Senin, 13 Februari 2012

Membangun Energi


Perlindungan bagi Mulut & Lidah,
Menjaga keselamatan Mulut :

• Ini adalah sebuah Bukaan Suci, ini adalah dimana lidah bersaksi kepada Allah Ahad.
• Lidah Kebenaran dan tenaga percakapan.
• Makan hanya Makanan yang Ditetapkan secara Ilahiah
• Menghindar dari Makanan dan Minuman yang terlarang
• Berbicara kalimat yang baik -Kebenaran
• Mengurangi Kemarahan
• Tetap menjaga Lidah terbasahi dengan Dhikrullah atau ingatan yang esensi.
• Rahasia SIWAK (tusuk gigi) adalah kayu pentanahan untuk membuang energi negatif dari mulut.
• Karena dia mengatakan : Wa in min shayyin illa yusabhih bihamidiwa laakin laa tafqahoona
tasbihahum Itu artinya Segala sesuatu hadir dalam Pepujian kepada Nya – bahkan sebuah batu karang juga memuji Nya – dia memiliki Energi Atom.

Dampak Berbahaya

Mulut adalah Saluran untuk Energi dan Makanan untuk pemeliharaan keberadaanmu, begitu kamu makan, 32 gigi mengunyah makanan yang penuh dengan energi.

• Kemudian energi itu dibagi di antara 16 gigi mengambil energi baik.
• 16 gigi mengambil energi jahat.
• Energi itu kemudian disebarkan ke seluruh tubuh, khususnya dikirim ke jantung. dan lambung.
• Makanan Sampah (minuman haram), dan kata-kata buruk, sumpah serapah, bentakan, teriakan
kemarahan adalah Racun di dalam mulut dan kemudian dikirimkan ke seluruh tubuh.
• Menuju/menyebabkan Penyakit Jantung dan semua penyakit pencernakan.
• Doa Nabi s.a.w.untuk Siwak di dalam Mulut " Ya Allah lindungilah jantungku dari sifat buruk, kemarahan dan mempersekutukan apapun dengan Engkau." Ini adalah doa yang dia panjatkan ketika dia menggunakan Siwak. Menunjukkan bahwa terlalu banyak keburukan yang masuk melewati mulut.

Proses Berserah Diri akan mengembalikan manusia kepada Citra Ilahi. Ini adalah citra Kemuliaan, Cinta, Kehormatan dan Adab (yang Baik).Bahwa Energi dialirkan kepada mahkota di kepala, Itu dijaga keselamatannya dengan sebuah "Penutup". Penutup kepala Shaykhs menekankan pentingnya menutupi Ubun-Ubun dan Taj atau Topi Segitiga di bawah Kain Turban menuding kepada Langit (Surga) memperlihatkan bahwa Islam-Iman-menggiring kepada Ihsan .

Agama plus Iman = Akhlaq Mulia. Kamu dapat membayang kan sebuah hubungan energi ke dalam jantung ruhaniah dari alam semesta dari Lataif/ Chakra mahkota kamu, sambil berniat bahwa kamu berjajar/ber-resonansi dengan maksud ruh tertinggi, sementara masih terhubung dengan baik kepada dataran fisik.

Bayangkan energi dari atas , semua terfokus kepada satu titik, pada puncak Turban dan seperti sebuah cahaya laser yang mencair memasuki Lataif/Chakra Mahkota. Kamu terbungkus di dalam diri sendiri dan tersambung dengan Bumi dan (alam) fisik dan kepada sumber ruhaniah pada waktu bersamaan dalam sebuah keseimbangan harmoni dengan alam semesta . Energi yang terfokus dari Surgawi kepada Mahkota Kepala. Kain Turban adalah cabikan kuburan dari pencari untuk mengingatkan dia bahwa hidup ini hanyalah sementara dan bahwa akhirat adalah tempat tinggal yang abadi (Eternal).

Rambut di Kepala : Untuk lelaki Rambut di kepala mengecilkan kekuatan spiritual dan memperbesar kekosongan dan kebanggan seperti halnya di hutan di mana binatang jantan menghiasi dirinya untuk menarik betina. Kemanusiaan tidaklah seperti binatang, peranan ilahiah bagi Manusia adalah mengabdi Kerajaan Ilahi . Keanggunan seorang manusia terletak pada Mahkota di Kepalanya.

Jenggot : Ini adalah Kekuatan Spiritual Manusia Surgawi. Malaikat akan mengerumuni Jenggot dan mengulasi rambut itu dengan kekuatasn malaikati.

Rahasia Mulut

Dijaga keselamatannya dengan SIWAK {tusuk gigi }
Mulut adalah seperti sebuah Bukaan Suci untuk Makanan, Napas, Perkataan. Ajaran Para Nabi bahwa mengendalikan lubang/bukaan mulut adalah menjadi perhatian tertinggi dan dapat medatangkan hadiah luar biasa atau hukuman abadi. Makanan yang kita santap penuh dengan energi, gelombang radio dan radiasi electromagnetik apapun ada di atmosphere dan memancarkan (energi) dari ciptaan yang diserap ke dalam makanan yang kita santap, udara yang kita hirup.

Energi ini berkumpul di dalam mulut dan akan dicoba diserap olhe gigii dan kemudian dikirimkan ke dalam tubuh, dimana itu akan dibawa ke jantung dan ke dalam darah dan kemudian ke daerah lambung. Jika energi ini Buruk atau dikuasai energi negative, maka Penyaklit Fisik dan Spiritual terjadi. Kebencian menghancurkan gigi, energi Buruk menggelapkan dan melemahkan jantung dan meracuni tubuh.

SIWAK adalah tongkat pentanahan yang akan menarik keluar energi negative dari mulut. Jika energi negative ada dalam mulut, perkataan seseorang adalah seperti api, apabila energi positive ada dalam mulut itu seperti pemanis yang orang dapat menyadap manfa’at darinya.

Doa Nabi s.a.w. adalah " Ya Rabbi sucikanlah jantung ku dari pikiran dan tindakan buruk dan kemarahan " apabila kita menggunakan Siwak yang dibuat dari akar pohon tertentu. Di bagian belakang kita akan mendapati bahwa hadiah tertinggi dari Allah adalah Puasa". Allah memperlihatkan kepada kita bahwa Mulut ini adalah pernyataan/peragaan Ahad Nya dan Lidah yang menyanyikan Pepujian bagi Nya adalah bukaan luar biasa yang menjaga keselamatannya bagi Bukaan Tertinggi dari Jantung bersendi kepada kelestariannya

Setiap Orang akan Bersama dengan Orang yang Dicintainya


Maulana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani
dalam Mercy Oceans (Book Two)

Hari ini kita berbicara tentang cinta kepada Allah dan Rasulullah . Grandsyaikh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani menyampaikan sebuah Hadits yang mengatakan bahwa suatu hari Rasulullah sedang memberikan ceramah, tiba-tiba seorang Baduy mendatangi pintu masjid dan berkata, “Wahai Rasul, kapan Hari Akhir itu tiba?” Rasulullah tidak menjawabnya sehingga dia bertanya lagi, tetapi pertanyaan kedua pun tidak dijawab. Rasulullah menunggu Allah untuk memberikan jawaban karena hanya Allah yang mengetahui kapan Hari Akhir itu tiba.

Kemudian malaikat Jibril mendatangi beliau dan berkata, “Tanyakan kepadanya apa yang telah dipersiapkannya untuk Hari Akhir.” Orang itu menjawab, “Muhammad, Aku mencintaimu dan Aku mencintai Tuhanmu, tidak ada lagi yang lain, hanya itu.”Kemudian Jibril berkata kepada Rasulullah, “Katakan kepadanya bahwa dia akan bersamamu dan bersama Allah seperti dua jari yang bersama. Setiap orang akan berkumpul bersama orang-orang yang dicintainya di Hari Akhir.” Ketika mendengar ini Abu Bakar bertanya, “Ya Rasulullah, apakah tidak diperlukan suatu perbuatan tertentu, apakah cinta saja cukup?” Beliau menjawab, “Tidak, wahai Abu Bakar, tidak ada persyaratan untuk melakukan perbuatan tertentu, yang paling penting adalah cinta. Setiap orang akan berkumpul bersama orang-orang yang dicintainya.”

Jika seseorang dikuasai egonya dan perbuatannya sangat jahat, tetapi dia mencintai orang yang shaleh, dan tidak mencintai orang-orang jahat atau kejahatannya sendiri, maka dia akan mendapat manfaat melalui cintanya itu. Ketika Abu Bakar mendengar jawaban ini, beliau shalat dua rakaat sebagai tanda bersyukur kepada Allah dan berkata, “Ya Rasulullah , Aku tidak pernah mendengar kabar gembira sebagus ini.” Lihatlah pada kerendahan hati Abu Bakar, tak seorang pun dapat mencapai maqamnya. “Sampai sekarang hatiku masih terikat dan tidak bisa kulepaskan. Sekarang haditsmu yang melepaskannya.

Aku merasa puas, hatiku sangat tentram. Dalam hidup ini Aku merasa tidak sabar tanpa kehadiranmu. Aku berpikir, jika ada suatu perbuatan yang menjadi persyaratan agar bisa bersamamu di Surga, bagaimana Aku bisa bersamamu? Perbuatan apa yang bisa menandingi apa yang telah kau lakukan?” Dan apa perbuatan kita yang bisa menandingi perbuatan Abu Bakar? Oleh sebab itu Rasulullah telah memberikan kata-kata yang manis kepada orang-orang. Dalam Islam tidak ada hal yang lebih tinggi daripada Cinta.

Langkah pertama bagi kita adalah berseru kepada orang-orang agar mencintai Tuhan kita. Dalam hal ini kita dapat bertemu setiap orang dari berbagai agama, setiap orang yang mempunyai keyakinan terhadap Allah. Jika pertemuan di sini cukup, maka persetujuan dapat menyusul secara bertahap. Yang kedua kita katakan bahwa Allah memerintahkan kita untuk mencintai semua orang baik secara umum. Secara individu, kita tidak bisa memaksakan seseorang agar saling menyukai satu sama lain, tetapi dia harus setuju terhadap prinsip untuk mencintai semua orang yang baik. Kebenaran selalu di atas, yang salah selalu terbenam dalam kegelapan.

