertaiku dalam diri mereka. Tuhan berfirman:

“… dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri, janjinlah, mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka” (QS. al-Isra’ 64)

Setiap harta yang tidak disucikan, aku adalah pemakan harta itu. Aku adalah pemakan setiap makanan yang kecampur riba dan yang haram, dan pernakan setiap harta yang tidak dimintakan perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Siapa saja yang tidak minta perlindungan kepada Allah ketika bersetubuh dengan istrinya, setan ikut bersetubuh bersamanya. Lahirlah anak yang mau mendengar dan taat (kepada setan). Dan siapa yang mengendarai kendaraan untuk mencari sesuatu, yang tidak halal, akulah teman perjalanannya. Allah berfirman:

“… dan kerahkanlah kepada mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki…” (QS. al-Isra’: 64)

Aku minta kepada Tuhan untuk membuatkan rumah bagiku, tapi Allah membuatkan kamar mandi. Aku minta kepadaNya untuk membuatkan masjid bagiku, tapi Dia membuatkan pasar. Aku minta kepadaNya untuk membuatkan Qur’an bagiku, tapi Dia membuatkan syair. Aku minta kepadaNya untuk membuatkan azan bagiku, tapi Dia membuatkan nyanyian. Aku minta kepadaNya untuk membuatkan teman bagiku, tapi Dia memberiku pemabok. Aku minta kepadaNya untuk memberikan pembantu-pernbantu bagiku, tapi memberiku qadariyah. Aku minta kepadaNya untuk memberi saudara untukku, Tuhan berfirman: “mereka yang menafkahkan hartanya untuk maksiat.” Kemudian Tuhan berkata:

“Sesungguhnya pemboros-pemboros (mubadzir) itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra’ : 27)

Nabi berkata, “jika kau tidak membuktikan setiap ucapanmu dengan pembenaran dari ayat dalam kitab Allah, niscaya aku tidak mempercayaimu.”

Iblis: “Wahai Muhammad, aku minta kepada Allah untuk bisa melihat anak Adam dan mereka tidak bisa melihatku. Dia menjalankanku di atas darah mereka melalui pembuluh darah, lalu aku berjalan sendiri sesukaku, jika aku mau, aku lakukan setiap saat. Tuhan berfirman: “Aku penuhi permintaanmu.”

Aku bangga dengan semuanya itu sampai hari kiamat. Sesungguhnya pengikutku lebih banyak daripada pengikutmu. Kebanyakan anak Adam (ikut) bersamaku sampai hari kiamat. Aku punya anak yang kuberi nama Atmah, yang kencing di telinga manusia agar lupa dari shalat shubuh. Jika tidak karena itu, manusia tidak akan tidur sampai mereka shalat. Aku juga punya anak yang bernama mutaqadhi (yang memperkarakan). Jika hamba berlaku takwa secara diam-diam dan ingin menyembunyikannya, ia masih menggunjingkannya di antara sesama manusia sampai ia memberitahukannya kepada manusia. Maka Allah menghapus 99 pahala dari seratus pahala, dan tinggallah satu pahala saja. Karena dia punya 100 pahala setiap perbuatan baik yang dia kerjakan secara sembunyi.

Aku juga punya anak bernama Kahilan (celak). Dialah yang mencelaki mata manusia di majlis-majlis ulama, dan pada saat khatib berkhutbah, hingga dia tertidur saat mendengarkan uraian ulama. Dia tidak akan pernah mendapatkan pahala.

Jika seorang perempuan keluar, maka satu setan selalu membuntuti di belakangnya, dan satu setan lagi duduk di kamarnya dan mendandaninya untuk orang-orang yang memandangnya. Dua setan itu berkata kepadanya: “Keluarkan tanganmu.” Maka perempuan itu mengeluarkan’ tangannya, dan nampaklah kukunya.”

Iblis kemudian berkata: “Wahai Muhammad, aku tidak punya kemampuan menyesatkan. Aku hanya penggoda dan penghias. Jika aku punya kemampuan untuk menyesatkan, niscaya tidak aku tinggalkan seorangpun di muka bumi ini yang berkata Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, orang yang puasa, yang shalat.

Kamu tidak punya kewenangan untuk memberikan petunjuk (hidayah). Kau hanya utusan (rasul) dan penyampai (muballigh). Jika kamu punya wewenang memberi hidayah, niscaya tidak kau tinggalkan seorang kafir pun di muka bumi. Engkau hanyalah bukti Allah atas ciptaanNya, dan aku adalah penyebab bagi orang-orang yang sudah lebih dahulu sengsara. Orang yang bahagia ialah yang dibahagiakan oleh Allah (sejak) dalam perut ibunya, dan orang yang sengsara ialah yang disengsarakan oleh Allah (sejak) dalam perut ibunya.”

Kemudian Rasulullah membaca firman Allah:

“…tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.” (QS. Hud: 118 – 119)

Setelah itu, Rasulullah membacakan firmanNya yang lain: “Dan perintah Allah adalah ketentuan (qadar) yang telah ditetapkan.” (QS. al-Ahzab: 38)

Selanjutnya, Rasulullah berkata, “Wahai Abu Murrah, tidakkah kamu mau bertobat, dan kembali kepada Allah, dan aku akan menjadi jaminanmu masuk surga?”

Iblis berkata, “Wahai Rasulullah, telah ditetapkan perintah, dan pena telah mengering dengan apa yang ada sudah ditentukan sampai hari kiamat. Maha Suci Allah yang menjadikanmu tuan para nabi, pengkhutbah ahli surga di dalam surga, menjadikanmu istimewa dan memilihmu. Sebaliknya, Dia menjadikanku tuan orang-orang yang sengsara dan pengkhutbah ahli neraka. Aku sengsara dan diusir.”

Demikianlah akhir dari cerita yang kusampaikan kepadamu untuk kamu percayai. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Lahir Maha Batin. Semoga Allah memberikan shalawat kepada tuan kita nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarganya, dan para sahabatnya, amin. Selamat sejahtera untuk seluruh utusan (rasul), dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. akhirzaman.info

Permata Lapuk

Merajut serat-serat kusut cahaya sunyi
Sbg pelindung dingin malam
Sebongkah permata yang bimbang
Dalam hantaman badai
Bersandar lapuk penyangga

Harta hanyut terbawa badai,
Tiada tersisa…
Kecuali sepenggal asa yg ringkih dgn senyum yg terpaksa

Bertahun tahun hidup “sia-sia”
Mengabdi pada tirani
Kini lantang berteriak ditengah deras arus waktu
Hanya lirih yang terdengar

Dengan sisa-sisa hasrat yg terseok
Memintal keheningan dan kesunyian
Menjadi seuntai pelindung permata yang tersisa

Rabu, 15 Desember 2010

Obat Cinta

Obat Cinta
oleh Kiai Budi pada 15 Desember 2010 jam 11:33

Sedulurku tercinta,cinta itu sebenarnya adalah suatu penyakit,tetapi justru ia menyelamatkan penderitanya dari setiap penyakit--menjadi obat,jadi bila seseorang menderita penyakit cinta maka ia tidak akan pernah mengalami penyakit lain.
Rumi sampai menyatakan:aku telah mati tetapi hidup kembali,aku adalah tangis tetapi kini aku tersenyum,Cinta datang dan mengubahku menjadi keagungan kekal.Bila melihat kenyataan ini bebarti cinta adalah kesehatan rohani,bahkan hakekat kesehatan,dimana para penggila kenikmatan akan membelinya,meskipun dengan mengorbankan seluruh kesenangan dan kenyamanan mereka,sekiranya para penguasa mengetahuinya niscaya mereka akan menghunuskan pedangnya demi meraih cinta itu.

Lagi, Rumi lebih lantang bicara:Sungguh cinta tidak butuh alam.Jika terpikat dengan sang Kekasih dan meniadakan yang lainNya dianggap suatu kegilaan,maka aku adalah pemim[in orang-orang yang gila.Semua penderita sakit pasti berharap sembuh,kecuali penyakit cinta yang justru berharap agar penyakitnya semakin "parah".Mereka suka bila kepedihan dan derita mereka semakin bertambah.Dalam cinta,kedengkian mencair sebagaimana garam dalam air.Cinta abadi adalah tongkat sihir,cinta bisa menyihit hati yang membatu dan kering serta karakter-karakter yang membangkang dan culas,lalu menggiringnya ke arah yang dikehendakiNya.Cinta yang murni akan mengubah musuh bebuyutan menjadi sahabat yang setia dan mengubah kebencian dan permusuhan menjadi kasih dan persahabatan.

Cinta mampu membentuk dua kubu yang saling bertarung dan berperang menjadi satu kesatuan dan satu hati,jika ada anggota tubuh yang merasa sakit maka semuanya juga merasa sakit.Bila kita cermati keadaan yang sedemikian dilematis pada berbagai sudut,maka satu hal yang dilupakan adalah berkurangnya cinta yang tidak ditebar di antara manusia.Cinta di hati ini adalah amanat langit yang bisa mensucikan segala yang kotor,tanah liat itu juga mengandung air tetapi tidak bisa dipakai membasuh ke dua tanganmu.Jangan dikira bahwa sesuatu yang berdebar di dada kita adalah hati.Sungguh hati lebih tinggi daripada langit yang tinggi,seperti hati para Nabi dan orang-orang pilihan.Persamaan antara hati yang mati dan hidup hanya dalam kata [penamaan] dan kemiripan fisikal,keduanya dinamakan hati.Seperti penamaan air yang mengalir pada mata air yang jernih dengan air yang mengalir di sungai,keduanya dinamakan air.Begitu juga air yang bercampur tanah dan lumpur serta air yang ada di rawa-rawa,semuanya dinamakan air.

Namun air yang pertama dapat memuaskan dahaga dan mensucikan pakaian,sedangkan yang kedua tidak dapat digunakan bahkan untuk cuci tangan atau menghilangkan kotoran dari pakaian.Dari sinilah Rumi menyatakan:Kalian jangan tertipu oleh kata "hati"[jantung],hati bukan organ yang berdebar di dadamu tempat berkumpulnya syahwat dan ambisi.Bukanlah hati,sesuatu yang tidak merasakan cinta dan tidak mengenal makna "yakin" serta tidak memiliki kerinduan.......Kawan-kawan,rasakanlah itu,kalau sudah merasakan maka apa pun peraturan dariNya kita taati lalu akan membawa hati dari alam yang sempit ke alam yang lebih luas,dari cinta ke makhluk menjadi cinta kepada Khaliq,dari sini Cinta akan menjadi obat semua penyakit itu.....Reguklah Cinta,wahai kamu: diriku

Created in Light but Living in Darkness

Dastuur ya Rijaal-Allah, Dastuur ya Sayyidii madad
Allahu akbar, Allahu akbar, la ilaha ill-Allah. Allahu akbar, Allahu akbar wa lillah al-hamd.

Engkau adalah Pencipta kami, Engkau adalah Penguasa kami. Kami memohon pertolongan dan dukungan Surgawi-Mu . Wahai Penguasa kami, karuniakanlah kami, demi kehormatan dia yang paling Engkau hormati, yang paling terhormat dan paling agung dan paling anggun, Sayyidina Muhammad Sallallahu Alayhi Wasallam, kami memohon dukungan surgawi untuk menghancurkan setiap kepalsuan, setiap hal buruk, dari dunia dan membuangnya dan untuk mendatangkan apa yang baik, apa yang terbaik untuk umat manusia. Sebagaimana seharusnya mereka nantinya berada di hadirat Tuhan mereka pada Hari Kebangkitan Kembali.

Wahai manusia, as-salaam `alaykum wa rahmatullahi barakatuh. Dengar dan ucapkan bersama saya: alfu ’sh-shalaat alfu ’s-salaam `ala sayyid al-awwaliin wa ’l-akhiriin Sayyidina Muhammad Sallallahu Alayhi Wasallam dan kami memohon syafaatmu di dalam bulan yang suci ini dan mohon berkah, keagungan dan kehormatan bulan suci ini.

Wahai manusia! Dengar dan perhatikan dan patuhi Tuhan mu, Pencipta kita. Allah, Allah, Allahu Akbar wa lillahi ’l-hamd.

Wahai manusia! Ucapkan: a`udzu billahi min asy-syaythani 'r-rajiim. Katakan kita bertobat dari langkah buruk, kita bertobat dari perbuatan/amal buruk. Kita menyesali amal dan kegiatan buruk kita. Dan ucapkan: a`udzu billahi min asy-syaythani 'r-rajiim – Wahai Tuhan kami, kami berlari kepada-Mu dari Setan dan para pembantunya. Dan kami memohon pedang surgawi Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim untuk membuat pertahanan terhadap Setan dan para pembantunya. Semoga Allah menyingkirkan mereka.

Kita, wahai manusia, mengatakan dastuur ya RijaalAllah. Madad Ya Sultan al-Awliya. Kita memohon Penguasa dunia ini, untuk menolong kita, dan memberi kita dukungan surgawi karena kita lemah dan kita memerlukan dukungan surgawi dan dukungan surgawi tidak akan datang, kecuali melalui Penguasa dunia ini.

Kita harus belajar, kita harus berusaha untuk memberikan yang terbaik dari kita untuk Hadirat Ilahiah. Setiap harinya, setiap hari kita harus berusaha untuk sedikit lebih baik dari pada kemarin. Hari ini kita harus sedikit lebih jauh, menuju ke mana? Menuju samudra cahaya. Lautan cahaya, lautan cahaya surgawi. Kita harus berusaha mendekati sedikit lebih ke alam cahaya, maqam cahaya surgawi, untuk menjadi cahaya. Nikmatilah! Itu sangat penting.

Kita di sini hidup dalam kegelapan, kegelapan dari hidup ini. Kita hidup melalui kegelapan dan kekotoran dunia ini. Kegelapan. Kita diciptakan melalui Cahaya Surgawi yang tak berakhir. Kita diciptakan melalui alam penuh cahaya, melalui wilayah bercahaya dari Tuhan Sang Pencipta, Tuhan bagi seluruh ciptaan.

Berhati-hatilah melalui wilayah bercahaya dari Allah Subhanahu wa Ta`ala ini dan untuk beberapa alasan yang terkenal dan itu adalah untuk sebuah tabayyun yang jujur, yang terkenal melalui kitab-kitab suci, alasannya kita telah diusir dari alam penuh cahaya itu ke dunia gelap dan kini kita di sini berada di dalam kegelapan.

Ya. Kalian melihat, memandang matahari bersinar gemilang dan rembulan juga bercahaya, namun dalam hakikatnya kita berada di dalam dunia yang gelap. Kita sekarang, telah diusir dari wilayah bercahaya dan turun ke dunia yang gelap ini, dunia liar, dunia yang tak diketahui, dan kita telah mendarat di sana. Dan kita harus berusaha untuk keluar dari dunia gelap ini, dari wilayah kegelapan ini, untuk kembali ke wilayah bercahaya, wilayah Surgawi. Dan wilayah-Nya ini tidak pernah berakhir.

Dan kegiatan paling penting atau upaya atau amalan paling penting, upaya kita hendaknya berusaha untuk keluar dari wilayah gelap menuju kepada wilayah bercahaya.

Kita telah mendarat di sini untuk beberapa alasan dan alasan yang membuat leluhur kita Nabi Adam Alayhissalam dan Hawa, untuk turun dari alam yang penuh cahaya ke dunia kegelapan ini, apakah itu? Itu harusnya sangat dikenal. Itu sangatlah penting. Temukan, itulah yang pertama harus kita pelajari. Sebelum belajar begitu banyak hal yang tidak berguna, kita harus belajar mengapa kita telah dikirim atau mengapa kita telah diusir dari surga yang bercahaya. Apakah alasan itu?

Jika kalian tidak tahu alasannya kalian tidak dapat menyelamatkan diri kalian sebagaimana seorang dokter jika dia tidak tahu alasan penyakitnya, dia tidak dapat melakukan penanganan (tadawi), apapun. Tidak dapat ditangani, tidak. Karena dia tidak tahu alasannya. Jika setiap orang tahu tentang ini, tidaklah diperlukan begitu banyak dokter untuk melakukan penanganan– Setiap orang dapat melakukan penyembuhan sendiri. Namun tidak semua orang mengerti. Beberapa orang mengerti dan beberapa orang dikaruniai (kemampuan) menyembuhkan penyakit umat manusia.

Dan kini kita juga, makhluk hidup, hidup di antara begitu banyak makhluk. Perhatikan wahai manusia! Kita pernah di Surga. Kita diciptakan di sana. Dan itu adalah kampung halaman kita. Segala sesuatunya indah; segala sesuatu memberikan berkahnya kepada Adam Alayhissalam dan Hawa. Tak satu pun, melukai mereka. Segala sesuatu memberikan kenikmatan kepada Nabi Adam Alayhissalam dan Hawa. Jadi apakah sebabnya mereka diusir turun dari Surga ke sebuah dunia liar yang penuh dengan begitu banyak makhluk, yang setiap mereka, begitu marah kepada Hawa, kepada Nabi Adam Alayhissalam. Mereka sangat tidak bahagia dari perlakuan para makhluk itu. Dan tak satu pun memberi salam kepada Nabi Adam Alayhissalam dan Hawa di sini, tidak.

Di Surga segala sesuatu memberi salam kepada Nabi Adam Alayhissalam dan Hawa dan memberikan kenikmatan kepada keduanya. Segala macam kenikmatan, makan, minum, pemandangan. Namun mereka berdua hanya mendarat di planet gelap ini. Mereka diusir dari Surga yang terang dan jatuh ke dunia ini, planet dan itu adalah muwajaha pertama, mula mula mereka datang ke di hadapan mereka hanya sebuah kegelapan. Mereka mendarat pada sebuah dunia yang tidak diketahui dan dunia itu dalam kegelapan. Gelapnya kegelapan.

Dan tangisan Nabi Adam Alayhissalam dan Hawa, mereka menangis karena mereka diusir dari Surga yang terang. Dan kemudian Penguasa Surga memberi mereka sebuah cahaya, nur dan matahari terbit dan mereka ambruk bersujud kepada Penguasa Surga sambil berkata “Wahai Tuhan kami! Ini adalah karunia-Mu kepada hamba-Mu yang membangkang. Kami telah membangkang, wahai Tuhan kami. Namun Engkau mengaruniai kami sebuah cahaya, meskipun itu tidak seperti cahaya yang di Surga. Namun kami begitu bahagia karena adanya cahaya ini, bahwa matahari terbit dan memberi kami cahaya, wahai Tuhan kami.” Mereka bersujud, menyembah Penguasa Surga.

Namun, wahai manusia! Mereka memahami alasan yang menyebabkan mereka diusir dari Surga yang terang – dilempar keluar, dan mereka menangis. Kemudian, wahai manusia. Sebagai gantinya Surga di mana mereka semua begitu mencintai Adam Alayhissalam dan Hawa, begitu bersahabat, begitu baik, begitu hormat, semuanya di mana-mana, namun ketika sampai di sini mereka mendapati dunia yang liar, dalam kegelapan, penuh dengan makhluk.

Namun semua makhluk itu begitu marah kepada mereka. Bukannya memberi salam, tetapi begitu marah dan mengutuk. Mengutuk. Mereka berkata, “Seorang pembangkang datang, mendarat di antara kita dan mereka akan membuat keonaran kepada kita, karena mereka telah diusir dan dikutuk” dan mereka gemetar (ketakutan). Tak satu pun yang menyambut Adam Alayhissalam dan Hawa, yang mengatakan” as salamun alaykum!”, tidak. Bahkan semut berkata (kepada sesamanya), “Larilah.” Pohon berkata, “Larilah. Ada pembangkang - larilah!” Dan semua binatang liar melarikan diri dari mereka berdua, bukannya mendekat untuk memberi salam namun menjauh dan berkata bahwa “kutukan yang jatuh kepeda mereka mungkin akan menyentuh kita. Tinggalkan mereka.” Dan mereka melarikan diri.

Dan pepohonan dan buah buahan memberikan buah tetapi tanpa rasa. Tidak ada rasa dari buah dan mereka mencapai daratan, dunia. Datang ke dunia mereka begitu menyesal, begitu sedih. Dan Adam Alayhissalam, dia menangis, tidak makan, tidak minum, hanya menangis di atas puncak Gunung Serendip, dia berdiri di atas satu kaki dan menangis dan menangis.

Dia tidak makan tidak minum apa pun selama 30 hari. Itu adalah puasanya. Puasa dan menangis sampai Tuhan mereka menerima tobat mereka dan memberikan Rahmat-Nya dan berkata, “Wahai Adam! Aku menerima tobatmu, tobat, tobat. Dan dia mulai membuat dunia ini untuk tempat tinggal dirinya dan anak-anaknya. Atau kita akan menjadikan diri kita generasi Surgawi. Jika tidak maka Adam Alayhissalam dan Hawa akan menjadi berada di Surga tanpa keluar dari sana.

Maka, wahai manusia perhatikanlah! Pertama kita harus tahu apakah alasan kita berada di planet ini. Apakah alasannya Adam Alayhissalam dan Hawa mendarat di dunia ini? Itu adalah masalah terpenting dalam seluruh Kitab Suci untuk diketahui dan diajarkan. Itu adalah pelajaran pertama untuk Adam Alayhissalam dan Hawa dan para keturunan mereka.

Apa yang kalian pikirkan sekarang di masa kita ini? Siapa yang telah bertanya mengapa Adam Alayhissalam dan Hawa mendarat di sini? Dan mereka juga tidak bertanya, tentang apakah kutukan yang datang kepada manusia di abad ke-21? Manusia saling memangsa (saling menyakiti). Apakah alasannya?

SubhanAllah itu tertulis dalam semua kitab lama, sebuah kisah yang memberi pelajaran, bukan dongeng, tetapi sebuah kisah yang memberi pelajaran.

Suatu waktu seorang dari antara para alim, dia berada di dalam sebuah perahu, sebuah kapal, bepergian dan dia memperhatikan dan melihat laut itu dan melihat bahwa ikan-ikan saling memakan dan melihat sedang terjadi sebuah perang besar (muharaba), dan dia berkata, “Wahai Tuhan kami, Engkau mengetahui segala sesuatu. Aku begitu heran (aja’ib). Aja’ib. Aku merenung apa kiranya alasan (perang ini)?” Dan datanglah suara dari langit yang berbunyi “Wahai hamba-Ku. Barusan telah lewat di situ seorang hamba yang membangkang dan ia meludah ke laut. Ludahnya itulah yang membuat ikan-ikan itu saling berkelahi.”

Kalau ludah seorang hamba yang membangkang yang bisa membuat onar seperti itu, bagaimana dengan kita sendiri. Itu merupakan kisah yang baik sekali untuk mengajari manusia alasan adanya krisis, alasan adanya kerusuhan, alasan adanya perkelahian, alasan untuk membuat begitu banyak bom nuklir. Segala sesuatu, yang membuat manusia begitu saling bermusuhan. Itulah alasannya.

Nah wahai manusia! Jika hamba yang membangkang itu membuat kerusuhan di antara ikan di lautan, apa yang dapat kita katakan sekarang?

Setiap diri kita adalah pembangkang dan tidak lagi menghormati Perintah Suci dari Penguasa Langit. Kita tidak memberikan hormat yang tinggi dan pengabdian tinggi kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala. Itulah alasan dari seluruh kesukaran. Wahai manusia! Pikirkanlah hal itu dan jika tidak, maka akan datang kutukan lainnya yang akan membuat tidak akan ada lagi manusia atau hewan atau tetumbuhan yang hidup di bumi ini.

Saya hanyalah seorang yang lemah yang (hanya bisa) memberi peringatan. Peringatan? Saya seorang yang lemah. Saya berkata kepada orang-orang, “Peliharalah dirimu!” Itu adalah peringatan.

Itu artinya alasan mengapa Adam Alayhissalam dan Hawa telah diusir dari Surga dan dilemparkan keluar hingga mendarat di dunia ini. Dunia ini yang tidak ada nilainya di Hadirat Ilahiah. Dan manusia saling memangsa dan saling bunuh dan melakukan begitu banyak hal buruk.

Itulah alasannya. Dan apa pun pemahaman kalian dari (pelajaran) ini adalah sumber dari kerusuhan dan krisis, kita harus bertanya “Apa yang ditulis di dalam Perjanjian Lama?” “Apa yang tertulis di dalam Perjanjian Baru?” “Dan apa yang tertulis di dalam Alquran Suci?” Apa yang dikatakannya? Dan tak seorang pun mencari tahu apa yang dikatakan (dalam kitab-kitab itu) dan yang menyebabkan situasi seperti ini dan untuk mencari tahu suatu cara menyelamatkan diri kita.

Kalian tidak akan menemukan satu cara untuk menyelamatkan diri kalian sampai kalian mencari di kitab-kitab suci. Kalian harus mengerti di mana Adam Alayhissalam dan Hawa berada di Surganya. Mereka begitu dimuliakan dan segala sesuatu memberikan mereka kenikmatan. Namun apa alasannya mereka diusir? Alasannya adalah karena mereka membangkang, menolak perintah suci, Perintah Suci Allah, Dia berkata, “Jangan makan!” Dan mereka tidak membungkuk kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala sambil mengatakan “Apa pun yang Engkau perintahkan (kami lakukan) ya Allah, Tuhan kami!” Mereka tidak mengatakan ini dan akhirnya mereka berlari mendekati dan makan buah terlarang dan segala sesuatu langsung berubah dan segala macam kesukaran mendatangi Adam Alayhissalam dan Hawa dan anak cucu mereka. Dan hingga sekarang kutukan itu tetap berlangsung, karena manusia tidak bertanya alasan (pengusiran itu). Alasannya adalah dalam pembangkangan kepada Penguasa Surga. Selama kalian dalam pembangkangan, kutukan itu tetap mendatangi, di sini dan di hari akhir nanti.