Karena Cinta


Karena Cinta
Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
Yuba City Mosque, USA
1 November -2003


[ Massa menyambut Shaykh Hisyam Kabbani dengan kalimat Allahu Akbar! dan Shalawat Nabi Ya Rasulullah!] As-salaam `alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhu.

Saya merasa mendapat kehormatan berada disini
menyampaikan ceramah yang mungkin bukan sesuatu yang
baru, namun setidaknya dapat menyegarkan ingatan kita.

Senang rasanya melihat seorang Rabbi, pendeta yahudi
yang juga hadir disini dan masyarakat dari berbagai
agama. Kita selalu mencoba membangun jembatan agar
dunia menjadi penuh dengan kedamaian. Segala sesuatu
di dunia ini dibangun berdasarkan cinta. Jika tidak
ada cinta, tidak ada apapun, karena segala yang hidup
terjadi karena cinta. Saat manusia mencintai satu sama lain, maka akan ada buah dari cinta mereka.

Kebanyakan kalian disini adalah para petani. Kadang
ketika saya membeli sebuah pohon, mereka meminta saya
untuk membeli 2 buah. Katanya : "Anda butuh jantan dan betina, jika mereka tidak berdekatan, mereka tidak akan menghasilkan buah." Begitupun dengan hewan.

Jika cinta menjadi poin utama di dunia ini, segala
sesuatu pasti akan seimbang. Segala sesuatu di dunia
ini berasal dari cinta. Untuk mencapai hidup yang
seimbang, kalian harus punya cinta.

Umat Yahudi menyintai Musa as, mereka mengikuti
ajarannya. Orang Kristen mencintai Yesus. Muslim
mencintai Muhammad saw, dan mereka mengikutinya.
Inilah keimanan kita. Karena cinta, kita membangun
komunitas-komunitas. Dengan cinta kita membangun diri
dan kehidupan abadi di akhirat kita kelak.

Tanpa cinta kita akan menjadi gelisah dan bingung.
Tanpa cinta kita ciptakan peperangan, pertengkaran dan kriminalitas. Untuk apa tujuan kita hidup selama 60-70 tahun lalu meninggal? Allah swt tidak mengirim kita kedunia untuk tujuan berkelahi. Kita juga tidak akan membawa harta dunia apapun bersama kita kelak. Kalian hanya akan diletakkan di lubang kubur lalu ditutupnya dengan tanah.

Apa yang tertinggal setelah itu? Jika keluarga, teman, tetangga kalian menyayangi kalian semasa kalian hidup, maka mereka akan mendoakan. Jika mereka tidak suka maka mereka akan mencaci kalian. Cuma itu. Tidak ada jalan lain. Cuma ada dua cara hidup didunia ini : Jika kalian sayang pada mereka yang baik, kalian akan sukses. Jika kalian cinta pada cara-cara iblis, kalian akan kalah. Begitu juga para penganut agama ada yang baik dan buruk. Kita berharap mereka yang buruk suatu saat akan menuju kebaikan.

Allah swt berfirman, "Ya Ayyuhal alladheena aamanoo
Ati`ullaha wa ati`ur-rasoola wa ulil-amri minkum" -"
Patuhi Allah, Nabi dan mereka yang punya wewenang
diantara kalian."( 4:59 )

Sebagai contoh, bila kalian tidak patuh pada polisi
lalu lintas, apa jadinya kalau kalian parkir di tempat yang dilarang, maka kalian harus membayar tilang. Itulah yang dimaksud Allah swt, " Patuhi hukum negaramu, patuhi polisi dan patuhi ajaran Nabi, patuhi Aku."

Dia tidak mengatakan, " Abaikan semua orang." Karena
bila di dunia ini kita mengabaikan hukum, kita akan
masuk penjara. Negara dan Dunia menjadi kacau tanpa
hukum, jadi kenapa kita mengabaikan Allah swt dan
Nabi-Nya? "man yuti`i ar-Rasul faqad ata` Allaha" –
Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia
telah menaati Allah. [4.80]

Dan Nabi Muhammad saw mengatakan tentang tingkat ke
dua dari Islam, yaitu "an tu'minu billahi wa
malaa'ikatihi wa kutubihi wa rasulihi wa bil yawm
il-akhiri was bil-qadari khayrihi was sharrihi min
Allah." Untuk beriman pada Tuhan, Malaikat - malaikat-Nya, Kitab-kitab suci-Nya, utusan-utusan Nya, Hari kiamat dan Takdir-Nya.

Karena untuk berhubungan dengan surgawi, merekapun
disusun dalam urutan : Pertama percaya pada Tuhanmu,
lalu malaikat-malaikat-Nya, lalu percaya pada kitab
suci-Nya, dan seterusnya. Lihatlah tiap kata-kata
percaya pada malaikat-malaikatNya disebut sebelum
percaya pada utusan-utusan-Nya. Dia menjaga urutan,
disiplin dan prinsip. Setelah malaikat-malaikat, Dia
katakan Kitab-kitab-Nya (bukan satu kitab saja )
Artinya kitab Torah, Injil, Psalms David dan kitab
suci lain yang datang sebelumnya. Dia jaga semuanya.
Maka kalian tidak boleh melompati urutan. Islam
mengajarkan disiplin dengan cara yang indah.

Mereka yang mengatakan bahwa tidak ada hirarki dalam
Islam, hal itu karena mereka ingin langsung melompat
menjadi bos, pimpinan. Mereka mengikuti ideologi yang
berkembang disekitar kita, sekte baru, agama baru yang dibuat oleh para teroris wahabi. Islam tidak
mengajarkan kita agar menabrakkan pesawat kita pada
gedung dan membunuh orang-orang. Itu bukan Islam, hal
itu bahkan bukan perbuatan manusia, karena itu sangat
tidak manusiawi.

Mereka merusak citra muslim dan Islam. Kini kita harus membela Islam! Kenapa saya harus membela Islam? Karena Islam membela saya. Sayyidina Muhammad saw membela saya. Saya tidak membela agamanya dan
sifat-sifatnya. Saat ini banyak orang-orang datang dan menyerang Nabi saw, lalu beberapa muslim membela
beliau. Beliau tidak butuh pembela. Allah Yang akan
membela beliau! Wallahu y`asimuka min an-naas... Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia [5:67]

Saat Nabi Muhammad saw membawa pesan agama Islam,
saudara-saudara terdekatnya melawan beliau. Pamannya
tidak percaya pada beliau. Namun beliau tetap diam.
Selama 13 tahun di Mekah, Nabi tidak pernah
mengeluarkan pedangnya. Saat ini orang-orang berkata
bahwa Islam adalah agama yang kasar, padahal Nabi saw
tidak pernah mengeluarkan pedang kecuali untuk membela diri.

kaum kafir Quraisy mendatangi Nabi saw dan berkata,"
Akan kami berikan apapun yang kamu minta. Berhentilah
menyebarkan Islam." Jawab Nabi saw, " Walaupun kalian
letakkan bulan di tangan kiriku dan matahari di tangan kananku, aku tidak akan berhenti. Aku tidak mengejar posisi, uang atau ketenaran. Aku mengejar firman Allah semata."

Ada banyak tempat di atas bumi ini. Pergilah ke
samudra sana. Jangan berkelahi di atas daratan. Pergi
ke lautan dan peranglah sesuka kalian sampai asin
tubuh kalian! Jangan menghancurkan bumi dan merusak
air tanah.

Saya akan bercerita tentang salah satu sahabat Nabi
saw, Salman al-Farsi. Ayahnya adalah penganut
Zoroaster. Beliau tinggal di Persia, sekarang disebut
Iran. Umurnya panjang, mungkin 140 tahun, namun ada
yang mengatakan lebih. Saat itu beliau sedang mencari
kebenaran. Beliau dibesarkan sesuai ajaran Zoroaster.
Namun saat orang tuanya meninggal, beliau mulai
menjelajah dari satu agama ke agama yang lain.

Bukan berarti agama lain salah, namun beliau menginginkan sesuatu. Jika seseorang mencintai sesuatu, hatinya akan selalu terhubung dengannya. Salman bercerita tentang hal ini, pada sebuah hadist Nabi saw, disebutkan bahwa beliau saw meminta Salman al Farisi untuk menceritakan hal ini pada para sahabat.Salman menuturkan," Aku sadar, bahwa hatiku belum merasakan kepuasan spiritual, maka akupun mencari sesuatu yang lebih. Pertama aku menemui seorang pendeta Yahudi. Kukatakan padanya, " Saya sedang mencari kebenaran." Jawab sang rabbi, " Anakku, kamu masih muda. Aku dapat mengajarimu." Aku ingin belajar pada dia, karena kulihat dia sangat alim, jujur dan terpelajar. Sang rabbi menerimaku dengan syarat bahwa aku harus menolong segala kebutuhannya, karena dia sudah lanjut usia.

Maka akupun hidup bersama orang itu, melayani dia dan
dia mengajari aku. Aku bekerja untuknya. Saat dia akan meninggal, aku bertanya,"Kemana aku harus pergi bila engkau telah meninggal? Apa yang harus kulakukan? Jawabnya : "Tidak ada lagi ulama yang benar di negara ini. Sebagian telah korup, bayangkan 1500 tahun yang lalu saja sulit untuk mencari ulama yang tak korup, bagaimana dengan saat ini? Akan kukirim engkau ke Iraq, ada seorang temanku disana yang sangat alim dan jujur"

Kemudian aku menempuh jarak yang jauh menuju Iraq,
butuh waktu berbulan-bulan, sampai aku menemukan orang yang dimaksud guruku. Dia menerima permintaanku untuk melayaninya. Dia mengajariku banyak hal. Saya mencintainya seperti saya mencintai ayah dan ibu saya. Dia berhati murni dan sangat baik.