Pikirkanlah hal itu, wahai patriarkat (pendeta Yahudi), wahai orang-orang gereja, wahai orang-orang sinagoga (tempat ibadah Yahudi), wahai orang-orang masjid, wahai orang yang terpelajar, wahai para pemimpin agama!

Saya tidak suka para pemimpin agama, bila mereka tidak memahami kesukaran yang dialami umat manusia. Saya seorang hamba Allah yang lemah yang sederhana dan kini membuat saya untuk menyampaikan kepada seluruh dunia dalam bulan ini, dari Timur ke Barat dan untuk merubah jalan kita untuk datang pada jalan yang benar. Dan kalian tidak dapat berada di jalan yang benar jika kamu tidak mengikuti mereka yang benar. Bertanyalah kepada mereka yang benar, jangan bertanya kepada orang yang memberikan julukan (nama besar) yang kosong kepada diri mereka sendiri. Itu tidak penting. Carilah dan perhatikanlah seorang yang sungguh beriman dan seorang hamba yang patuh kepada Tuhannya dan mengikuti-Nya. Jika tidak, seluruh dunia ini akan berakhir karena Hari Pengadilan telah berada di ambang pintu. Wahai Tuhan kami! Kirimkanlah seseorang yang mampu merubah jalan kami dari jalan buruk ke jalan yang menuju kepada-Mu!

Wahai Tuhan kami. Tawbat, tawbat, tawbat istaghfirullah. Tidak ada yang akan menyelamatkan kalian, apakah kalian Kristen, Ortodoks, Muslim, Syiah, Wahabi atau apa pun. Kalian tidak dapat berubah. Kalian tidak dapat menyelamatkan diri kalian sendiri jika kalian tidak merubah jalan kalian. Wahai manusia! Janganlah saling membunuh namun berusahalah mengusir setan dalam diri kalian! Semoga Allah mengampuni saya.

Tawbat ya Rabbii, tawbat. Fatiha.

Rabu, 08 Desember 2010

Kebesaran Sayyidina Muhammad (saw) Tidak Terlukiskan

Kebesaran Sayyidina Muhammad (saw) Tidak Terlukiskan


Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
25 June 2010 Lefke, Cyprus
Jumu`ah Khutbah

Allahuma shalli `alayk yaa Sayyidii, yaa Rasuulullah wa narjuu an nakuuna m`ak fii al-akhira. (Semoga Allah mencurahkan berkah kepadamu, wahai junjungan kami, wahai Nabi Allah, dan kami memohon agar kami kelak bersamamu di akhirat).

Wahai Muslim, wahai Mukmin! Allah (swt) menyebutkan dalam ayat suci ini bahwa Allah (swt) dan para malaikat-Nya memuji dan berselawat atas Nabi (s). Lalu pertanyaannya muncul karena itu adalah Firman Suci Allah, “sejak kapan?” Ketika Dia memuji kekasih-Nya dan mengirimkan para malaikat-Nya untuk memujinya, tidak ada yang tertinggal dan Allah (swt) tidak menyebutkan jumlah malaikat tersebut. Pada saat itu berapa banyak yang memujinya? Tak seorang pun dapat memberikan jumlahnya, jika kalian memberikan angka tertentu, berarti kalian membatasi Keagungan-Nya, membatasi `Azhaamat
Allah.

Dan jangan berpikir bahwa pujian malaikat itu sama satu sama lain. Setiap pujian malaikat berbeda dan tidak berulang seperti kita; malaikat tidak mempunyai pengulangan. Setiap malaikat, masing-masing memuji Allah (swt) dengan pujian yang berbeda kepada Nabi (s) daripada yang lain. Dan selawat yang mereka buat pertama kali tidak diulangi lagi kedua kalinya. Setiap saat Allah (swt) menciptakan pujian baru yang berbeda dengan yang lainnya.

Wahai Muslim! Kebesaran Sayyidina Muhammad (s) tidak dapat dilukiskan. Dan saya akan mengutip untuk kalian sebuah hadis dari Jabir ibn Abdullah (r), yang diriwayatkan dalam al-Musannaf oleh `Abdur Razzaq dan dalam al-Mawahabi al-Laduniyya, yang ditulis oleh Syekh Muhammad Isma`iil al-Burhani. Dan ia menanyakan satu pertanyaan kepada Nabi (s), sebagaimana Sahabat, Ashaab (r) bertanya kepada Nabi (s) atau seperti seorang murid bertanya kepada Syekh:

رواه عبد الرزاق بسنده عن جابر بن عبد الله بلفظ قال قلت: يا رسول الله، بأبي أنت وأمي، أخبرني عن أول شيء خلقه الله قبل الأشياء. قال: يا جابر، إن الله تعالى خلق قبل الأشياء نور نبيك من نوره، فجعل ذلك النور يدور بالقُدرة حيث شاء الله، ولم يكن في ذلك الوقت لوح ولا قلم ولا جنة ولا نار ولا ملك ولا سماء ولا أرض ولا شمس ولا قمر ولا جِنِّيٌ ولا إنسي، فلما أراد الله أن يخلق الخلق قسم ذلك النور أربعة أجزاء: فخلق من الجزء الأول القلم، ومن الثاني اللوح، ومن الثالث العرش، ثم قسم الجزء الرابع أربعة أجزاء، فخلق من الجزء الأول حَمَلَة العرش، ومن الثاني الكرسي، ومن الثالث باقي الملائكة، ثم قسم الجزء الرابع أربعة أجزاء: فخلق من الأول السماوات، ومن الثاني الأرضين، ومن الثالث الجنة والنار، ثم قسم الرابع أربعة أجزاء، فخلق من الأول نور أبصار المؤمنين، ومن الثاني نور قلوبهم وهى المعرفة بالله، ومن الثالث نور إنسهم وهو التوحيد لا إله إلا الله محمد رسول الله.

Jadi ia berkata, bi abii anta wa ummii, “Aku mengorbankan diriku dan ayahku dan ibuku kepadamu, tetapi katakan padaku,” karena ia menginginkan jawabannya, “Yaa Muhammad! Apakah yang pertama kali Allah (swt) ciptakan al-ashya, sebelum Dia menciptakan yang lain?” Itu bukanlah pertanyaan yang mudah dan tidak sederhana.

Lihatlah apa yang Allah (swt) berikan kepada Sayyidina Muhamad (s) dari Kebesaran-Nya! Nabi (s) bersabda, qala yaa Jabir inna Allah khalaqa qabl al-ashya nur nabiyyih, “Wahai Jabir! Apa yang Allah ciptakan sebelum menciptakan makhluk yang lain adalah cahaya Nabi Muhammad, sebelum Dia menciptakan apa pun dari Cahaya-Nya.” Nabi (s) melanjutkan, “Kemudian cahaya ini mulai berputar, cahaya di dalam Samudra Kekuasaan Allah, al-Qudrah." Segala sesuatu berputar dari sana, ia bagaikan generator. Sebuah pesawat tidak bisa terbang tanpa turbin. Cahaya itu bergerak dengan kecepatan yang tidak dapat terlukiskan, tidak seperti cahaya kita yang bergerak dengan kecepatan 300km /detik. Cahaya itu berputar, berputar, dan berputar dan ketika berputar ia menciptakan banyak, begitu banyak hal hingga kita sampai kepada hadis tersebut. Dan ketika ia berputar, ia berputar dalam Samudra Kekuasaan Allah. Dan pada saat itu belum ada Loh Mahfuz dan belum ada Qalam dan belum ada Surga dan Neraka, tidak ada malaikat, tidak ada langit, tidak ada alam semesta, tidak ada bumi, tidak ada matahari, wa laa qamarun, dan bahkan tidak ada bulan, wa laa jinniyyun wa laa insiyyun, dan tidak ada jin dan tidak ada manusia.

Dan ketika Allah (swt) bermaksud untuk menciptakan ciptaan-Nya, Dia mengambil dari cahaya yang diberikan kepada Muhammad (s), berputar dalam Samudra Kekuasaan (Qudrah), dan membaginya ke dalam empat bagian: dari bagian pertama, Dia menciptakan Qalam dan itulah di mana kita tahu, dari hadis Nabi (s), bahwa ketika Allah (swt) meminta Qalam untuk menulis, apa yang Dia perintahkan untuk ditulis? Dia telah menciptakan Qalam dari nur an-nabi dan Dia memerintahkannya untuk menulis, Laa ilaaha illa-Llah, lalu ia menuliskannya selama 70,000 tahun, kemudian berhenti. Lalu Dia memerintahkan Qalam untuk menulis, Muhammadur Rasuulullah, dan Qalam bertanya, “Siapakah Muhammad? Siapakah dia?” dan Dia berkata kepada Qalam, “Diam! Jika bukan untuk Muhammad, Aku tidak akan menciptakan satu makhluk pun.” Jadi dari bagian pertama diciptakan Qalam, dari bagian kedua cahaya itu Dia menciptakan Loh Mahfuz dan dari bagian ketiga, Dia menciptakan Arasy. Bagian terakhir, Dia membaginya ke dalam empat bagian: dari kelompok pertama dari bagian keempat itu, Dia menciptakan hamalat al-`arsh, para malaikat yang membawa Arasy, dan dari bagian kedua diciptakan Kursi, dan dari bagian ketiga Dia menciptakan malaikat yang lain dan sampai sekarang malaikat ini masih terus diciptakan setiap saat, dan tidak ada yang tahu berapa banyak Allah (swt) menciptakannya dari cahaya Nabi (s) tersebut.

Dan kemudian satu bagian yang tersisa Allah (swt) membagi cahaya itu menjadi empat bagian: dari yang pertama Dia menciptakan langit, dari yang kedua alam semesta. Dan Dia tidak mengatakan ardh, Dia mengatakan ardhiin, dua atau lebih, banyak bumi. Dari bagian ketiga Surga dan Neraka. Kemudian Dia membagi bagian keempat, bagian terakhir dari bagian tersebut menjadi empat bagian: dari bagian pertama Dia menciptakan cahaya umat Mukmin, visi orang-orang yang beriman, awliyaullah, para salaatiin, sultan dunia ini, para syuyuukh. Dan dari bagian kedua Dia menciptakannuura quluubihim, cahaya qalbu mereka, dan itu adalah m`arifatullah, ilmu tentang cahaya Hadirat Ilahiah Allah. Dan dari bagian ketiga, Dia menciptakan cahaya keakraban mereka, cinta mereka dan kelembutan mereka. Awliyaa tidak kasar; mereka lembut, damai dan pasrah pada kehendak Allah. Mereka pasrah, mereka tidak mengontrol seperti yang kalian suka, atau seperti yang ia suka. Mereka meninggalkan semua orang pada diri mereka sendiri, mereka tidak campur tangan, dan mereka menjaga qalbu mereka agar tetap terhubung dengan Allah (swt) dan Nabi-Nya (s). Dan dari bagian keempat, itu artinya jantung dari kelompok orang ini, para awliyaullah. Keakraban itu adalah Tawhiid-Nya, sebagaimana Dia berfirman, La ilaaha illa-Llah Muhammadur Rasuulullah, dan di mana Allah (swt) telah meletakkan realitas Keesaan-Nya dan realitas cinta kepada Nabi (s) dan Ahlu ‘l-Bayt. Dan cinta terhadap Ahlu ‘l-Bayt, keluarga Nabi (s) begitu penting dan mereka begitu penting bagi-Nya! Dia meletakkan cinta terhada Nabi (s) di dalam hati mereka. Allah (swt) Mahabesar dan Dia telah menciptakan sesuai dengan hadis ini.

Wahai Muslim! Allah (swt) memperlihatkan kebesaran dari Sayyidina Muhammad (s). Dan dari Ibn Abbas (r), bahwa Quraysy adalah cahaya. Di sini "Quraysy" mewakili Muhammad (s); beliau dan keluarganya adalah cahaya dalam tangan Allah sebelum Dia menciptakan Adam (a) 2,000 tahun sebelumnya, dan cahaya Muhammad (s) itu melakukan tasbiih, memuji Allah (swt) secara terus-menerus. Dan para malaikat melakukan tasbih, mengikuti apa yang diucapkan oleh Nabi (s) dan mereka memuji Nabi (s). Jadi pemimpin, junjungan dan orang yang memuji dan menunjukkan kepemimpinannya kepada para malaikat adalah Sayyidina Muhammad (s)! Dan kemudian Allah (swt) menciptakan Adam (a) dan meletakkan nuuritu, cahaya di kening Sayyidina Adam (a).

عن ‏أبي سعيد الخدري قال رسول الله ‏صلى الله عليه وسلم ‏إني قد تركت فيكم ما إن أخذتم به لن تضلوا بعدي ‏الثقلين ‏أحدهما أكبر من الآخر كتاب الله حبل ممدود من السماء إلى الأرض ‏وعترتي ‏أهل بيتي...

Wahai Muslim! Nabi (s) bersabda, `an abi sa`iid al-khudrii, qala rasuulullah, innii taraktu fiikum ma in aakhadhtum bihi lan tadilluu bihi ba`dii abada, ats-tsaqalayn, ahadahum akbar min al-aakhir, kitabullah hablun mamduud min as-sama ila al-ardh
,

“Aku akan meninggalkan kalian dengan sesuatu di mana kalian tidak akan menyimpang setelah itu. Yang satu lebih besar dari yang lain: Kitab Suci Al-Qur’an, dan rahasia Kitab Suci Al-Qur’an, yang Allah (swt) Mahatahu. Qur’an Allah adalah jalan yang lurus seperti tali dari langit ke bumi.” Itu selalu terhubung, tidak pernah terputus. Wa `itratii, “Dan keluargaku, ahlu ‘l-baytii. Aku mencintai mereka, dan kalian harus mencintai mereka.” Allah (swt) berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Nabi (s) bersabda, sebagaimana Allah (swt) mewahyukan kepadanya:

قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى
Qul laa asalukum `alayhi ajra ill al-mawadata fi 'l-qurba, Katakan: Wahai manusia! Aku tidak meminta apapun darimu, tidak ajar, tidak kekayaan (atas seruanku), tetapi cintailah keluargaku.(42:23)

Dan mencintai keluarga Nabi (s) adalah sangat penting dan itulah sebabnya pada saat itu, Nabi (s) melindungi mereka dan mereka adalah Sayyidina ‘Ali (r), Sayyida Fatimat az-Zahra (r), Sayyidina 'l-Hasan (r) dan Sayyidina 'l-Husayn (r). Para Syuyuukh mewarisi dari rahasia tersebut: mencintai mereka dan mencintai keluarga mereka. Gembirakan mereka dengan bergembira dan tidak memerangi dan mengkritik dan menyumpahi mereka. Berpergangteguhlah kepada tali Allah (swt) dan jangan bercerai berai. Dan Allah (swt) menurunkan ayat ini:

فَمَنْ حَآجَّكَ فِيهِ مِن بَعْدِ مَا جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْاْ نَدْعُ أَبْنَاءنَا وَأَبْنَاءكُمْ وَنِسَاءنَا وَنِسَاءكُمْ وَأَنفُسَنَا وأَنفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَل لَّعْنَةُ اللّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

Faman haajjaka fiihi min ba`di maa jaaka mina al-`ilmi faqul ta`alaw nad`u abnaana wa abnaakum wa nisaana wa nisaakum wa anfusana wa anfusakum tsumma nabtahil fanaj`al la`nata Allahi `ala alkaadzibiin

Jika seseorang berselisih mengenai soal ini denganmu, kini setelah datang pengetahuan (penuh) kepadamu, katakan: “Marilah! Mari kita berkumpul bersama-sama, anak-anak kami dan anak-anak kamu, wanita kami dan wanita kamu, diri kami dan diri kamu. Kalau begitu, marilah kita bersungguh-sungguh berdoa dan meminta agar Allah melaknat orang yang berdusta." (3:61)

Ayat tersebut turun karena apa? Karena Allah (swt) ingin memperlihatkan bahwa Ahlu ‘l-Bayt, bahwa Nabi (saw) akan membawa mereka ke tempat di mana orang-orang kafir berkata, “Nabi (s) tidak benar. Aku bilang, ‘Bawa keluargamu dan aku akan membawa keluargaku dan siapa yang sukses akan baik-baik saja dan yang lain akan lenyap. Mereka akan gagal.’” Mereka tidak datang; mereka takut dan mereka tidak memperlihatkan diri. Karena Nabi (saw) membawa Sayyidina ‘Ali (ra) dan Sayyida Fatima (ra), Sayyidina ‘l-Hasan (ra) dan Sayyidina ‘l-Husayn (r).

Wahai Muslim! Kita memerlukan paspor ke Surga dan kita memerlukan tiket. Itu adalah syuyuukh kita, yang membawa kita ke hadirat Nabi (saw)!

Tanda_Tanda Kesehatan Spiritual.

Tanda2 Kesehatan Spiritual.

Seseorang yang mempunyai karakter baik juga mempunyai kehidupan spiritual yang sehat. Dari jumlah banyaknya keluhan orang, mungkin kalian akan segera mengetahui berapa banyak karakter buruk yang masih tertinggal didalam diri seseorang. Dan ketika kalian mampu menghilangkan seluruh keluhan yang kalian miliki, kalian kemudian akan mengetahui bahwa kalian itu sehat dan tidak ada lagi karakter buruk yang tertinggal.

Hal ini sangat penting bagi seseorang untuk memiliki karakter yang baik. Jika seseorang tidak mempunyai keluhan lagi, berarti dia sudah memiliki kesabaran dan ini berarti dia mempunyai iman yang sejati. Apabila kalian bisa melepaskan diri dari daya tarik semua sifat2 buruk, maka tidak akan ada lagi kesulitan yang akan menimpa kalian baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Kalian harus selalu ingat bahwa segala sesuatu itu terjadi se-mata2 adalah atas kehendak Allah. Inilah kuncinya, obat bagi segala penyakit hati. Kalian harus berkata, “Mengapa aku harus mengeluh, bila Allah yang memerintahkan ini semua harus terjadi?” Bila kalian mampu mengingat hal ini kalian akan merasa puas dengan segala kehendak-Nya dan akan setuju dengan semua itu.

( Sulthonul awliya' syaikh Muhammad Nadzim Adil al-Haqqani )

Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursid/Guru Ruhani sejati

Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursid/Guru Ruhani sejati.

dari note FB Arief Hamdani
Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursid/Guru Ruhani sejati.

Assalamu 'alaikum wr wb. Bismillah hirRohman nirRohim

Tasawuf pada masa Rasulullah saw, adalah realita tanpa nama, tasawuf saat ini, adalah nama tanpa realita, kecuali hanya sedikit yang menjalankan realitanya dalam bimbingan Mursyid Hakiki. Tasawuf bukan membaca buku-buku Tasawuf dan mengkaji dari berbagai teori-teori tasawuf seperti banyak kajian tasawuf diberbagai Masjid dan Universitas saat ini. Ini hanya Ilmu Kertas, Ilmu Buku-buku.

Hal ini hanya baru mempelajari mengenal tasawuf bukan "bertasawuf". Sungguh sangat berbeda jauh antara bertasawuf dan mempelajari atau membaca buku tasawuf atau hadir dalam ceramah tasawuf oleh Profesor, dan ulama baisa yang bukan mursid. Sungguh jauh dampak dan pemahamannya bagai setetes air dibanding samudera.

Bertasawuf adalah hubungan antara Guru & Murid. Tasawuf adalah melaksanakan dzikir dan mengambil Mursyid dengan berbayat. Bertasawuf adalah memiliki Mursyid tasawuf yang juga merupakan Wali Allah, maka ia akan mendapatkan ilmu sekaligus Hikmah.

"Ilmu" seperti pesawat terbang yang indah bentuknya. "Hikmah" seperti Bahan Bakarnya. Begitu banyak orang yang bangga dengan keluasan & keindahan ilmunya, tetapi tanpa bahan bakar hikmah ia tetap didarat tak dapat terbang. Hikmah didapatkan dari mendengarkan langsung bersama Wali Allah, sementara ilmu hanya berasal dari profesor, ulama biasa dan buku-buku. Sementara Bertasawuf adalah mengenal, mencicipi manisnya spiritual bersama Wali Allah, Ulama Azwaq, Ulama Rasa dengan kedalaman pengalaman Rasa, tasawuf adalah ilmu rasa, bukan ilmu buku-buku.

Ilmu kadang membebani sementara Hikmah tak dapat terlupa dan menguatkan. Ketika kita beranjak tua, maka yang menghancurkan ilmu adalah LUPA ( Hadist Nabi saw). Hikmah berasal dari pertemuan dengan Wali Allah, mendengar nasehat dan bimbingan secara langsung. Ada dua macam ilmu. Ilmu Awroq atau Ilmu Tulisan dan Ilmu Azwaq (Rasa). Ketika kita mendengar seorang Kekasih Allah/Wali Allah bicara, maka ilmu rasa dan hikmah yang ditransfer langsung kedalam kalbu kita.

Ketika kita menulis dari ceramah Wali Allah, maka yang semula kita terima dalam bentuk Hikmah, berubah menjadi Ilmu artinya meskipun awalnya merupakan Hikmah tetapi karena telah menjadi bentuk tulisan maka dia beribah menjadi ilmu saja. Hikmah adalah RASA, pertemuan langsung dengan Para Wali Allah. Berjamaah dengan Wali Allah, bagaikan tafakur bernilai 70 tahun ibadah, maka carilah para Wali Allah. Namun sayang hanya sedikit dari kita yang berusaha mencari dan berdoa untuk mendapat bimbingan Para Kekasih Allah,Para Wali Allah.

Hikmah sungguh berbeda, dengan kekuatan tatapan Nabi Muhammad saw, Umar ra yang semula berencana membunuh Nabi saw, ketika berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad salallahu alayhi wasalam, maka ia tunduk dan masuk islam. Inilah ilmu Rasa yang ditransfer melalui tatapan mata, melalui pertemuan langsung, ilmu para Nabi dan Kekasih Allah, yang merubah benci menjadi cinta.

Ada dua macam ilmu, Ilmu yang dari ucapan ulama biasa dan Ilmu yang sejati ditransfer dengan langsung bicara dan kemudian ditransfer dari hati ke hati. Ilmu Ulama seperti setetes dari samudera ilmu Wali Allah, ilmu Wali seperti setetes dari samudera Ilmu Para Sahabat ra, Ilmu Sahabat seperti setetes dari Ilmu Nabi saw, dan ilmu Nabi saw hanya setetes dari Samudera Ilmu Allah Azza wa Jalla.

Ketika kita mendengar ceramah ustad biasa terkadang ego menolak, karena berasal dari luar. Tetapi Ilmu Wali Allah bekerja dengan dua cara , dari luar dan dari dalam, dari luar berupa ucapan, dari dalam berupa ilham ilahiah yang dimasukkan kehati setiap muridnya. Dan ketika muridnya melakukannya ia mersakan hal itu dari inspirasinya sendiri sehingga ia ihklas melakukannya tanpa beban sedikitpun. Itulah cara kerja Wali Allah dalam membersihkan dan membenahi para muridnya melalui hati.

Tasawuf adalah Ilmu Rasa, Pengalaman dengan praktek langsung. Seorang dokter ahli bedah, tidak bisa menjadi ahli bedah hanya dengan membaca buku2 tentang ilmu bedah. Seorang ahli bedah haruslah telah menjalani praktek bedah, latihan membedah dibawah bimbingan seorang dokter ahli bedah yang ahli yg telah berkali2 membedah manusia. Demikianlah Wali Allah yang telah berkali-kali membedah Ego dan Nafsu para muridnya sehingga dapat dikendalikan dari Nafsu Amarah menjadi Nafs Muthmainnah ( nafsu dan jiwa yang tenang)

Demikian pula tasawuf, ada banyak Profesor, DR. Msc, MA dll mendalami tasawuf dan mengajar tasawuf, tetapi tanpa pengalaman rasa, Seperti orang yang menulis tentang mabuk tetapi ia sendiri belum pernah merasakan mabuk. Ketika ditanya siapa Mursyidnya, mereka mengatakan tidak memiliki mursid, mursidnya adalah buku-buku. Artinya bagaimana seorang penulis tentang jantung bicara tentang membedah jantung padahal dia bukan dokter ahli jantung, padahal dia belum pernah melakukan pembedahan? Maka bagaimana seorang yang belum pernah memiliki mursyid bicara tentang tasawuf padahal dia belum bertasawuf? Bagiamana mereka bercerita tentang Fana dan baqa padahal belum pernah merasakannya dan mencicipi kedalaman samuderaNya.

Tasawuf adalah pengalaman rasa, bukan ilmu tulisan, bukan ilmu buku-buku. Tasawuf adalah Ilmu Azwaq ( Ilmu Rasa) bukan ilmu Awroq, Ilmu tulisan. Tasawuf adalah mengambil bay'at dari Mursyid hakiki dan melaksanakan dzikir yang telah ditetapkan sesuai tariqahnya, dan menjalankan amalan hanya dengan perintah Syaikh / Mursyid yang Hakiki.

Demikianlah para Imam Empat Mazhab pun bertasawuf, Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Hambali mereka semua bertasawuf dalam bimbingan Mursid Tasawuf. Imam Gzazali mengatakan tanpa Guru Mursid maka Gurunya adalah Setan, Mawlana Jalaludin Rumi mengatakan tanpa Guru maka ergkau akan terhambat seribu tahun perjalanan. Imam Malik mengtakan Syariat tanpa Taswuf adalah zindik dan Tasawuf tanpa Syariat adalah sesat. Sehingg akita membutuhkan keduanya.