Ketika tiba saat dia akan meninggal dunia, akupun
menanyakan pada dia," Apa yang harus kulakukan ? "
Jawab rabbi, " Pergilah ke Sham. Ada seorang beriman
disana yang akan mengajarimu." Maka akupun pergi
menemuinya, belajar. Sampai kemudian waktunya dia
juga meninggal dunia, aku tanyakan padanya," Apa yang
harus kulakukan?" Jawabnya, " Aku tidak tahu guru-guru lain lagi. Namun menurut kitab-kitab yang aku punya, disebutkan tentang seorang Nabi yang akan datang. Beliau akan hidup diantara dua gunung hitam dan pepohonan kurma. Pergilah, kamu akan bertemu beliau disana."

Sekarang aku telah melewatkan 50-60 tahun melayani
dari satu guru ke guru lainnya, namun kemana lagi aku
harus pergi? Guru menyebutkan tanah Arab, namun Arab
yang mana? Aku menunggu dan terus menunggu. Guruku
telah meninggal dan aku memelihara kawanan domba dan
onta. Aku sudah punya sebuah rumah dan modal. Saat itu ada sebuah karavan yang akan pergi menuju tanah Arab, aku memohon agar bisa ikut mereka. Mereka bilang, " Kami minta biaya." Jawabku,"Ambil semua unta, domba dan kambingku", maka merekapun menerimanya.

Namun di tengah jalan mereka berubah menjadi kawanan
iblis-iblis. Mereka menjualku pada seseorang sebagai
budak. Aku melayani tuanku dengan sabar sebagai
seorang budak. Saat seseorang sedang jatuh cinta, dia
melakukan segalanya dengan tulus. Itulah yang rabbi
dan semua keyakinan ajarkan. Untuk melayani Tuhannya.
Salman al-Farisi menerima takdirnya sebagai budak, dia tidak memberontak, karena Salman sedang menuju jalan kebenaran, maka hanya kebaikan yang ada di hatinya.

Dia ingin menjadi seseorang yang berguna bagi
komunitasnya. Itulah yang dia yakini. Dia terima
takdirnya sebagai seorang budak dan sabar serta setia
pada mereka yang dia layani. Apapun yang disuruh
majikan, aku patuhi. Aku tahu itulah takdirku. Aku
bekerja padanya selama beberapa tahun, namun
hatiku tetap membara untuk pergi ke tanah Arab untuk
bertemu dengan Nabi yang disebutkan guruku.

Setelah beberapa tahun bekerja sebagai budak, suatu
hari ada sebuah karavan yang berkunjung. Pemiliknya
adalah teman majikanku, dia sangat menyukai aku.
Dimintanya aku untuk menjadi budaknya dengan cara
membeli dari majikanku. Setelah disetujui, akhirnya
aku berganti majikan. Kami bepergian berbulan-bulan
sampai akhirnya tiba di sebuah kota kecil dimana
kulihat pegunungan hitam dan pohon-pohon kurma.
Lihatlah bila Salman memberontak, tidak menerima
takdirnya belum tentu ia akan bertemu teman majikannya yang akhirnya membawa Salman ke kota yang disebutkan gurunya terdahulu.

Aku berkata pada diri sendiri " Akhirnya kutemui
sesuatu yang membuatku puas." Itulah hal yang
memuaskan dia. Jika kamu puas akan sesuatu, maka
terserah kamu untuk menerimanya atau tidak. Allah swt
berfirman, " Tidak ada paksaan dalam agama." [2:256]
Kalian tidak boleh memaksa orang dalam hal apapun.
Jika dia ingin menjadi yahudi, maka dia akan menjadi
seorang yahudi. Jika ingin jadi kristen, diapun akan
jadi kristen. Bukan kewajiban kalian untuk menggedor
pintunya dan menyuruh orang menjadi muslim.

Kalian bukan seorang utusan. Jika seseorang datang dan bertanya pada kalian, maka kalian jelaskan. Jika ada yang tertarik dengan Islam, kalian boleh berdiskusi dengan mereka. Maka Sayyidina Salman al-Farsi sampai pada kota yang dimaksud. "Aku mulai melayani majikanku dengan mengumpulkan kurma-kurma untuknya." Aku menunggu Nabi setiap hari dengan penuh keresahan. Pekerjaanku adalah memetik kurma untuk tuanku, namun sebagian adalah milikku sendiri.

Suatu hari kudengar seorang anak kecil menyanyikan
shalawat,"tala`al-badru `alayna." Aku sedang berada
di Masjid Quba [sekitar 12 km dari Madinah]. Kudengar
Sang Nabi pindah kesini dari Mekkah, maka turunlah
aku sambil membawa beberapa kurma-kurma milikku
sendiri. Guru terakhirku mengatakan akan ciri-ciri
Nabi saw, bahwa Beliau saw berkenan memakan sesuatu
dari hadiah, tapi tidak berkenan memakan dari sedekah. Dan dia mempunyai sebuah tanda di lehernya, Khatm an-Nubuwwat.

Aku pergi menuju Masjid Quba. Semua sahabat sedang
duduk mengelilingi Nabi saw. Kutawarkan kurma pada
beliau," Ya Muhammad! Ini kurma dariku. Aku tahu Anda
dan para sahabat amat lelah. Terimalah kurma-kurma ini sebagai sedekah dariku". Nabi saw mengambil
kurma-kurma itu dan mengatakan," Semoga Allah membalas

kebaikanmu." Dan beliau membagikan kurma-kurma itu
pada sahabat-sahabat beliau. Aku hanya memperhatikan
apa yang beliau lakukan. Beliau sama sekali tidak
menyentuh kurma-kurma itu.

(Salman adalah seorang Zoroaster yang datang ke
Madinah dari Sham lewat Mosul, Salman al Farisi asli
dari Persia. Dia ingin membuktikan sendiri tanda-tanda Ke Nabian itu).

Setelah satu minggu, aku kembali lagi menemui Nabi
sambil membawa kurma. " Ini sebagai hadiah dariku, Ya
Rasulullah." Nabi mengambil sebutir kurma, menciumnya
dan memakannya lalu dibagikan kurma-kurma itu pada
sahabat-sahabatnya. Sehingga kemudian aku tak sabar
untuk melihat tanda terakhir beliau untuk melihat
Khatm an-Nubuwwat.

Aku sudah mencoba mengintip, namun malu rasanya
meminta Nabi untuk memperlihatkan tanda itu. Suatu
saat ketika Nabi menggali sebuah lubang untuk mengubur jasad seseorang, aku mengikutinya untuk melihat Khatm an-Nubuwwat milik Nabi saw. Lihat betapa "Nabi khawatir akan keselamatan umatnya" [9:128] beliau menggali sendiri kubur salah satu sahabatnya dan tidakkah kalian mengira bahwa beliau akan menyelamat kan kita agar masuk surga?

Saat Nabi saw menggali, Salman mulai mengamati
punggung beliau. Tiba-tiba Rasulullah saw berkata, "
Ini lihatlah! inikah yang kamu cari selama ini?",
dengan tersenyum sambil menyibakkan sedikit jubah
beliau sehingga Khatm an-Nubuwwat itu terlihat. Nabi
saw mengetahui Salman al Farisi telah berjalan ribuan
kilometer, menerima takdirnya sebagai budak hanya
untuk mencari kebenaran yang hakiki.

Di kemudian hari berkaitan dengan Salman al-Farsi,
kaum Ansaar dan Muhajirun berdebat. Kaum Anshaar
mengklaim " Dia berasal dari kaum kami, dia dari
Madinah." Kaum Muhajirinpun mengklaim," Tidak, dia
pindah dari Sham ke Persia." Nabipun menghentikan
mereka, dan berkata," Tidak. Dia bukan berasal dari
kaum kalian. Dia adalah dariku, Ahl al-Bayt, Keluarga
dari Rumah Nabi saw.

Hadist diatas punya makna yang dalam, bahwa seorang
asing yang tidak ada hubungan darah atau perkawinan
dapat menjadi anggota Ahl al-Bayt, jika punya cinta
yang luar biasa terhadap Nabi saw. Mereka yang membaca na'at dan menulis puisi pujian Shalawat pada Nabi saw insha-Allah juga termasuk keluarga dari Nabi saw.

Inilah Islam. Sesuatu yang harus kalian rasakan,
karena cinta, walaupun terasa asam atau manis. Ketika memasukinya, kalian akan bisa mengenalnya. Tetapi saat ini, orang-orang yang tak berpengetahuan hanya belajar sedikit, mereka datang dan membuat kegaduhan seperti sebuah kotak korek api yang hanya berisi tiga atau empat didalamnya. Berbeda dengan kotak korek yang isinya penuh; kocoklah, pasti tidak akan terdengar suara gaduh.

Artinya penganut yang tulus, yang tidak mengincar
jabatan dunia atau kursi Direktur akan hidup puas
dengan apa yang Allah swt berikan. Mereka hidup 60-70
tahunan. Mereka bisa dokter, insinyur atau orang-orang miskin, namun mereka puas. Tapi mereka yang "seperti tiga batang korek api" akan membuat kegaduhan sehingga akan membingungkan masyarakat. Janganlah kalian menjadi seorang yang seperti itu, yang hanya menyakiti sesama muslim dan membuat citra Islam menjadi buruk.

Sabda Nabi saw, "la farqa bayna `arabiyyan wa
`ajamiyyan illa bi-taqwa." – "tidak ada perbedaan
antara orang Arab dan bukan Arab kecuali ketaqwaan
pada Tuhan." Jika dia muslim, hubungan kita bergantung pada ketaqwaannya. "Astaghfirullah hal-`adheem" Bihurmati Fatihah.

Wa min Allah at Tawfiq

Mencari Sumber Hikmah



Mawlana Syaikh Nazim Adil an Naqshbandi al Haqqani
Ditranslasi dari Liberating The Soul, Vol. 2


“ Ketika mendengarkan ceramah ini , saat itu Mawlana Grandsyaikh Nazim Adil juga sedang menerima dua orang muslim “pencari” yang telah mengunjungi beberapa Syaikh yang lain dan berencana untuk meneruskan pencarian mereka untuk suatu bimbingan spiritual, saat ini mereka berada dalam pencarian”

Kalian tidak memiliki 40 tangan untuk memiliki 40 Syaikh, maka dari itu jika kalian melakukan perjalanan sprititual dan telah menemui Syaikh yang sesuai dengan tujuanmu maka hal itu cukup!!. Cukup bagimu untuk berada ditempat tersebut. Selama anda masih terus mencari, berarti anda hanya berjalan untuk egomu, maka ego kalian akan terus mencari dari timur ke barat untuk melihat Syaikh ini dan Syaikh yang itu.

Jika kalian ke pasar untuk mencari sesuatu , seharusnya kalian telah memiliki tujuan apa yang akan dibeli, dan kalian telah mensurvey dimana tujuan itu bisa didapat. Jika kalian menemukannya maka anda harus membelinya dan tak perlu untuk meneruskan perjalanan mencari keseluruh pasar-pasar yang lain. Tak ada waktu lagi untuk hal tersebut!.

Dengan demikian Syaikh anda mengerti bahwa anda sedang mempertanyakan tujuan tersebut. Jika anda menemukan apa yang anda cari, dan hal itu berada didalam diri seseorang atau guru, maka nama menjadi tidak penting, yang terpenting adalah bahwa anda menyadari kepentingan apa yang anda perlukan dari Syaikh tersebut, meskipun jika ternyata jawaban itu ada pada Syaikh yang masih muda, maka hal itu juga tidak apa-apa.

Jadi siapapun yang anda temui tidak menjadi masalah, karena Allah bisa saja meletakkan jawaban pencarian kita pada seseorang. Anda tak boleh terkecoh oleh penampilan luar seseorang, dengan mempertanyakan siapakah orang tersebut, padahal apa yang anda butuhkan terdapat pada orang itu.

Kita memang sangat memerlukan “hikmah”, pengetahuan adalah suatu hal tetapi hikmah merupakan hal lain. Pengetahuan dapat anda cari dimanapun tetapi “hikmah” ketika ia tertulis didalam buku, maka hikmah berubah menjadi bagian dari ilmu pengetahuan. Hikmah datang langsung dari lidah, ucapan dan dari hati ke hati. Jika hikmah itu dituliskan maka ia menjadi ilmu pengetahuan.

Anda boleh saja memiliki pengetahuan tetapi lebih penting lagi “hikmah”. Allah swt bisa saja memberikan hikmah yang tiada habisnya itu kepada siapapun, ke petani, kepada seorang bocah lelaki, wanita, pria tua, berbagai ras kebangsaan ataupun pada orang yang sangat sombong. Intinya hikmah dapat dimiliki oleh siapapun yang Allah swt kehendaki, bukan hanya pada orang yang berpendidikan saja.

Ada peribahasa bahwa harta karun selalu terpendam dibawah puing-puing reruntuhan. Tidak ada yang mencari harta karun digedung-gedung moderen di pusat kota, mereka selalu mencari harta karun direruntuhan bangunan tua. Memang dari luar tidak tampak, tetapi dibawah tanah mungkin anda akan menemukannya.

Seseorang akan senang mendapatkan barang antik meskipun hanya kepingannya saja, karena mereka menilai barang itu sangat berharga meski sudah rusak. Karena orang selalu menghargai barang antik, daripada yang baru, meskipun yang baru itu gelas yang utuh dan tidak pecah. Oleh karena itu hikmah Allah swt dapat ditemukan pada siapapun. Jangan beranggapan hanya dapat ditemukan pada orang yang kelihatannya hebat saja. Pintu Islam selalu terbuka berada dari timur sampai ke barat, dan kita dapat mencarinya dimana saja.

Jika sumber ‘hikmah’ tersebut bisa kita dapatkan dari siapapun , maka ‘para pencari hikmah’ haruslah bersikap rendah hati untuk mendengarkan pendapat setiap orang. Banyak orang yang memiliki pengetahuan, tetapi jika kita ingin mencari hikmah’, kita harus menggalinya diantara puing-puing reruntuhan, karena ilmu bisa saja dimiliki dengan mudah, tetapi ‘hikmah’ adalah suatu hal yang lain lagi.

Ilmu pengetahuan ibarat pesawat terbang dan ‘hikmah’ adalah bahan bakarnya, tanpa bahan bakar pesawat tak akan pernah terbang. Meskipun banyak orang yang berpengetahuan tetapi mereka masih tetap berada di bumi, mereka menunggu “bahan bakar”. Mereka bangga akan “keindahan sayapnya” keluasan ilmunya namun mereka tidak pernah bisa ‘terbang’. Banyak orang yang bicara tentang ilmu para sufi, tetapi itu hanya yang mereka baca dari buku. Bukan hikmah para sufi yang mereka dapatkan secara langsung dari ucapan mereka.

Seperti juga “Produk pikiran”, atau sesuatu yang kita hapalkan makin lama makin memberatkan otak kita karena kita selalu membawanya didalam pikiran kita. Tetapi “Produk Hati” dia membawa kita, meringankan kita bukan membebani otak kita. Abu Yazid Bistami salah seorang Mursyid Rantai Emas Naqshbandi mengatakan,” Oo para cendikiawan kalian membawa ilmumu dan buku-bukumu kemana saja kau pergi, dan kau selalu mencarinya, hingga lama kelamaan kau ibarat seekor kuda yang membawa beban berat dan membuat dirimu lelah”. Semua “ Mind Product”, hasil pemikiranmu merupakan beban yang berat bagi diri kalian.

Nabi saw berkata,” Musibah terbesar dari ilmu yang kau simpan diotakmu adalah lupa”. Sesuatu yang menghancurkan ilmumu adalah engkau lupa mengingatnya. Maka wajarlah bila para cendikiawan terus menerus kawatir bila mereka lupa. Apalagi dibarengi dengan bertambahnya usia, dimana kekuatan pikiran semakin melemah. Sehingga sedikit demi sedikit apa yang mereka ingat akan hilang. Padahal banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi bertambah lemahnya daya ingat kita.

Jaman ini meskipun mereka menjadi ahli pikir, mereka sering kali berada dibawah perintah ego mereka. Mereka melakukan kemauan ego, sementara daya ingat melemah, mereka tak pernah menggunakan “hati nurani” mereka. Padahal “produk hati” tak pernah melemah bahkan semakin kuat, sayang sekali kalian tak pernah menggunakannya.

Syaikh Abdullah Faiz Daghestani berusia 113 tahun ketika wafat, dan ia mempergunakan daya ingat yang disimpan dihatinya. Jika daya ingat hati baik, maka tak akan melemah sampai akhir hayatnya. Mereka akan selalu memiliki ingatan itu meski bertambah tua. Orang yang meninggalkan hati dan mengandalkan otaknya saja, maka hapalannya akan terus melemah dari hari kehari.

Grandsyaikh Abu Yazid Bistami mengatakan kepada para cendikiawan,” Jika kalian tak memiliki buku, maka kalian habis , jika kalian lupa maka kalian menjadi tong kosong”. Kalian selalu memasukkan berbagai hal kedalam pikiranmu dan ketika otakmu melemah maka menjadi ruang yang kosong. Tetapi orang yang memiliki hikmah yang berasal dari hati, maka hikmah itu selalu berbuah dan bersemi, dimana hikmah tersebut yang akan membawa mereka.

“Hikmah dan Kearifan” adalah Kekuatan Ilahi, ini bukan berasal dari jalur biasa, karena kekuatan Ilahi datang melalui ‘hikmah’ yang menguasai tubuh seseorang dan bisa berada di timur ke barat dalam hitungan detik. Bahkan bisa beralih dari dunia ke surga. Saat ini saya melihat banyak keinginan muncul diantara masyarakat barat. Mereka sangat gemar membaca buku, sementara muslim selalu senang membaca Al-Qur’an dan tak lelah mengulang-ulangnya. Tetapi saat ini begitu banyak orang dikendalikan oleh ego mereka, bahkan kini didunia Islam mereka mulai meninggalkan membaca Al-Qur’an, sementara mereka juga tidak membaca buku-buku seperti masyarakat barat.

Sementara itu seseorang dapat saja membaca ribuan buku, namun untuk apa? Meski kita membaca ribuan buku, namun kita masih tetap saja haus dengan bahan bacaan, jadi apakah tujuan sebenarnya?

Kemudian muncullah pertanyaan dihati mereka setelah membaca ribuan buku. Mengapa mereka masih merasakan ada suatu kehampaan. Saat ini banyak orang yang mempertanyakan pengetahuan sufi, sehingga mereka mulai banyak membaca buku-buku tentang sufi, meski ribuan buku sufi telah dibaca, tetap saja mereka masih merasa kehausan, ibarat orang dipadang pasir yang mencari sumber mata air. Mereka haus meskipun banyak mata air didalam jiwa mereka namun tidak cukup mengobati haus mereka sehingga mereka mempertanyakan makna .

Mereka tertipu oleh ilusi, terutama masyarakat barat yang mengejar berbagai ilusi. Banyak mereka yang berimajinasi bahwa mereka mengejar sumber mata air sampai mereka menyadari hal itu hanya merupakan ilusi. Memang sangat jarang ditemukan oase ditengah padang pasir yang luas, kebanyakan yang ada hanyalah bayangan ilusi tersebut.

Maaf, bila saya mengatakan bahwa masyarakat barat ibarat orang ditengah padang pasir yang kehausan dan mereka sedang mencari kesana kemari mencari mata air yang memberi mereka kehidupan. Mereka berlari mencari kesana kemari, ketika ditemukan ternyata oase itu hanya ilusi, dan mereka tetap mengejar oase-oase itu. Seperti kedua saudara kita yang datang tadi pagi, mereka diantara orang-orang yang merasa kehausan dipadang pasir dan berusaha untuk mendapatkan oase, karena jika tidak, mereka hanya mendapatkan ilusi. Diberbagai negara Eropa, Asia, Tibet, Amerika, Arab banyak sekali ilusi- ilusi, tetapi hanya sedikit oase yang ada. Namun Allah swt, Tuhannya anak Adam as, berkata,” La taqnatu”. “Jangan berputus asa”. Karena siapapun yang secara serius mencari, maka ia harus terus mencari”.