Ada begitu banyak sufi palsu, ada begitu banyak Guru sufi palsu yang hanya menjelekkan citra sufi. Secara syariah mereka tidak mengerjakan Syariah yg benar, secara sunah mereka menjauhi sunah. Tak ada Tariqah tanpa Syariah, karena seumpama syariah adalah lilin penerang untuk menjalani jalan tariqah agar tak tersesat dan menuju hakikat.

Jadi sebagai muslim sejati, kita harus memiliki keduanya, dari muslim menjadi mukmin (memiliki iman yg sejati) dan mencapai maqam muhsin ( ihsan, dimana ketika solat seolah berhadapan dgn Allah, Allah selalu melihat kita). Setiap orang perlu pembimbing ruhani sejati, oleh sebab itu manusia pertama yang diciptakan adalah juga seorang Nabi, Nabi Adam as, yang bertugas untuk membimbing anak-anaknya.

Ada 124.000 Nab yang ditutup Nabi terakhir Nabi Muhammad saw, dan setiap Nabi memegang amanah yang diteruskan kepada 124.000 wali disetiap masa yang merupakan pembimbing sejati. Berdoalah,"Ya Allah kirimkanlah para KekasihMU untuk membimbing hamba yang lemah ini". Siapa berdoa, maka ia akan medapat jawabannya. Siapa yg mencari Mursyid sejati, maka ia akan menemukannya. Tetapi saat ini setiap orang bangga dengan dirinya, mereka mengatakan gurunya cukup dengan buku.

Padahal ketika mereka secara fisik sakit dan harus menjalani operasi, mereka bagaikan orang lemah yg setuju harus menandatangani berita acara operasi. Bahkan tanpa mereka perlu membacanya, karena mereka telah pasrah dengan penyakitnya.

Tetapi ketika qalbu hati dan ruhani mereka sakit, ketika hati mereka berkarat, ketika mereka tak mampu mengalahkan egonya, mereka tetap tak mau mencari obat dari Sang Pembimbing Ruhani Sejati para Wali Allah. Mereka para Awliya ( Wali-Wali Allah) tak butuh uang anda, tak butuh pujian, mereka orang yang ikhlas yang bekerja sepanjang hari tak kenal lelah tanpa bayaran, cukup Allah dan Rasulullah saw bagi mereka.

Ketika kalian akan menyebrang padang pasir yang tak dikenal,maka kalian perlukan penunjuk jalan, agar tak tersesat, agar tahu bahaya yg menanti disetiap langkah, mungkin badai pasir, binatang buas, ular, pasir yang menelan dsb. Tentu saja penunjuk jalan itu telah melalui padang pasir itu berkali2 sehingga mengetahui karakter padang pasir itu.

Demikian juga apakah kalian pikir meniti jalan ruhani jauh lebih mudah daripada menyebrang padang pasir tak dikenal?. Mereka yang dikuasai ego , memerlukan bimbingan guru ruhani sejati yg telah mengalahkan egonya, dan mengetahui cara memotong tangan2 gurita ego dari korbannya. Setiap orang perlu mencari Wali Allah sebagai pembimbing, bukan hanya ulama biasa yang terkadang masih memiliki ego yang tinggi. Sehingga terkadang kita mengerjakan kebaikan dengan Ego, Nafsu & Riya.

Carilah Wali Sejati yang akan membimbing kalian, begitu banyak jalan tariqah sufi ini telah ditunjukkan tetapi ego selalu menolak. Ketika kita akan melangkah kepada yang Haqq, maka seratus setan dalam bentuk manusia, jin mencegah kalian untuk mendekati yang Haqq. Berjuanglah untuk mencari yang Haqq.

Ada dua kubu dalam islam, Islam yang Penuh Cinta dan Islam yang penuh kebencian. Jalan Sufi adalah jalan Cinta, dan hanya jalan CINTA yang nanti akan Allah ridhoi. Hanya jalan cinta yang merupakan jalan Nabi saw. Mengapa kalian tak megikuti Nabi saw ketika dihujani batu di Thaif tetapi tetap mendoakan umatnya agar selamat, tanpa dendam, itulah jalan cinta.

Mengapa kita perlu Mursyid? Karena setan bermain dengan ego kalian, karena kalian selalu akan terhambat mencapai kemajuan spiritual bila tak memiliki bimbingan. Bahkan untuk belajar matematika saja kalian perlu guru. Tentu berbeda matematika SD dan Perguruan tinggi atau tingaktan Phd. Tentu berbeda islamnya kalian ketiaka kecil dan untuk mencapai kedalaman iman dan ihsan. Untuk mencapainya kalian perlu mensucikan jiwa kalian, membersihkan dari ego, membersihkan karat hati dari maksiat. Jalan pintas tercepat adalah memiliki guru para Wali Allah yang penuh cinta, dialah pembimbing sejati. Ego hanya akan dapat dikalahkan dengan Cinta. Maka nabi Muhammad saw mengatakan, "Tanpa Cinta tidak ada Iman". Tak disebut kalian beriman sebelum kalian mencintaiku lebih dari kalian mencintai keluarga, harta dan kedudukan kalian.

Mengapa kalian perlu guru dan bay'at? Karena di Mahsyar nanti meskipun mereka para ahli tahajud, ahli quran, ahli puasa, mereka akan ditanya, Siapa Imam mu? Apa yang kalian jawab, jika tak punya Imam, maka kalian akan dibiarkan di mahsyar selama 50.000 tahun dimana sehari sama dengan seribu tahun. Sampai kalian mendapat syafaat Nabi saw atau ampunan Allah baru kalian diperkenankan masuk surgaNYA. Itulah sebabnya di Al-Quran dikatakan masukilah rumah melalui pintu2nya. Artinya mengenal agama ini melalui pintu2nya. Dari Nabi saw ke sahabat ke tabiin ke tabiit sampai kepada Wali-Wali Allah.

Nabi saw mengenal islam melalui Malaikat Jibril as, Abu Bakar ra dan para sahabat mengenal agama melalui Nabi saw, terus hingga tabiin, tabiit, Imam Mazhab dan sampai kepada Wali Akhir Zaman ini. Merekalah yang perlu kalian ikuti. Insya Allah siapapun yang mencari dan berdoa, untuk memdapatkan Pembimbing Sejati Para Kekasih Allah, maka mereka akan mendapatkan nya. Amin Ya Rabbal alamin. Karena Allah selalu menjaga Walinya 124.000 Wali disetiap jaman., Mereka adalah manusia yang selalu dijaga Allah.

Wa min Allah at tawfiq

Cara agar Terbebas dari Karakter Ego yang Buruk

Cara agar Terbebas dari Karakter Ego yang Buruk

Maulana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani
Dalam Mercy Oceans (Book Two)
Diambil dari www.mevlanasufi.blogspot.com

BismillahhirRohamnirRohim

Grandsyaikh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani berkata bahwa semua nasihatnya bagaikan peluru senapan, yang diberikan kepada kalian untuk digunakan melawan Ego dan Nafsu yang merupakan musuh utama kalian. Tetapi kalian hanya mengambil dan menyimpannya. Padalah kami memberimu untuk digunakan, itulah maksud kami. Kami memberimu peluru untuk berbagai macam sasaran, ada yang dekat dan ada pula untuk sasaran di balik gunung. Namun demikian, tetap saja Grandsyaikh berkata, “Aku tidak menemukan orang yang menjaga nasihatku.” Sayaberharap kalian semua memperhatikan nasihat beliau.

Grandsyaikh bertanya apakah yang tidak disukai oleh Allah swt dan Rasulullah sallallahu alaihi wasalam? Kalian harus tahu, dan bila sudah tahu, jagalah dirimu dari hal itu. Beliau menjawab bahwa yang tidak disukai Allah dan Rasulullah saw adalah membicarakan kesalahan orang lain. Allah swt telah melarang hal ini. Ini adalah sebuah dosa besar dan merupakan perbuatan terburuk yang dilakukan oleh seseorang. Kalian juga mempunyai kesalahan, setiap orang mempunyai banyak kesalahan, dan kalian harusmempertanggungjawabkan kesalahan kalian kepada Allah . Jadi mengapa kalian melihat kesalahan orang lain?

Kalian harus menghilangkan kesalahan kalian sendiri. Bila seseorang melihat kesalahan orang lain, rasa hormat kepadanya akan hilang dari dalam hatinya, dan kecintaan terhadapnya pun akan musnah. Oleh karena itu, hal ini sangat dilarang. Begitu banyak kesalahan yang dilakukan orang lain, sehingga bila kita memperhatikannya semua, maka semua orang akan menjadi musuh kita. Hal ini akan memecah belah ummat, kemudian Setan akan menangkap kita. Islam menyerukan agar kita membangun rasa cinta dan hubungan yang kuat di antara sesama manusia, saling melindungi dari kejahatan dan memperkuat keimanan. Dengan demikian, kita diperintah kan untuk beribadah secara berjamaah sehingga iman kita akan menjadi lebih kuat.

Grandsyaikh Abdullah berkata bahwa kita harus berhati-hati karena Setan akan berusaha membuat ibadah kita tidak diterima. Ibadah kita tidak diterima bila kita meminta suatu imbalan setelah melakukannya. Kita harus memohon agar ibadah itu hanya untuk mendapat keridhaan Allah semata. Ketika seluruh keinginan ego telah hilang, maka seseorang bisa disebut hamba Allah. Mencari imbalan dalam beribadah bagaikan orang yang menyembah berhala. Ketulusan berarti hanya mengharapkan ridha Allah . Begitu banyak orang yang beribadah kemudian melakukan keinginan egonya. Ini berarti bahwa mereka adalah hamba Allah dan juga hamba Setan. Itu adalah jalan yang berbahaya. Sampai kita menjadi bersih dari karakter buruk, kita tidak dapat terbebas dari Setan, dunia ini, ego kita, dan hasrat untuk menonjolkan diri.

Sampai kalian tahu di mana kalian menapakkan kakimu, apakah di jalan yang benar atau salah, hati kalian masih perlu diluruskan. Kalian harus tahu danmenyadari di mana kalian meletakkan kakimu. Dalam tidur yang singkat bisa saja terjadi bencana yang berbahaya. Oleh sebab itu kita perlu untuk selalu mengulang kalimat syahadat, untuk menempatkan diri kita di jalan yang benar. Sampai kita terbebas dari karakter buruk, kita tidak bisa memperoleh iman yang sejati, dan jika tidak ada iman yang sejati, maka tidak ada kehidupan yang sejati, kehidupan yang kekal. Siapa pun yang bias mewujudkan kehidupan sejati di dunia ini, maka dia akan hidup di makamnya, tubuhnya tidak akan berubah menjadi debu. Itu adalah tanda dari Allah bahwa dia telah meraih kehidupan sejati.

Bagaimana kita dapat membebaskan diri dari karakter buruk? Salah satu karakter buruk adalah berbangga hati. Iblis diusir dari Kehadirat Ilahi karena kebanggaannya. Jika seseorang tidak cukup rendah hati untuk menerima pelajaran dari seseorang, berarti dia merasa bangga. Kalian harus memiliki guru thariqat untuk menunjukkan kepadamu bagaimana melaksanakan syariah dalam dirimu. Guru itu belajar dari Syaikhnya bagaimana menggunakan syariah pada dirinya. Tidak ada ahli bedah yang hanya belajar lewat buku-buku. Mereka harus melakukan praktek operasi dengan praktek sesungguhnya dibawah bimbingan Doktor ahli yang telah melakukan pembedahan berkali-kali. Demikian pula dengan mengalahkan Ego dalam preaktek tasawuf tidak dapat dipelajari melalui buku-buku, tetapi harus dengan melakukan praktek melalui bimbingan Guru-guru Tariqah Sufi yang sejati, yang telah mengalahkan egonya dan mendapat bimbinganIlahiah dari para Mursyid pendahulunya. Bihurmati habib, Fatihah

Wa min Allah at Tawfiq

Selasa, 07 Desember 2010

Berguru Kepada Ego

Berguru Kepada Ego

Seorang murid dari Sayyidina Khalid al-Baghdadi, seorang awliya dari Rantai Emas Naqsybandi yang meninggal dunia sekitar 203 tahun yang lalu dan kini dimakamkan di Damaskus, diperintah kan untuk melakukan ibadah haji oleh Syekhnya. Syekhnya berpesan agar dia mencari sesuatu yang spesifik, namun dia tidak dapat menemukannya. Namun, dia kemudian mendengar tentang adanya seseorang di Bombay yang memiliki kekuatan mengagumkan dan dapat melakukan apapun yang kalian minta.
Murid ini heran dan marah mendengarnya, dia telah lama mengikuti Syekh Khalid Bagdadi tapi tidak dapat melakukan hal-hal yang mengagumkan.