Apakah hikmah dibalik sulitnya pencarian itu?. Hikmahnya ialah apapun yang kalian temukan dengan mudah, akan kalian anggap “murah”, sedangkan ketika kalian mencarinya dengan susah payah maka kalian akan lebih menghargainya. Oleh sebab itu jika kalian mencari suatu oase, maka oase itu akan sulit untuk kalian cari dan anda akan menghadapi banyak kesulitan untuk sampai kearah itu. Selama anda hidup anda harus berjalan menuju suatu tempat, diperjalanan anda akan mendapatkan ratusan ilusi. Dan diujung seratus ilusi tersebut ada oase. Maka janganlah mengatakan aku telah pergi kesana kemari dan menemukan bahwa itu hanya suatu ilusi, kemudian aku berpaling keorang lain yang ternyata juga ilusi.

Saya telah berlari mengejar 99 Syaikh dan ternyata mereka semua hanya ilusi. Jadi untuk apa saya mencoba yang satu ini? Jangan katakana hal itu!! Selama anda bisa berjalan anda harus tetap berusaha, ke 99 orang tersebut bisa jadi hanya ilusi, namun satu yang terakhir mungkin saja oase sungguhan yang sesuai bagi anda. Karena Allah swt berkata, “Jangan Berputus asa, jangan tinggalkan harapanmu”, Bila anda berhenti berharap maka engkau akan mati. Tidak ada seorangpun yang mati sampai seseorang berputus asa terhadap kehidupan. Namun siapapun berharap untuk hidup akan terus hidup, siapapun yang berharap untuk mencari maka akan mendapatkan apa yang ia cari.

Wa min Allah at Taufiq

Mema’afkan Orang Lain


Mawlana Syaikh Nazim Adil al Haqqani an Naqshbandi
Ditranslasi dari Liberating The Soul, Vol.1


“Suatu pagi Syaikh Nazim berbicara mengenai Perilaku bebas dari anggota Group Musik Rock yang berlatih di sebelah Masjid di London dimana Syaikh Nazim biasa memberikan kuliah-kuliahnya.”

Mereka adalah orang yang sangat bahagia. Kita juga bahagia, Alhamdulillah, mereka tidak meminta untuk menjadi seperti kita disini dan kitapun tidak ingin seperti mereka. Setiap orang bahagia. Setiap anggota didalam kelompok harus berbahagia, jika tidak maka mereka akan mencari kelompok lain. Hal ini penting!. Allah Maha Besar berkata,”Kullu hizbin bima ladayhim farihun”. Setiap kelompok berbahagia dengan temuan mereka. Setiap kelompok duduk dalam suatu pesta, dan mereka mendapat kenikmatan. Jika mereka tidak mendapat kenikmatan dikelompok itu mereka akan pergi dari situ dan mencari kenikmatan lain yang berada dikelompok lain.

Saya hendak berkata bahwa setiap orang akan masuk dalam suatu kelompok melalui pemikirannya, tindakannya, perilakunya, atributnya, atau kepercayaannya. Bahkan dalam hal beragama Islam saja terdapat banyak kelompok. Di London sejumlah muslim beribadah ke Masjid Central, yang lain ke Masjid Peckham dan yang lain lagi Masjid West Indian. Demikian pula bangsa Turki yang terpecah menjadi tiga atau empat golongan dimana mereka mendapat kenikmatan melalui kelompoknya masing-masing karena jika tidak, mereka tentu akan pergi ketempat lain yang sesuai dengan hatinya.

Begitulah aturan didunia ini Alah swt telah meletakkan aturan dan Dia berkata,” Semua orang mendapat kebahagiaan dengan kelompok yang ia temui”, seperti ibaratnya meja yang diletakkan untuk orang tertentu. Seseorang akan berkata,” Ya ini adalah kelompok yang terbaik buatku dan ia duduk disitu sedang yang lain hanya datang dan melihat. Ada yang duduk lama kemudian pergi. Artinya ia tidak sepaham dengan assosiasi itu dan ia pergi mencari yang lain. Ada juga tetangga kita yang bisa menerima dan mereka memiliki banyak kelompok dan mereka senang, kitapun demikian berkumpul dengan kelompok kita dan berbahagia Alhamdulillah. Allah juga mengumpulkan beberapa orang untuk melakukan kejahatan, semenatara yang lain Dia kumpulkan untuk melakukan kebaikan . Mereka membawa bebannya sendiri-sendiri. Jika mereka tidak melakukan hal itu maka yang lain akan mengambil alih.

Seperti juga muazdin yang bertugas mengumandangkan adzan, jika ia meninggal maka mustahil kita akan merasa bebas . Karena adzan itu biasa ada yang mengumandangkan nya, jika ia tidak ada maka kita bisa ditunjuk menjadi penggantinya. Kita berterima kasih pada Allah karena ada yang bertugas Adzan sehingga kita tidakmendapat tugas tersebut. Kita berkata mereka tentulah lelah untuk selalu bertugas Adzan setiap hari,Ya Allah, maafkanlah mereka dan ambil alilhlah beban mereka.

Para pelaku kejahatan tidak mendoakan kita, tetapi seorang pendoa harus mendoakan mereka. Kalian mengerti. Mereka para penjahat bahkan tidak berdoa untuk diri mereka atau yang lain, tetapi pendoa atau orang yang yakin, ia harus lebih ikhlas daripada mereka yang terbebani atau mewakili kejahatan atau bahkan bekerja dalam kejahatan, sehingga kita berterimakasih pada Allah kita dibebaskan dari kejahatan itu. Mereka tidak pernah terpikir untuk mendoakan diri mereka sendiri atau orang lain, sedangkan kita harus mendoakan orang-orang itu, karena mereka berada dalam beban yang berat. Hal ini adalah tingkat tertinggi dari suatu agama, yaitu tingkatan para nabi khususunya tingkatan dari Nabi penutup. Nabi Muhammad saw memohonkan maaf dan memohonkan doa bagi orang-orang tersebut, karena nabi kita memiliki pengetahuan tentang Kebijaksanaan Allah. Jika Nabi Muhammad saw tidak mengetahui Hikmah Allah maka ia tidak akan menjadi Nabi terakhir.

Nabi Muhammad saw melebihi nabi yang lain, dan ia tahu akan kebijakan Allah mengenai anak Adam, terutama mengenai orang yang beriman dan tidak beriman., Ia juga tahu tentang setan, nafsu dan dunia dan juga tentang hari akhir, surga dan neraka dan kehidupan abadi. Karena itu ia selalu memohonkan ampunan untuk umatnya. Dan semua orang yang hidup di jaman dahulu hinggga sekarang berasal dari umatnya karena jika nanti Yesus Isa as kembali, ia tidak lagi sebagai nabi dan ia sendiri akan menjadi umat Muhammad saw, sehingga Nabi saw memohonkan ampun untuk setiap orang yang berada dalam kehadirat Illahi. Allah telah menjanjikan bahwa pada hari akhir, Aku akan berakata padamu Muhammad, apa yang kau sukai, semaumu apa saja maka akan aku berikan apa yang kau minta, Aku juga akan mengampunkan siapa saja sesuai permintaanmu. Aku akan memberi untukmu. Tiada seoarng manusiapun yang bisa mencapai maqom itu karena merupakan maqom tertinggi, atau Maqom “al-Mahmud” atau maqom yang paling dijunjung dalam kehadirat Ilahi, yang hanya diberikan kepada satu anak Adam.

Dan Allah berkata kepada Muhammad , “Mintalah dan Aku akan memberi sesuai permintaanmu. Maka kemudian Nabi saw akan meminta dan Allah akan berkata, mintalah lebih banyak lagi, kemudian Nabi minta lebih banyak lagi. “Aku memeberi”, kata Allah dan mintalah lebih banyak lagi dan lagi, hingga akhirnya Nabi saw malu dan berhenti meminta. Sekarang lihatlah apa yang akan aku berikan kepada hambaku ketika ia membuka lautan ampunan dan pahalaNya. Kemudian pahala atau balasan diberikan Allah oleh kepada hambaNya, sehingga Nabi saw akan malu melihat balasan itu, dan malu untukmeminta kedua kalinya, Ia melihat apa yang Allah berikan untuk umatnya dan kepada umat Muhammad. Sebanyak yang Nabi saw minta ternyata besarnya hanya setitik dari samudera yang tiada akhir pemberian Allah kepadannya.

Manusia akan selalu menderita sepanjang hidupnya. Tetapi sebanyak derita yang ia rasakan sepanjang hidup, maka ketika ia meninggalkan kehidupan dunia ini dan dikubur dialam barzah dan dihari kebangkitan, ia harus terus menaruh harapan tertinggi kepada Allah karena Dia akan berakata, “Sabakat rahmati ‘ala ghadabi” – “Kemurahan pengampunan Ku melebihi kemarahanKu. Sehingga betapa menderitanya anak Adam tetapi pada akhirnya mereka akan mencapai samudera ampunan Allah. Wa min Allah at Tawfiq

Rahasia Tiga Cahaya


shuhba Mawlana Syekh Muhamaad Hisyam Kabbani QS
May 28, '

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Yang menjadi judul dari setiap pelajaran adalah “Ati’ullaha wa ati’ur rasula wa ulil amri minkum” (An-Nisaa’ [4]: 59). Kalian harus mematuhi Allah SWT, patuh kepada Rasulullah SAW, dan kalian harus mematuhi para pemimpin kalian. Dengan mematuhi Rasulullah SAW, berarti kalian mematuhi Allah SWT.

Kemarin kami mengatakan bahwa Grandsyekh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS dan Mawlana Syekh Nazim QS berkata bahwa ketika Rasulullah SAW lahir, para malaikat mengambil jiwanya dan membasuhnya dengan Cahaya Ilahi, dengan Air Kehidupan.

Salah satu Nama Allah SWT adalah ‘al-Hayy’, Yang Maha Hidup. Dari Atribut Nama itu, Allah SWT memerintahkan para malaikat untuk membasuh jiwa Rasulullah SAW.

Kemudian Allah SWT menyandangkan jiwa Rasulullah SAW dari Samudra Kekuatan dan memberinya kekuatan yang berasal dari lima tingkatan hati, yang juga dapat ditemukan dalam hati setiap orang, yaitu:

1. Level Hati (qalb),
2. Rahasia (sirr),
3. Rahasia dari Rahasia (sirr as-sirr),
4. Yang Tersembunyi (khafa), dan
5. Yang Paling Tersembunyi (akhfa).