Bagaimana mungkin seseorang yang tidak beriman, bahkan bukan seorang pencari dan tidak beragama Islam memiliki kekuatan mengagumkan? Kemudian ia bergegas menemui Syekhnya dan bertanya, "O syekhku, Anda telah mengirim saya untuk mencari seorang awliya, dan saya menemukan seorang yang tidak beriman tapi memiliki kekuatan mengagumkan, sementara saya tidak bisa! Pelajaran apakah ini? Sayyidina Khalid menjawab,"O anakku, jangan salah sangka dan berburuk sangka karena kamu dapat berbuat kesalahan karenanya. Aku akan memberikan jawabannya esok hari.

Malam itu, Sayyidina Khalid tiba di India dalam satu detik dengan menyebut "Bismillahi'r-Rahmani 'r-Rahim –dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Itu adalah kekuatan lain yang tidak digunakan Mawlana Shaykh Nazim. Para syekh melepaskan kekuatan spiritual mereka dari kungkungan tubuh. Saat itu, ruh dapat membawa tubuh pergi, yang sebelumnya ruh hanya dapat pergi apabila tubuh yang membawa. Para Awliya Allah bergerak dengan meletakkan tubuh mereka didalam ruh, jadi ruh yang membungkus tubuh , bukan sebaliknya seperti sat ini kita manusia biasa. Perjalanan mungkin terjadi dalam satu detik kemanapun ruh membawanya. Saat Sayyidina Khalid tiba di depan pintu kediaman biksu yang dimaksud di India, Sayyidina Khalid mengembalikan ruhnya ke tubuh fisik.

Biksu dari Bombay mengetahui akan kedatangan Syaikh Khalid dan sedang menunggunya didepan pintu. Dia berkata, "O Syekhku, saya tahu anda akan datang melalui kekuatan, dan saya telah meminta tolong seorang wanita muslim untuk menyiapkan makan malam untuk anda, saya tahu anda tidak memakan jenis makanan kami." Mereka duduk berhadapan. Sebelum berkata apapun, Sayyidina Khalid al-Baghdadi memintanya mengucap Kesaksian Iman yang disebut juga kalimat syahadat. Biksu itu duduk diam, berkonsentrasi dengan hatinya untuk setengah jam lamanya, bermeditasi, sementara Sayyidina Khalid al-Baghdadi diam.

Setengah jam kemudian, biksu mengangkat kepala dan berkata, Ashhadu an la ilaaha illallah wa ashhadu anna Muhammadur-Rasulullah." Bila sebelumnya ia selalu mengucapkan berbagai mantra, maka sesaat setelah dia mengucapkan syahadah, dia menerima kekuatan surga yang mengagumkan. Sayyidina Khalid bertanya, "Mengapa anda menunggu setengah jam dalam ketidak percayaan padahal anda tahu bahwa percaya adalah suatu Realitas. Dia berkata,"O Syekhku, saya meminta maaf, tapi selama 25 tahun saya selalu meminta ijin kepada Syekhku." "Siapakah syekhmu?" Dia berkata, "Syekhku adalah egoku. Setiap saat, saya selalu bertanya kepada ego saya dan mendengar apa yang ego perintahkan.

Apapun perintah ego, saya melakukan sebaliknya. Sebab sepanjang pengetahuan saya, ego hanya ingin menghancurkan jiwa. Setelah saya mendapat jawaban, barulah saya mengucap kalimat syahadah." "O Syekhku, selama 25 tahun, apapun yang ego katakan saat saya menanyakan pendapat, saya melakukan sebaliknya. Kini, ketika saya meminta pendapatnya, apa yang harus saya lakukan, apakah mengucap kalimat syahadah atau tidak, ego saya berkata :"Apakah kamu gila? Kamu akan jatuh ke dasar jurang dan memanjat naik lagi? Kamu gila! Berhati-hatilah! Jangan pernah mengucap kalimat syahadah." Dan saya berkelahi dengan ego. Maka ketika ego menolak, saya memutuskan mengucapkannya.

Sayyidina Khalid berkata,"Ketika kamu mengucapnya, kamu menerima kekuatan surga. Kami tidak bergantung pada mantra. Karena mantra hanya untuk setan." Ketika kita melihat perbuatan non-muslim atau bahkan muslim tetapi yang tidak menjaga Islamnya dengan benar, yang dapat melakukan hal menakjubkan, kita harus tahu bahwa semua itu kekuatan mantra setan. Setan dan iblis dapat melakukannya dengan mudah seperti jalan diatas air, berjalan melewati api, berjalan diatas paku, menembus tembok. Semua itu tak dapat dipercaya.

Kita membutuhkan kekuatan surga, dan kekuatan itu datang dari cahaya hati. Kita harus menyayangi setiap orang sama seperti kita menyayangi diri sendiri. Itulah yang benar-benar kita butuhkan. Kita harus menghargai setiap orang. Kita juga harus menolong setiap orang, rendah diri kepada semua orang. Berhati-hatilah, dan kamu akan menemukan kekuatan surga akan terbuka didepanmu.

Keesokkan harinya, Sayyidina Khalid kembali ke perkumpulan nya yang terdiri dari ratusan murid di Damaskus dan dia berkata kepada mereka : "Aku telah mengajar kalian selama 40 atau 45 tahun dan tak ada satupun yang berusaha menjinakkan egonya. Orang yang tidak beriman itu bisa memperoleh kekuatan yang mengagumkan, kekuatan kata-kata karena dia melakukan hal yang bertentangan dengan yang egonya mau. Sedangkan kalian, aku memerintahkan kalian melawan ego, membunuh ego kalian agar menjadi hamba yang baik tapi kalian tidak menurutinya. Untuk alasan itulah kekuatan surga tidak pernah terbuka bagi kalian. Ambillah hikmah dari cerita ini sebagai bahan pemikiran dan jadilah hamba yang baik. Dan dari Allah-lah semua keberhasilan.

“Ya Tuhanku…hambamu menyerah!”

“Ya Tuhanku…hambamu menyerah!”
12hb October 2010
Posted on 13 November, 2010 by The SufiHub Team

This post is also available in: English

Ringkasan Suhbah Maulana Shaykh Nazim
12th October 2010

“Ya Tuhanku…hambamu menyerah!”

A’uzubillah himinsh shaitan nirrajeem
Bismillahir Rahman-nir Raheem

Assalamu’alaikum wrh wbkt
Maulana memohon pada yg Maha Esa agar tidak membiarkan mereka yg beriman tanpa bimbingan,dan jangan ditinggalkan mereka tanpa menguatkan kelemahan mereka.
“Jangan tinggalkan kami di sebalik tabir kegelapan dan kebodohan, bantulah dan bimbinglah kami ke arah cahaya Syurgawi”. Maulana bermohon dengan rendah hati agar dapat sampai pada keamanan Syurgawi dan pada cahaya Syurgawi, walaupun itu hanya sinaran cahaya tunggal.

Ramai guru guru agama percaya bahawa mereka telah sampai ke kemuncak kefahaman dalam agama dan bahawa ufuk dimana mereka berdiri sekarang, adalah batas pemahaman manusia. Begitu jauh mereka dari kebenaran! Di sebalik setiap ufuk terdapat ufuk lainnya yg tidak terhitung banyaknya yg dipenuhi dgn Ilmu Syurgawi. Mintalah segala Ilmu dalam Lautan tersebut kerana Allah telah menciptakan Lautan lautan Ilmu itu utk manusia, bukan untuk diriNya. Adakah kamu fikir segala Lautan-lautan Ilmu itu sengaja disembunyikan dari manusia? Allah tidak memerlukannya…jadi Lautan-lautan Ilmu itu di cipta khusus bagi manusia untuk berusaha mencarinya.

Allah tidak memerlukan ciptaanNya…malahan ciptaanNya yang amat memerlukanNya. Jadi semua yang diciptakan bukan untuk diriNya, tetapi adalah untuk kebaikkan hamba hambanya dan ciptaan lainnya. Manusia merupakan ciptaan Allah yang diberi kehormatan yang amat hebat dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Manusia harus sedar betapa hebat/besarnya kehormatan yang diberikan atas mereka dan manusia mesti tahu mengapa!

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِىٓ ءَادَمَ

Kami telah memuliakan anak2 Adam. (Surah Al-Isra' 17:70)

Wahai ulama…misi kamu adalah untuk memberitahu manusia betapa hebat dan besarnya kehormatan yang dianugerahkan Allah atas diri mereka. Kamu mesti menyedarkan mereka dan beritahu tentang kehormatan tersebut. Bahkan Rasulullah (saw) dan para Malaikat belum dapat mencapai had penuh pengetahuan, tentang betapa besarnya kehormatan tersebut, karramna (lihat ayat di atas) yang Allah telah anugerahkan kepada umat manusia! Hal ini digambarkan sebagai Lautan atas Lautan atas Lautan kehormatan!
Maulana menunjukkan rasa terkejutnya bila mengetahui Ayat seperti diatas tidak di terangkan pada semua oleh cerdik pandai dalam agama hari ini. Mengapa? Apakah mereka merasakan Ayat tersebut tidak penting ataupun tidak terdapat apa apa pelajaran yang penting dan perlu bagi manusia didalamnya? Mengapa Allah turunkan Ayat itu jika ianya tidak mengandungi lautan kebijaksanaan yang tidak ada akhirnya. Tetapi apakah sebabnya cerdik pandai demikian tidak menghuraikan rahsia dan pelajaran yang terkandung di dalam Ayat tersebut, ataupun Ayat2 lainnya. Mereka terlalu bangga untuk merendahkan diri mereka dihadapan seorang Pembimbing2 Kerohanian, yang mempunyai hubungan sejati dengan alam ghaib dan yang memegang kunci2 khazanah Syurgawi yang dapat membuka pintu kefahaman dan tabir hikmah.

وَفَوۡقَ ڪُلِّ ذِى عِلۡمٍ عَلِيمٌ۬

Tiap-tiap orang yang berilmu pengetahuan, ada lagi di atasnya yang lebih mengetahui (Surah Yusuf 12:76)
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّـٰدِقِينَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamubersama orang-orang yang benar. (Surah At-Taubah 9:119)

يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ أَقۡطَارِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ فَٱنفُذُواْ‌ۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَـٰنٍ۬

Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus [melintasi] penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (Sultan). (Surah Ar-Rahman 55:33)

Ego membuatkan seseorang itu merasakan sukar untuk menerima hakikat bahawa terdapat orang lain yang lebih berpengetahuan dari dirinya.Tetapi Allah telah menerangkan didalam Ayat diatas, terdapat mereka yang ilmu pengetahuannya melebehi kamu, dan orang orang yang beriman digalakkan mencari Para Sadiqeen, kerana mereka diberi kekuasaan untuk menembusi di sebalik tabir2 yang menghalang kamu dari mencapai kefahaman yang mendalam. Mereka juga adalah orang2 yang mengetahui perihal Rahasia Hati. Tidak semua yang mengaku dirinya sebagai pembimbing itu benar2 seorang pembimbing. Seorang pembimbing yang benar / sejati akan membawa kamu ke Lautan Ilmu yang teramat luas, dimana dibelakangnya terdapat Lautan Kebijaksanaan, dimana dibelakangnya terdapat pula Lautan kekuasaan / kehebatan Allah yang maha Kuasa. Allah telah menganugerahkan kehormatan pada anak anak Adam,dan menyediakan mereka Lautan Lautan kehormatan yang tidak terhitung…

Kamu tidak boleh mendakwa mengetahui segalanya dalam Islam! Nabi2 yang diutus membawa pelajaran dan pesanan2 yang berbeza, sepertinya juga setiap kitab2 suci yang diturunkan, membawa wawasan dan kunci2 untuk pemahaman yang berbeza. Seorang Nabi kemungkinan tidak tahu apakah yang dibawa oleh seorang Nabi yang lain untuk umatnya/pengikutnya. Jadi jika ada terdapat hal-hal yang para Nabi2 tidak mengetahui, bagaimana pula ada sebahagian para Cendekiawan hari ini menggelarkan diri mereka sebagai ensiklopedi Islam?, Para Ulama Salafi ini, menolak ajaran Tariqah, menyebutnya sebagai bidaah, yang menyedihkan, mereka tidak sedar, tidak mengerti bahawa cara merekalah yang di tolak/tentang. Mereka percaya mereka telah memahami tafsir yang paling unggul (elaborasi/penjelasan) dari Al Quran, dan bila terdapat sebuah tafsir yang baru dari mana mana Ayat, mereka mula rasa curiga dan menolaknya. Ulama sedemikian akan memikul bebanan yang amat berat dibahu mereka, kerana mereka menggelarkan diri sebagai seorang yang cerdik pandai / berpelajaran / berpengetahuan tinggi, jadi mereka bertanggungjawab untuk membimbing pengikut2 mereka. Jika mereka tidak menjalankan amanah tersebut, mereka akan di hukum oleh Allah dengan hukuman yang lebih berat dari yang dikenakan atas orang biasa.

Wahai orang orang yang beriman, rendahkan dirimu! Kamu mesti mengaku pada dirimu, yang kamu sentiasa memerlukan bimbingan dan bantuan. Didalam setiap Ayat di kitab Suci Al Quran, terdapat Lautan Ilmu (bimbingan) yang tidak terhitung, setiap satu Lautan itu tidak ada dasarnya dan tiada pantai yang wujud. Adalah satu kebodohan dan perbuatan yang sia sia, untuk cuba menyekat penjelasan pada hanya apa yang telah kamu pelajari sahaja. Bagaimana mungkin sebutir atom dapat mengerti / memahami sebuah Lautan? Maulana bertanya. Manusia diibaratkan seperti sebutir atom, tetapi mereka punya keberanian untuk menolak selautan yang dipenuhi dengan ilmu Ilahi. Sebutir atom mungkin dapat mengerti tentang dirinya, tetapi ia tidak akan mungkin dapat memahami tentang Lautan lautan atom yang lainnya. Sama seperti seorang manusia yang dapat memikul segala bebanan dalam hidupnya sendiri, tetapi pasti tidak akan sanggup memikul bebanan seluruh manusia.

Lihatlah betapa juta banyaknya buku2 yang di karang untuk menerangkan makna Ayat2 yang terkandung didalam hanya sebuah kitab, iaitu kitab suci Al Quran! Sebanyak mana manusia menulis, Allah membuka lebih dan lebih lagi Rahasia Al Quran, akan tetapi, kesemua yang telah ditulis/dikarang dan yang dapat difahami manusia hanyalah seperti sebutir atom sahaja dibandingkan dari selautan luas kefahaman! Manusia harus sedar betapa kerdil dan lemahnya mereka…seperti sebutir atom yang jatuh ke dalam sebuah Lautan, ianya akan hilang lenyap begitu sahaja. Tetapi Allah telah menjanjikan/bersumpah bahawasanya Dia telah mengangkat Bani Adam yang kerdil/kecil dan tidak berdaya ini, sebagai seorang Khalifa, dan diberikan kepadanya kehormatan yang tidak tertanding!

Apakah Ringkasan/rangkuman, tujuan utama keseluruhan Syariah Islam? Ianya agar, hari demi hari, ego kamu bertambah lemah dan lemah, sehingga akhirnya ego mu menyerah. Pada ketika itulah, kamu akan berkata,“Aku menyerah…ya Tuhanku!” Kamu harus menyerahkan diri pada kehendakNya. Berserah dan tunduk dengan tawadduk! Jangan melawanNya, jangan melawan kehendakNya, kamu tidak akan menang, kamu tidak boleh menang!
Jika kamu telah diberi petunjuk oleh Allah untuk mendapatkan seorang guru/pembimbing yang benar, jangan berdiam diri. Jangan menyembunyikan diri, maju kehadapan dan istiharkan pada semua , “ Orang ini berkata yang benar,ikutilah dia!” agar mereka semua dapat di beri bimbingan ! perintah Allah.

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ‌ۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٲنِ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertakwa dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan pencerobohan dan bertakwalah kepada Allah, kerana sesungguhnya Allah Maha Berat azab seksaNya (bagi sesiapa yang melanggar perintahNya). (Surah Al-Ma'idah 5:2)

Maulana berkata, ini adalah satu perintah (wata’aa wanu) kamu harus membantu dalam kabaikkan. Bantulah untuk sebarkan segala pelajaran dan pesanan ini, dan kamu akan diangkat serta dianugerahkan kehormatan yang tiada batasannyanya. Sebarkanlah pelajaran ini, dengan apa cara sahaja yang kamu mampu dan kamu miliki, sebarkanlah dan bawalah segala ajaran yang benar ini kepada setiap insan di muka bumi ini. “Bantulah saya (untuk menyebarkan ajaran2 ini),” kata Maulana, “Jangan menentang saya.” Sesiapa yang menentang sesama manusia, adalah syaitan.

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَـٰنَ‌ۖ

Bukankah Aku telah perintahkan kamu wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah Syaitan? Sesungguhnya dia musuh yang nyata terhadap kamu! (Surah Ya-Sin 36:60)
Musuh Utama Bani Adam adalah syaitan. Jadi sesiapa yang memusuhi sesama manusia adalah syaitan juga. Kamu harus membantu satu sama lain dalam kabaikan, dan menghormati satu sama lain, kerana manusia telah di anugerahkan kehormatan yang tidak terfikir hebatnya. Ianya merupakan satu kehormatan yang tidak ada batasannya yang di beri pada setiap diri kamu. Tetapi alangkah pelik nya, manusia hanya menujukkan penghormatan pada para Raja2, ketua2 negara, orang2 kaya dan ternama. Apakah itu perintah Ilahi? Ramai orang2 yang sedemikian yang tidak mengambil berat dan melakukan yang terbaik terhadap sesama warga/bangsanya. Mereka lebih suka dipuja/disanjung oleh orang2 bawahan mereka! Siapakah yang memberi mereka hak/kebenaran untuk memperkecilkan/memalukan orang? Ramai orang2 yang berpengaruh/berkuasa menyalahgunakan kuasa mereka terhadap orang2 dibawah jagaan mereka, sehingga mereka dibenci . Adakah perintah untuk berbuat demikian terdapat didalam Kitab2 suci yang diturunkan? Diatas perintah siapakah mereka diberi keizinan untuk melakukan kekejaman terhadap orang2 dibawah jagaan mereka, sedangkan Allah telah berikan mereka( yang dizalimi itu ) kehormatan?

Allah telah menganugerahkan kehormatan yang sebegitu rupa untuk manusia, jadi tiada sesiapapun yang punya kebenaran untuk menjatuhkan maruah, mengaibkan maupun merendahkan orang lain.Tetapi sayangnya ramai yang berkelakuan sedemikian, sebab itulah Nabi (saw) bersabda, “Selepas pemerintahan Raja2, akan berkuasa para penzalim.” Penzalim2 itu nantinya akan menyebarkan rasuah/korupsi di merata dunia. Rakyat dikebanyakkan negara2 serata dunia, tidak berpuas hati atas pemerintahan para penzalim2 tersebut didalam negara mereka. Mereka menjadi mangsa penindasan, penganiayaan dan diskriminasi. Penguasa2 zalim ini malah menghancurkan rakyat yang lemah dengan penuh kekejaman. Kamu melihat semakin banyaknya protes dan demonstrasi ( tunjuk perasaan ), Maulana meluahkan kebimbangannya , ditakuti akan terjadi dari tunjuk perasaan / demonstrasi ini, berubah menjadi satu keganasan / kekerasan.

Rakyat yang tertindas akan menjadi lebih berani untuk menjatuhkan/menundukkan pemimpin mereka yang zalim dan menjadikan mereka hiasan awam. Lihatlah kitaran kekerasan dan kezaliman – jika seorang pemimpin itu memerintah dengan kezaliman, rakyat pasti akan memberontak dan rusuhan/kekacauan akan bermula. Tidak ada manusia yang punya kekuasaan untuk memperlakukan manusia lain dengan cara yang tidak berperikemanusiaan. Sesiapa yang memperlakukan manusia dengan kekejaman, pasti akan menerima balasan dan kemurkaan dari Ilahi.

Maulana berkata, “Saya rasa sungguh menyesal dan sangat sedih.” Ini keranaRasulullah (saw) diutus dengan membawa mesej keamanan, tetapi mesej tersebut ditenggelami dalam kejahilan mereka yang cetek pemahaman.Rasulullah bersabda didalam sebuah hadis, “Aslim taslam”– -Mereka yang tunduk dan menyerah (dalam Islam), akan mencapai keamanan dan keselamatan. Islam adalah keselamatan. Jadi datanglah. Datang dan menyerah kepada Allah, pada perintah Tuhanmu, dan kamu akan berada didalam keselamatan serta Perlindungan Ilahi di dunia dan akhirat.
Fatihah

Selasa, 30 November 2010

Cahaya Cinta

oleh Kiai Budi pada 28 November 2010 jam 20:46

Sedulurku tercinta,mungkin orang banyak yang jenuh lalu bosan dan apatis terhadap sejarah yang carut marut,dimana wajah anggun peradaban seolah lenyap dan tinggal kenangan.
Kekerasan demi kekerasan menghiasi bumi,negara,keluarga dan diri sendiri,sehingga kesantunan hidup musnah dan nampaklah wajah beringas sebagai letupan kemarahan--mudah tersentil.

Seolah keadaan ini mengotori kehidupan secara luas,tetapi tidak bagiku,kehidupan yang dicipta dengan cintaNya ini akan selalu memilki harmoni,sementara kotoran itu akan dikembalikan kepada siapa yang mengotorinya.
Aku mendengar banyak orang yang gelisah dan tidak tenteram,aku mendengar keluarga yang terkoyak,aku mendengar kampung yang bentrok gara-gara pesoalan yang tidak jelas jluntrungnya,aku mendengar antar desa saling perang,aku mendengar antar wilayah porak poranda karena permusuhan,aku mendengar antar negara bersitegang karena perang berbagai kepentingan,aku mendengar,aku mendengar,aku mendengar.

Agama yang notabene menentramkan manusia ternyata diperalat juga untuk membenarkan konflik itu sehingga keadaan menjadi tambah tak terkendali,semua berujung kepada tragedi kemanusiaan: terkoyaknya jiwa-jiwa dan raga-raga.Ada sebuah syair yang mengatakan: aku heran ada orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk,tetapi aku lebih heran lagi ada orang yang membeli dunia dengan agama,yang lebih mengherankan lagi dari keduanya adalah orang yang menjual agamanya dengan dunia,yang lain adalah orang yang menghutangkan agama itu--inilah yang lebih mengherankan lagi.Dalam kaitan ini Rumi menyatakan:pertengkaran orang dewasa itu sama tidak berartinya dengan pertengkaran dunia kanak-kanak.Bahkan beliau menyatakan juga bahwa induk dari segala berhala adalah apa yang disebut:aku atau kami.Adalagi syair Jawa yang menyatakan bahwa b anyak orang yang tahu tentang dalil-dalil tetapi suka mengkafirkan pihak lain,sementara kafirnya diri sendiri tidak sempat digubris,kafirnya diri sendiri ini bentuknya adalah kotornya hati dan akalnya itu.

Bukankah dalam realitas sosial sering terdengar: aku harus menang dan harus kuasa,hal ini menjadi ruh terjadinya konflik berkepanjangan,rumit dan jlimet itu.Bukankah dalam banyak kasus bentrok itu bagian dari pertentangan yang saling mencari klaim: kami harus menang dan harus kuasa,hal ini menjadi pembangkit peperangan yang tidak lucu itu.Dimanakah "kita" dalam pengertian kebersamaan itu?Kita dalam komitmen sama-sama makhluk Sang Khalik,yang harus saling mengenal anatar pribadi,suku dan bangsa itu.Kita dalam pengertian sebagai keluarga Tuhan semua,sebagaimana firmanNya itu: semua makhluk adalah keluargaKu.Ternyata aku lihat semua bentrok itu berada dalam lapisan buih--kalau diibaratkan samodra,dan buih itu semua berada di pinggir-pinggir pantai,di manapun--kata Rumi--kalau di pinggir pantai yang akan ditemukan adalah penjajah demi penjajah-- yang hanya berbicara kuasa bukan cinta.

Dalam sunyi di kedalaman semesta ternyata masih aku temukan butiran mutiara-mutiara yang tak terhingga banyaknya,dari sinilah aku selalu yakin terhadap cinta itu selalu ada dan abadi.
Dan buih yang terapung itu ternyata akan lenyap lalu menjadi butiran-butiran pasir di pinggir pantai yang indah juga--di tanganNya.Cinta akan mensucikan segala yang najis,cinta akan mendekatkan segala yang jauh,cinta akan medamaikan segala yang konflik,cinta akan mewangikan segala yang busuk,cinta akan meringankan segala yang berat,cinta akan menyembuhkan segala yang sakit,cinta akan memaafkan segala yang salah,cinta akan meng-emaskan segala yang tembaga,cinta akan menyambung segala yang putus,cinta akan memudahkan segala yang sulit,cinta akan memaniskan segala yang pahit,cinta akan menggembirakan segala yang menyusahkan,cinta akan mensenyumkan segala tangisan,cinta akan mensahayakan segala raja,cinta akan,cinta akan,cinta akan......

Kawan-kawan,sudah saatnya segala bentuk kekerasan dan pertentangan harus dihentikan,lebih-lebih kekerasan bernuansa agama dengan cahaya Cinta,di tengah puing peradaban jangan putus asa karena selalu ada cahaya,di tengah porandanya sejarah jangan putus harapan karena selalu ada harapan itu sendiri,abadi...

Senin, 29 November 2010

Keteladanan Dalam Totalitas Sahabat Abu Bakar


Antara satu sahabat dan sahabat yang lainnya memiliki keutamaan yang berbeda-beda. Tapi pasti masing-masing sahabat mempunyai sirrul A’dzom, keutamaan yang luar biasa. Keutamaan sahabat Abu Bakar, Sahabat Umar, Sahaba Utsman, Sahabat Ali semuanya hakikatnya adalah untuk umat. Bahkan kelemahan mereka adalah untuk umat. Mohon sampai sini tidak disalah pahami.