Ketika kelima tingkatan ini dibukakan kepada Rasulullah SAW, mereka datang dengan dukungan Cahaya Ilahi, “an-nur al-ilahi,” suatu cahaya yang istimewa yang terus-menerus mengalir, seperti yang dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 7,

“Ketahuilah bahwa Rasulullah SAW berada di dalam dirimu,”

karena jika bukan karena Cahaya Ilahi yang berada dalam diri setiap orang, kita tidak akan bisa hidup. Maksud dari ‘kekuatan yang di sandangkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW’ adalah bahwa Rasulullah SAW berada dalam diri setiap orang di antara kita.
Pengetahuan mengenai hal ini tidak ditemukan dalam syariat (hukum Islam), namun demikian syariat harus tetap dilaksanakan dengan seksama di seluruh aspek kehidupan.

Jangan berbicara seperti yang dikatakan oleh kelompok lain, “Kita tidak memerlukan syariat,”—jangan. Syariat adalah suatu keharusan dalam menjalani Sufisme. Insya Allah kita sekarang akan melanjutkan apa yang kita bicarakan kemarin.

Mawlana Syekh Nazim QS berkata bahwa Rasulullah SAW tidak mengalami mi’raj (kenaikan) menuju ke Hadirat Ilahi pada tanggal 27 Rajab saja, tetapi sejak beliau lahir dan sejak jam pertamanya, beliau telah diambil oleh para malaikat untuk disandangkan dengan Samudra 99 Nama oleh Allah SWT, setiap Nama adalah satu Samudra. Beliau disandangkan dengan segala pengetahuan ini sejak awal kelahiran beliau.

Dengan menyandangkan beliau dengan Nama-Nama itu, Allah SWT telah memberi Rasulullah SAW suatu kekuatan yang istimewa yang tidak bisa diraih oleh manusia. Inilah sebabnya walaupun beliau buta huruf dan berasal dari padang pasir di mana tidak ada seorang pun yang mengetahui cara membaca dan menulis, tetap saja beliau mempunyai segala macam pengetahuan ini.

Suatu hal yang sangat menakjubkan, membawa sesuatu seperti al-Qur’an yang suci, di mana tak seorang pun bisa menirunya, bahkan satu ayat saja—tidak ada yang bisa menandingi keindahannya yang melebihi puisi paling murni yang pernah didengar.

Mawlana Syekh Nazim QS berkata bahwa Allah SWT telah memberi Rasulullah SAW kekuatan bukan untuk dirinya saja, melainkan untuk seluruh umatnya—untuk kita. Kekuatan dan pengetahuan yang diberikan kepada Rasulullah SAW adalah untuk umatnya. Dan siapa yang termasuk umatnya? Apakah kalian pikir bahwa itu adalah kita? Seluruh umat manusia adalah umat Rasulullah SAW, sebagaimana firman Allah SWT kepada Adam AS, ayah dari seluruh umat manusia,

“Jika Muhammad SAW datang di masamu, niscaya engkau akan menjadi pengikutnya.”

Dan dalam al-Qur’an yang suci, “wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin,“ “Kami tidak mengutus kalian kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam” (al-Anbiya’ 107).

Allah SWT tidak mengatakan “untuk umatmu,” tetapi “untuk seluruh umat manusia.” Oleh sebab itu Rasulullah SAW diberi kekuatan dari Allah SWT untuk seluruh ras manusia. Ciptaan Allah SWT yang kita tidak ketahui sangat banyak, tidak terhingga jumlahnya. Ketika kalian meninggal dunia, pada saat itu kalian terjaga dan kalian akan mengetahui apa yang Allah SWT ciptakan di alam semesta yang lain.

Di kehidupan ini kalian tidak bisa mengetahui ciptaan Allah SWT yang lainnya, di mana mereka tinggal, dan apa yang mereka lakukan, kecuali jika kalian sanggup membuka mata hati kalian. Hal ini dilakukan secara terus-menerus melalui jalan guru kita, Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani QS. Itu adalah jalur yang kita yakini, dan hanya satu yang dapat kita ikuti untuk menemukan realitas tersebut. Tanpa mengikutinya, tidak ada yang bisa ditemukan.

Ketika energi dialirkan, bola lampu hanya akan berhenti memberikan cahaya bila ia terbakar. Jika hati kita terbakar dan berhenti bekerja, cahaya tidak bisa ditemukan lagi dalam hati. Oleh sebab itu seseorang harus menjaga mata hatinya agar selalu terbuka sehingga bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat mata mata fisik ini. Baru kemudian kerusakan ini dapat dicegah.

Allah SWT berfirman di dalam al-Qur’an yang suci, “wa laqad karramna bani adam,” “Kami telah memuliakan anak-anak Adam AS” (al-Isra’ 70).

Bagaimana Allah SWT memuliakan mereka? Dan sekali Dia memuliakan mereka, apakah Dia akan mencabutnya kembali? Jika seorang yang murah hati memberimu sesuatu, apakah ia akan mengambilnya kembali? Allah SWT berseru kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul-Ku yang tercinta, Aku telah menciptakan umat manusia dari tiga cahaya. Ketiganya tidak akan menjadi gelap.”

Mawlana Syekh Nazim QS bertanya bagaimana Allah SWT memuliakan umat manusia ini, jawabnya dengan memberi mereka ketiga cahaya tersebut. Ketiganya tidak akan menjadi gelap karena dosa-dosa yang telah kita perbuat.

Yang pertama adalah Cahaya Ilahi.
Ketika Allah SWT menciptakan umat manusia, Dia memerintahkan malaikat Jibril AS untuk pergi ke bumi dan membawa segumpal tanah liat. Ketika Jibril AS kembali, Allah SWT melihat tanah liat itu dengan Cahaya Ilahi-Nya, dan mencampurkan tanah liat itu dengan Cahaya Ilahi-Nya.

Yang kedua adalah Cahaya Rasulullah SAW,
yang namanya tertulis di samping Nama Allah SWT pada masa “sebelum kejadian” penciptaan, ketika Allah SWT memerintahkan pena untuk menulis “La ilaha illAllah SWT Muhammadun Rasulullah SAW.” Mawlana Syekh Nazim QS berkata bahwa pengetahuan ini berasal dari hati Imam Mahdi AS. Pengetahuan ini nanti akan dibuka ketika beliau datang, sekarang kalian hanya bisa menciumnya, seperti halnya mencium wangi parfum dari kejauhan.

Yang ketiga adalah cahaya dari ayah kita, Adam AS.
Allah SWT mencampurkan cahaya Adam AS dengan tanah liatnya, itulah sebabnya mengapa seluruh generasi manusia berasal darinya, dan Allah SWT berkata kepadanya, “Wahai Adam AS, jika Rasulullah SAW lahir di masamu, engkau akan menjadi pengikutnya. Oleh sebab itu, jangan katakan bahwa kau adalah ayahnya, karena secara spiritual beliau adalah ayahmu.”

Umat manusia tersusun dari ketiga cahaya itu, satu dari Cahaya Ilahi, satu dari cahaya Rasulullah SAW, dan satu lagi dari cahaya Adam AS. Allah SWT berfirman kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, karena tidak ada perubahan dalam Kebesaran-Ku, maka tidak akan ada perubahan bagi kemuliaan yang telah Kuberikan kepada umat manusia.”

Oleh sebab itu seluruh umat manusia mempunyai level dan posisi yang sama di Hadirat Ilahi. Hal ini berasal dari rahasia ayat al-Qur’an yang suci, “Kami telah memberi kemuliaan kepada umat manusia.” Bahkan, jika sekarang kita mengakui adanya perbedaan, dengan mengatakan, bahwa ini adalah orang yang beriman, sedangkan itu adalah orang-orang kafir---penilaian ini sesungguhnya milik Tuhanmu.

Jangan bicara mengenai perilaku buruk seseorang, atau mengenai kekafiran, atau bid’ah, itu semua bukan urusanmu. Urusan kita adalah menjaga agar ketiga cahaya tersebut tetap bersih. Kita tidak suka bila ketiga cahaya itu ternoda seperti halnya pakaian, sebab kalian akan menjadi malu di hadapan Tuhanmu kelak.

Kita harus sangat bersyukur karena memiliki Tuhan yang penuh kasih sayang. Jika rahasia ini disebarkan, mereka akan menganggap hal ini suatu omong kosong. Ini adalah satu tetes dari samudra pengetahuan yang dimiliki seorang wali, yang juga merupakan tetesan dalam samudra pengetahuan Rasulullah SAW.

Pengetahuan Rasulullah SAW bagaikan setetes air jika dibandingkan dengan Samudra Pengetahuan Allah SWT. Ini adalah setetes pengetahuan dalam samudra pengetahuan Mawlana Syekh Nazim QS. Jangan terlalu banyak berpikir tentang apa yang kalian dengar. Bila Mawlana Syekh Nazim QS mau membuka setetes pengetahuan dari samudra pengetahuan hatinya ke dalam hatimu, niscaya kalian akan terbang.

Itulah sebabnya Imam Mahdi AS berkata di tengah hadirat para Awliya bahwa jika tidak ada dukungan dari Allah SWT, beliau tidak akan muncul dengan pengetahuan ini, karena setiap orang akan menentangnya ketika beliau melepaskan pengetahuan ini.

Oleh sebab itu para Awliya menunggu kedatangan Imam Mahdi AS karena mereka membutuhkan pedangnya untuk mendukung mereka ketika melepas pengetahuan ini. Jika seseorang menolak apa yang mereka bawa, pada saat itu Imam Mahdi AS akan berurusan dengannya.

Pengetahuan dari Tarekat Naqsybandi adalah pengetahuan tertinggi yang bisa kalian bayangkan. Pengetahuan ini berasal dari hati Sayyidina Abu Bakar bin ash-Shiddiq RA. Rasulullah SAW bersabda bahwa beliau meletakkan segala yang diberikan oleh Allah SWT ke dalam hatinya kepada hati Abu Bakar RA, dan seluruh Wali Tarekat Naqsybandi mengambil pengetahuan itu dari hati Sayyidina Abu Bakar bin ash-Shiddiq RA.