Pada uraian sebelumnya saya membahas tentang sahabat Abu Bakar. Sahabat Abu Bakar ini adalah sosok yang pengabdiannya pada agama dan pada Nabi Saw sangat total. Sebagai ilustrasi kita merujuk pada peristiwa Hijrah Nabi Saw. Bermula ketika di Gua Tsur Sayidina Abu Bakar Sidiq menutup lubang-lubang yang ada di gua itu dengan pakaian beliau, ketika masih ada lubang yang tersisa, terpaksa lubang tersebut beliau tutup dengan jempol kaki beliau.

Sebab biasanya lubang-lubang di Gua di huni oleh hewan-hewan berbisa, seperti ular, kala jengking dan binatang lainnya. Kehawatiran Sayidina Abu Bakar terjadi, jempol beliau dipatuk ular (menurut pendapat lain oleh kala jengking). Beliau menahan sakit yang luar biasa itu sampai tubuhnya gemetar, keringat bercucuran. Beliau tahan agar tidak mengganggu Nabi Saw yang sedang tidur, sedang isirahat.

Demikian akhlak, pengorbanan Sayidina Abu Bakar Sidiq terhadap Nabi Saw, sampai seperti itu. Kalau kita ke kiai kita sendiri ketika kiai kedatanga tamu, padahal kiai sedang tidur, kita berani menetuk pintu kamarnya. Anak terhadap orang tuanya juga demikian. Adab atau tatakrama Sahabat Abu Bakar pada Rasulullah Saw seperti itu. Teladan Sahabat Abu Bakar itu sangat luar biasa, teladan pengabdian umat pada Nabinya.

Ini sebenarnya teladan bagi kita semua untuk mengabdi pada guru, sesuai kemampuan kita. Pengabdian pada guru bisa mengantarkan pada futuh (dibuka pemahaman terhadap ilmu dan diberikan taufiq untuk mengamalkannya), sebab manfaatnya ilmu tidak terkait dengan kepintaran pelajar sendiri. Umpanya kalau di pesantren tidak sedikit santri yang hafal kitab Ibnu Aqil, Amrithi nya luar biasa, penguasaan ilmu alatnya tidak diraukan, tapi ilmunya tidak manfaat.

Keistimewaannya Sahabat adalah mereka memiliki Akbarul Mafatih, sahabat mempunyai kunci futuh yang sangat sangat isimewa, sangat luar biasa. Sebab itu alimnya tidak seberapa tapi manfaatnya luar biasa. Kita sekarang mempunyai kitab menumpuk, tafsir Al Quran ada ribuan jilid dengan judul dan pembahasan yang beraneka ragam, adapaun sahabat pengetahuan agamanya hanya menunggu dari apa yang disampaikan Nabi Saw, menunggu wahyu turun. Ilmunya pasa-pasan.

Tapi maqomah (kedudukan) ilmu yang sedikit itu bisa menjadi luas luar biasa. Seperti garam yang menyebar dan menyatu di lautan luas. Makanya sebodoh-bodoh-nya Sahabat tetep alim, sebodoh-bodohnya sahabat adalah seorang ‘Arif. Se-agung dan setinggi-tinggi-nya pangkat wali pada umat ini tidak dapat mengalahkan keutamaan sahabat yang sangat bodoh. Sahabat itu demikian adanya dan diberi futuh yang sangat besar oleh Allah Swt.

Kembali ke kisah tadi diatas. Setelah Nabi terjaga dan tahu apa yang terjadi pada Sayidina Abu Bakar, Nabi Saw mendoakan Sayidina Abu Bakar. Nabi Saw membacakan fatihah, setelah di bacakan fatihah jempolnya Sayidina Abu Bakar yang membengkak pulih seperti semula. “Abu Bakar Sidiq, kamu akan mati syahid sebab kejadian ini, dan keturunanmu akan menjadi para syuhada...”. Doa Nabi ini terbukti. Saya kasih contoh dua saja. Pertama Sayidi Syaikh Muhyidin Ibnu ‘Arobi, beliau ini keturunannya Sayidina Abu Bakar, yang kedua Sayid Bakri yang mempunyai Sholawat Fatih; Allahumma Sholi ‘Ala Sayidina Muhammad Al Fih lima ugliq, wal Khotimi lima sabaq, nashiril Haq bil Haq walhadi ila Sirotil Mustaqim Sholollahu alaihi wa ala alihi wa ashabibi haqqo qodrihi wamiqdarihil al Adzim.

Di Mesir, Yaman dan dibelahan bumi manapun siapa yang tidak kenal kebesaran Sayid Bakri siapa. Wali Agung, Mursyid Thoriqoh Kholwatiyyah. Dan siapa yang tidak tahu akan kehebatan Syaikh Muhyidin Ibnu ‘Arobi. Kitab-kitabnya sangat banyak, seperti Futuhat Al Makiyyah yang berjilid-jilid, al Washoya dan lain-lain. Selain banyak, karang beliau terkenal sulit, seperti Futuhat Al Makiyyah. Karena itu tidak sedikit para ulama demi kehati-hatian melarang orang yang belum mumpuni ilmunya membaca kitab itu. Karena untuk memhami kitab itu perlu menguasai perangkat ilmu-ilmu alat dan syari’at yang cukup.

Sayidina Umar juga demikian, wafatnya dibunuh, seperti sebab wafatnya Sayidina Abu Bakar adalah terkena racun waktu di gua Hiro itu. Kenapa ulama, aulia yang pangkatnya sedemikian besar seperti beliau wafatnya mengenaskan seperti itu. Itu bukti pengabdian beliau-beliau untuk umat ini, untuk Rasulullah Saw. demikian juga dengan wafatnya Sayidina Utsman, Sayidina Ali, Sayidina Hasan, dan Sayidina Husain serta ulama-ulama lainnya.

Oleh sebab itu kita jangan sekali-kali membenci salah satu dari para Sahabat. Banyak yang wajahnya bercahaya kemudian wajahnya menjadi butek, karena berkomentar tentang kejadian yang terjadi diantara para sahabat Nabi, yang kita sama sekali tidak tahu kejadian sebenarnya bagaimana. Wallah ‘A’lam.

Minggu, 07 November 2010

Kedatangan Kembali Nabi Isa as ibn Maryam

Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar-Rabbani qs

Dari Buku Kiamat Mendekat

(The Approach of Armageddon, by Shaykh Muhammad Hisham Kabbani)





Bismillah hirRohmanniRohim



Kembalinya Nabi Isa ibn Maryam as dan Tanda Kiamat



Turunnya Nabi Isa ibn Maryam as ke bumi dari langit dijelaskan dalam berbagai hadis Nabi. Nawâs ibn Sama‘ân meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: ‘Îsâ ibn Maryam akan turun di menara putih di sebelah selatan Damaskus … sambil meletakkan kedua tangannya di sayap dua malaikat. Ketika ia menundukkan lehernya, butiran keringatnya akan jatuh menetes dari kepalanya, dan ketika ia mengangkatnya kembali, butiran laksana mutiara akan bertebaran keluar dari kepalanya. Setiap orang kafir yang mencium wangi tubuhnya akan mati dan tarikan napasnya akan mencapai jarak sejauh mata memandang.”



Nabi saw. menggambarkan turunnya Nabi Isa as di menara putih di sebelah selatan Damaskus. Menara tersebut merupakan bagian dari apa yang kita kenal dengan Masjid al-Umawi. Dari sana, ‘Îsâ, bersama-sama dengan al-Mahdî, akan memimpin orang-orang beriman untuk menghadapi Dajal, Sang Anti-Kristus. Dalam hadis lain, Nabi saw. bersabda: Orang-orang Islam akan berbaris lurus untuk melaksanakan salat.



‘Îsâ ibn Maryam akan turun dan memimpin salat. Ketika musuh terkutuk, Dajal, melihatnya, ia akan larut seperti garam dalam air. Jika ‘Îsâ membiarkannya, ia akan sepenuhnya larut (dan tewas), tetapi Allah akan membunuhnya melalui tangan ‘Îsâ. Lalu orang-orang akan melihat darah Dajal di ujung tombaknya. Jâbir ibn ‘Abd Allâh meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: ‘Îsâ akan turun kepada mereka dan pemimpin mereka (al-Mahdî) akan berkata kepadanya, “Pimpinlah salat kami!” Dan dia akan menjawab, “Tidak. Beberapa orang di antara kalian adalah pemimpin bagi yang lainnya. Dengan cara itu Allah telah memuliakan umat ini.”



Ibn Qayyim menjelaskan dalam Manâr al-Munîf bahwa pemimpin dalam hadis ini adalah al-Mahdî, yang akan meminta ‘Îsâ untuk mengimami salat kaum muslim. ‘Îsâ akan hidup di dunia bukan sebagai nabi, melainkan sebagai pengikut Muhammad. Orang-orang Islam akan memandangnya sebagai pemimpin mereka. Menurut al-Syalabî, al-Mahdî akan memimpin umat Islam dalam salat, dan ‘Îsâ akan memimpin umat Islam berdasarkan syariat.



Dalam kitab hadisnya, bab “Turunnya ‘Îsâ ibn Maryam untuk Memerintah berdasarkan Syariat Nabi Muhammad”, Muslim menekankan bahwa ‘Îsâ akan memerintah berdasarkan hukum Islam. Pada kenyataannya, Nabi saw. menjelaskan bahwa ‘Îsâ akan melaksanakan haji, dan dalam perjalanannya ia akan berhenti untuk mengunjungi makam Nabi di Madinah. Abû Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya ‘Îsâ ibn Maryam akan diutus sebagai hakim yang bijak dan penguasa yang adil. Dia akan melakukan perjalanan ibadah haji dan datang ke makamku untuk memberi salam, dan aku akan menjawab salamnya.



Allah berfirman: Tidak ada seorangpun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepada ‘Îsâ sebelum kematiannya. Dan di Hari Kiamat nanti, ‘Îsâ akan menjadi saksi terhadap mereka. (Q 4:159). Seperti halnya semua nabi, ‘Îsâ akan turun dengan membawa pesan berupa keharusan tunduk kepada Allah, dan itulah Islam. Ayat tadi menunjukkan bahwa ketika ‘Îsâ kembali ke dunia, ia secara pribadi akan memperbaiki kekeliruan penggambaran dan kesalahan penafsiran tentang dirinya. Ia akan menegaskan pesan sebenarnya yang ia bawa ketika ia menjadi nabi, dan bahwa ia tidak tidak pernah mengklaim sebagai anak Tuhan.



Lebih jauh lagi, pada kedatangannya yang kedua, ia akan kembali menegaskan prediksinya pada kedatangannya yang pertama tentang kesaksiannya terhadap nabi akhir zaman, Muhammad saw. Pada kedatangannya yang kedua, banyak orang nonmuslim yang akan menerima ‘Îsa sebagai hamba Tuhan, seperti yang diyakini oleh seluruh umat Islam.

Ibn ‘Abbâs berkata, “Ketika ‘Îsâ turun ke dunia tidak akan tersisa lagi di muka bumi ini orang yang menyembah tuhan selain Allah, dan semuanya akan percaya kepada Nabi ‘Îsâ as dan meyakininya sebagai ruh Allah dan firman-Nya, hamba dan utusan-Nya.” Pada hari berbangkit, ‘Îsâ akan memberikan kesaksian bahwa pada kedatangannya yang kedua, para ahlulkitab itu benar-benar beriman kepadanya dan kepada Nabi Muhammad saw. Sebaliknya, ‘Îsâ juga akan bersaksi memberatkan orang-orang yang menolak ajarannya, yang mengubah ajarannya dengan mengatakan bahwa dirinya adalah anak Tuhan, dan yang tidak mengakui Nabi Muhammad saw. sebagai nabi terakhir.



‘Îsâ akan memerintah selama 40 tahun, dan bumi akan dipenuhi dengan keadilan dan kebahagiaan. Dalam kitab tafsirnya, Abû Su‘ûd mengatakan, “… pada suatu masa ketika tidak akan ada di bumi kecuali umat yang satu; singa, macan, dan serigala akan hidup berdampingan dengan unta, sapi, dan domba, selama empat puluh tahun. Dan setelah itu ‘Îsâ akan meninggal dunia dan dimakamkan.



Abû Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: ‘Îsâ akan tinggal di bumi selama 40 tahun dan kemudian meninggal dunia, dan orang-orang Islam akan menyalati jenazahnya. Sepuluh tahun setelah ‘Îsâ wafat, dunia akan kembali dipenuhi dengan kerusakan sehingga tidak ada lagi orang yang mengucapkan Lâ ilâha illâ Allâh, artinya tidak ada lagi penganut tauhid. Ketika ketidakadilan kembali melanda dunia, itulah saat sangat dekatnya Kiamat. Allah akan mengirimkan hembusan angin sepoi-sepoi yang segar lagi semerbak dari surga untuk mengambil jiwa orang-orang beriman.