Mawlana Syekh Nazim QS berkata, “La’anallahu azh-zhalimin, la’anallahu al-kafirin, la’anallahu al-musyrikin.” Allah SWT telah mengutuk orang yang zalim, dan orang-orang kafir. Sekarang kita akan membicarakan sesuatu yang besar—berhati-hatilah.

Mawlana bertanya, “Dalam situasi bagaimana kutukan yang dikatakan oleh Allah SWT kepada orang zalim dan orang-orang kafir datang? Kutukan itu datang melalui kitab suci, tetapi lidah siapa yang mengucapkan? Siapa yang membawa al-Qur’an yang suci? Siapa yang membacanya? Dari siapa para sahabat mendengarnya? Dari Allah SWT? Tidak, tetapi dari Rasulullah SAW.

Oleh sebab itu, kutukan itu sesuai dengan level Rasulullah SAW, yaitu bahwa Allah SWT mengutuk orang-orang zalim dan kafir.

Mawlana bertanya, apakah kalian pikir bahwa di atas level itu, yaitu pada level Kemuliaan dan Hadirat Ilahi, apakah kutukan itu ada? Mustahil, karena Allah SWT telah memuliakan umat manusia—bagaimana mungkin Dia mengutuk mereka? Tetapi Allah SWT berfirman, melalui al-Qur’an, kepada kita, dan melalui lidah Rasulullah SAW, sebagai seorang manusia.

Rasulullah SAW adalah seorang manusia, oleh sebab itu, beliau berasal dari manusia juga. Tetapi di atas level itu, di Hadirat Ilahi, ketika Allah SWT telah memuliakan umat manusia dengan ketiga cahaya tersebut, apakah kalian pikir, Dia dapat mengutuk ketiga cahaya itu?

Tubuh fisik ini bukanlah apa-apa. Tidak ada yang bisa dipertimbangkan dari tubuh fisik ini. Yang paling penting adalah bahwa Cahaya Ilahi telah menyelubungi tubuh ini. Apakah kalian pikir kutukan terhadap cahaya itu ada? Jika ada, berarti Allah SWT telah disakiti, seorang manusia akan mengutuk orang yang telah menyakitinya. Tetapi Allah SWT Maha Besar. Dia tidak akan merasakan sakit atau merasa terhina sebagaimana yang dialami manusia, oleh karena itu untuk apa mengutuk kalian?

Dia memuliakan kita dengan kehormatan ini, dan Allah SWT berfirman bahwa Kebesaran-Nya tidak akan berubah, kemuliaan kita pun tidak akan berubah. Oleh sebab itu, kutukan itu berasal dari lidah Rasulullah SAW, untuk mencoba agar sebisa mungkin kita tetap berada di jalur yang benar dalam kehidupan ini.

Mawlana Syekh Nazim QS berkata bahwa pengetahuan itu berasal dari hati Rasulullah SAW dan diturunkan dalam suatu asosiasi dengan para Awliya. Itu adalah pengetahuan kedua yang diberikan kepada para sahabat dan yang telah disinggung oleh Sayyidina Abu Hurayra RA, ketika beliau berkata, “Jika Aku menyebarkannya, mereka akan memotong leherku.”

Sekarang kita mulai mengupas pengetahuan itu sedikit demi sedikit. Rahasia ini akan dibuka sedikit demi sedikit secara lambat. Insya Allah, sampai Mawlana memberi izin untuk membuka pengetahuan rahasia lebih banyak lagi.

Mawlana berkata, “Jika Allah SWT mengutuk orang-orang kafir, Dia tidak akan menjadi Tuhan, karena semuanya diciptakan dari Cahaya Ilahi, dari cahaya Rasulullah SAW, dan dari cahaya Adam AS. Bagaimana mungkin Dia mengutuk mereka? Tidak mungkin mengutuk mereka.

Di lain pihak mengapa Dia berfirman, “Qalbul mu’min baytullah,” “Hati orang-orang yang beriman adalah rumah Allah SWT”? Jika Allah SWT telah menetapkan bahwa hati orang-orang yang beriman adalah rumah-Nya, bagaimana mungkin, pada saat yang bersamaan Dia mengutuk seorang manusia? Tidak mungkin, tetapi Allah SWT mengutuk umat manusia, yang tergolong orang-orang kafir, hanya di lidah Rasulullah SAW dan pada level kita, sehingga kita bisa mengerti.

Seperti halnya kadang-kadang kita menanamkan rasa takut kepada kita dalam diri anak-anak untuk mendidik agar mereka tidak mengalami kegagalan, begitu pula dengan Allah SWT, melalui al-Qur’an yang dibawa melalui lidah Rasulullah SAW, berusaha agar orang tetap berada di jalur yang benar dan mengikuti jalan hidup yang benar.

“Satu-satunya orang yang telah mendengar al-Qur’an yang asli adalah Rasulullah SAW. Hanya beliau yang telah mendengar al-Qur’an yang sebenarnya dari Allah SWT. Namun, seluruh umat manusia telah mendengar al-Qur’an dari Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW mendekati Tuhannya, bahasa apa yang disampaikan Allah SWT kepadanya? Apakah ada bahasa tertentu di sana? Apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW adalah apa yang telah didengarnya dari Allah SWT dan beliau memberikannya kepada kita, tetapi rahasia sesungguhnya yang diberikan Allah SWT kepada beliau, tiada seorang pun yang tahu.

Di Hari Pembalasan nanti, Allah SWT sendiri akan membaca Surat al-An’am—pada saat itu, seluruh umat manusia, termasuk para Awliya, dan bahkan Rasul, akan jatuh tidak sadarkan diri mendengar manisnya suara Allah SWT.

“Wahai manusia, perhatikanlah hati kalian, sebagai sepotong daging, pada kenyataannya ia terbuat dari lima maqam.

Nabi Musa AS berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengetahui Nama Allah SWT Yang Terbesar (al-ism al-‘adzam). Dengan memohon agar bisa “melihat” Allah SWT, Nabi Musa AS bermaksud untuk mengetahui Nama Allah SWT Yang Terbesar. Hal seperti ini tidak akan diketahui di dunia. Bagaimana mungkin Tuhan mendatangi sesuatu yang diciptakan-Nya? Sesuatu yang diciptakan tidak mungkin bisa mencakup Pencipta-Nya, karena mereka mempunyai batas sedangkan Sang Pencipta tidak mempunyai batas. Bagaimana mungkin yang terbatas bisa mencakupi yang tak terbatas?

Itulah sebabnya Allah SWT tidak tampak di dunia ini, dan tidak ada yang bisa melihat-Nya. Tetapi seseorang bisa mengetahui rahasia dari Nama-Nya Yang Terbesar. Namun demikian Nabi Musa AS tetap saja tidak bisa.

Allah SWT berfirman bahwa hal itu mustahil, Dia menyuruh Nabi Musa AS untuk memandang ke arah gunung ketika Pandangan-Nya tertuju ke sana, jika gunung itu tetap utuh, Nabi Musa AS akan mengetahui Rahasia Allah SWT, jika tidak, beliau tidak akan mengetahuinya. Dan ketika Nabi Musa AS memandangnya, gunung itu hancur lebur.

Nama Allah SWT Yang Terbesar terpatri dalam dada manusia. Namun demikian, diperlukan seseorang yang mempunyai kekuatan dan rahasia dari Nama Allah SWT Yang Terbesar untuk mengeluarkannya. Selain itu juga diperlukan dukungan dari pedang Imam Mahdi AS. Tanpa dukungan tersebut, para Awliya tidak diizinkan untuk membuka rahasia Nama tersebut.

Di masa Imam Mahdi AS tidak akan ada lagi keamanan di seluruh dunia kecuali di satu tempat, yaitu Syam (Damaskus). Hanya di situ tempat yang aman. Rasulullah SAW bersabda, “Idza dzaharat al-fitan fal amnu fisy-Syam,” “Jika kebingungan dan kedengkian muncul, maka keamanan berada di Syam.” (Ibnu Hanbal, Musnad 5:33f., 198f., 249f., 270, 288, 6:457).

Perang akan tersebar di seluruh dunia, kecuali di Damaskus, karena lima kelompok makhluk spiritual—budala’, nujaba’, nuqaba’, awtad, akhiar—akan membuat barikade di seputar Damaskus agar semua yang berada di dalamnya selamat. Mereka menunggu Imam Mahdi AS yang akan memberi tanda bagi mereka.

“Apa yang kita bicarakan sekarang adalah persiapan untuk menyambut hari tersebut. Kalian semua akan mendapatkan dirimu berada di Syam dengan kekuatan Syekh kalian. Dengan mengucapkan “bismillahir rahmaanir rahiim” kalian langsung berada di sana. Tidak perlu pesawat terbang, mobil atau kapal, tetapi cukup dengan kekuatan spiritual.

Kalian harus diperingati, jangan coba-coba untuk mengevaluasi kata-kata dan pengetahuan para Awliya. Tidak ada seorang pun yang bisa mengevaluasi pengetahuan tingkat tinggi itu, dia mempunyai standar yang tidak akan pernah diraih.

Oleh sebab itu jangan, mencoba untuk menembusnya dengan akal kalian, sebab kalian akan menjadi orang yang fasiq, pelanggar, seperti orang-orang yang mencoba menilai kata-kata Muhyiddin Ibn al-‘Arabi QS, mereka semua menjadi fasiq karena terus menyangkal. Beliau berbicara dari titik asal pengetahuan yang tinggi, seperti yang dilakukan oleh para Awliya ketika mereka ingin membuka sesuatu.

Kita tidak bisa melangkah lebih jauh lagi dari apa yang kita bicarakan sekarang karena akal kalian tidak bisa menahannya. Lalu orang akan menjadi fasiq. Itulah sebabnya wewangian ini kadang diberikan, kalian harus mengetahui bahwa ada pengetahuan rahasia yang tidak diketahui oleh kalian, sesuatu yang tidak pernah kalian dengar sebelumnya.

Rasulullah SAW memerintahkan Bilal RA untuk mengumandangkan azan untuk memanggil semua sahabat ke hadapannya. Ketika mereka berkumpul di tengah malam, mereka takut terhadap apa yang akan mereka dengar. Rasulullah SAW bersabda, “Malaikat Jibril AS datang kepadaku dan mengatakan bahwa, pada hari-hari terakhir umatku di dunia, terdapat sebuah lembah yang besar bernama ‘Umuq (antara Turki dan Syria), lembah yang dalam dan datar, di mana perang yang sangat besar akan terjadi. Darah akan mengalir deras sehingga dapat menghanyutkan kerbau dewasa berusia 2 tahun dalam alirannya.

Kalian akan melihat kejadian ini. (Ini adalah contoh bagaimana kalian dapat menjadi seorang yang fasiq jika kalian mengevaluasi perkataan para Awliya dengan akal pikiranmu.)

Namun para sahabat tidak melihat kejadian itu. Tetapi kepada siapa Rasulullah SAW berbicara melalui para sahabat? Kita adalah anak-anak dari para sahabat, generasi ini. Rasulullah SAW berbicara kepada sahabat ketika melihat dan mengetahui bahwa dari tulang punggung mereka akan lahir anak-anak mereka dan melihat kejadian ini. Oleh sebab itu beliau berbicara kepada jiwa yang berada dalam sperma yang akan membawa generasi yang diturunkan dari para sahabat.

Rasulullah SAW mengetahui semuanya, bahkan nama-nama setiap individu, pada saat itu, siapa yang akan muncul dari tulang punggung mereka dan akan menyaksikan peristiwa ini atau tidak. Tidak semua akan menyaksikannya, tetapi hanya sebagian dari mereka saja. Insya Allah, kita berdoa agar kita termasuk orang yang melihat kejadian ini di masa Imam Mahdi AS.

Mawlana berkata, “Suatu malam, Saya berdoa kepada Allah SWT, ‘Ya Allah SWT, bukalah pintu bagi Imam Mahdi AS! Sekarang dunia ini adalah dunia yang mengerikan. Kelakuan buruk ada di mana-mana, setiap orang mempunyai sikap buruk. Tidak ada yang menjaga ketiga cahaya yang Engkau berikan sebagai kemuliaan bagi mereka. Setiap orang mengejar kesenangannya! Oleh sebab itu, Aku mohon dibukakan pintu untuk kedatangan Imam Mahdi AS.’

Saya melihat Imam Mahdi AS muncul di hadapan saya dan berkata, ‘Aku sangat berterima kasih atas doamu, wahai saudaraku, karena itu adalah kunci agar pintuku bisa terbuka. Aku akan muncul, pertama kali untuk para Awliya, berikutnya untuk semua orang.’”

Peristiwa ini terjadi lebih dari 40 tahun lalu. Imam Mahdi AS sekarang berusia sekitar 47 atau 48 tahun. Beliau masih kanak-kanak ketika Mawlana Syekh Nazim QS mengucapkan doa tersebut. Beliau menunggu tanda dari Allah SWT yang akan memerintahkannya untuk muncul. Beliau akan muncul, pertama di Madinah, kemudian di Syam.

Wa min Allah at tawfiq bi hurmat al-fatiha.

Minggu, 05 Februari 2012

(Samudra Basmalah) Pembacaan Tasmiya Membawa Pahala, Menghapus Dosa, dan Mengangkat Derajat

Mawlana Syekh Hisyam Kabbani
13 Januari 2012 Burton, Michigan
Khotbah Jumat di Masjid As-Siddiq


Kita bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya, baik yang nyata maupun yang tersembunyi dan kita bersyukur kepada-Nya atas segalanya dan kita bersyukur kepada-Nya karena dijadikan sebagai umat Sayyidina Muhammad (s)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaquullah wa kuunuu ma` ash-shaadiqiin.

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya kamu bersama orang-orang yang benar (dalam perkataan dan perbuatan). (Surat at-Tawbah, 9:119)

Wahai Saudara-Saudari Muslim! Allah (swt) telah memerintahkan kita untuk memiliki takwa di dalam kalbu kita, untuk memperhatikan segala yang kita lakukan, apakah itu membuat Allah rida atau tidak rida? Seseorang yang mempunyai ketakwaan akan berusaha untuk menghindari apa yang tidak disukai oleh Allah dan ia akan melakukan apa yang diridai-Nya, di mana hal itu memperlihatkan apakah kita tulus atau tidak. Kalian mungkin bisa tulus kepada teman kalian atau terhadap dunia, tetapi Allah (swt) ingin agar kalian tulus kepada-Nya.

الدني جيفة و طلابها كلابها
Ad-dunya jiifatun wa thulaabuha kilaabuha.
Dunia bagaikan bangkai dan orang-orang yang mengejarnya ibarat anjing. (Hadis)


Anjing dan hyena mengejar bangkai yang berbau busuk, meskipun kadang-kadang jika kalian meletakkan daging yang bau di hadapan anjing atau kucing, mereka tidak akan memakannya. Dunia bagaikan bangkai dan orang-orang yang mengejarnya untuk menggigitnya, mereka bagaikan anjing. Itu adalah sebuah peringatan agar berhati-hati, jangan sampai kalian menempatkan cinta dunia terlalu banyak di dalam kalbu kalian, dan kemudian melupakan cinta pada akhirat! Mereka yang sangat mencintai dunia telah memonopoli segala hal di dunia, dan mereka menaikkan dan menurunkan harga semau mereka, hanya bertujuan untuk membuat orang lain menjadi bangkrut.

“Adil,” adalah untuk bersikap adil di dalam segala urusan: dengan diri kalian, keluarga kalian, masyarakat kalian, dan dengan negeri kalian, jadi kalian berurusan dengan segala hal di hadapan kalian dengan adil. Kalian tidak bisa menentang keadilan, bahkan terhadap diri kalian sendiri. Jika kalian merasa bahwa suatu hal akan membuat kalian terlihat buruk, maka jangan lakukan hal itu. Itulah takwa: menjaga apa yang diridai Allah dan meninggalkan apa yang tidak disukai-Nya.

Allah (swt) memberi kita sesuatu seperti roket, untuk mendorong kita menuju ketakwaan kepada-Nya; sesuatu yang sangat sederhana, yaitu wahyu pertama. Jika itu tidak penting, maka ia tidak akan menjadi ayat pertama. Apa yang Allah (swt) katakan? Iqra! “Bacalah!” Dan apa yang mengikutinya? bismi rabbika, “Dengan Nama Tuhanmu, ucapkanlah ‘Bismillah’!” Itu artinya, ucapkanlah “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim.” Jadi di antara dua huruf ini, yaitu “ba” dan “alif,” seluruh makhluk diciptakan, dan Allah (swt) meletakkan semua ilmu di dalam “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim.”
Abu Hurayrah (r) meriwayatkan dari Nabi (s):


كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أقطع أو (فهو ابتر)
kullu amrin dzi baalin la yabtada bi Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim fa huwa aqtha` aw fahuwa abtar.

Melakukan segala sesuatu yang terlintas di dalam pikiran namun tidak dimulai dengan "Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim." maka ia akan terputus.

Jika suatu perbuatan tidak dimulai dengan “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim,” apapun yang kalian lakukan, atau kalian pikirkan, maka itu tidak ada berkahnya! Itu artinya segalah sesuatu yang terlintas dalam pikiran kalian, baik itu penting atau tidak, harus dimulai dengan “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim.” Ketika kalian keluar atau masuk ke dalam rumah, ketika kalian berwudu, ucapkanlah, “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim.” Ketika kalian ingin melakukan salat, ucapkanlah, “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim. asy-hadu an laa ilaaha illa-Llah wa asy-hadu anna Muhammadan rasuulullah,” dan ini akan memperbarui keimanan kalian, dan barulah kalian masuk atau memulai salat kalian.


Itulah sebabnya, beberapa mazhab, seperti mazhab Syafi’i mengatakan bahwa kalian harus mengucapkan “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim” dengan suara lantang/nyaring karena itu adalah satu ayat dari Kitab Suci al-Qur'an, sementara mazhab Hanafi mengatakan bahwa itu bukan bagian dari al-Fatihah, tetapi tetap dibaca dengan suara pelan.


عن جابر بن عبد الله قال: لما نزل ( بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيمِ ) هرب الغيم إلى المشرق وسكنت الرياح ،وهاج البحر وأصغت البهائم بآذانها، ورجمت الشياطين من السماء، وحلف الله تعالى بعزته وجلاله أن لا يسمى اسمه على شيء إلا بارك فيه
idza nazal bismillahi 'r-rahmani 'r-rahiim harab al-ghaym ila al-masyriq...

Ketika “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim” diturunkan (ketika Kitab Suci al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi (s)), hal itu diketahui oleh seluruh makhluk di alam semesta, (dan) angin berhembus ke timur. (Dipetik dari Ibn Mardawayh, dilanjutkan di bawah ini)

Angin itu merasa, “Kini Allah (swt) menurunkan sesuatu yang hebat kepada manusia, biarkan aku berlari (dengan bebas), jika aku tidak mengucapkan‘Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim’.” Ketika ia bergerak, ia mengucapkan, “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim” dan ia juga menjadi tenang, dan samudra mulai mempunyai gelombang yang besar disertai badai, dan binatang-binatang membuka telinga mereka untuk mendengar, “Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim.” Samudra menjadi takut, dan ombaknya pecah, memberi tanda, “Yaa Rabbii! Jangan hukum kami!” Ya, samudra juga dapat dihukum, jika Allah (swt) melenyapkan mereka dari alam semesta, atau Setan-Setan dilempari batu dari langit. Allah bersumpah kepada Diri-Nya sendiri, “Semua yang membacakan, ‘Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim’ pada sesuatu, Allah akan memberikan berkah padanya.”


Wahai Muslim! "Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim" menyelamatkan kita dari banyak hal. Ketika kalian mengucapkan, "Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim," Allah akan memberi berkah dalam segala hal yang kalian lakukan. Ibn Mas`ud (r) meriwayatkan, “Barang siapa yang ingin selamat dari sembilan belas malaikat yang menjaga api neraka, agar mereka tidak mendekatimu, maka kamu harus membaca ‘Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim.’” Jika kalian ingin selamat dari kesembilan belas malaikat yang menjaga neraka, agar kalian senantiasa terbebas darinya, Allah akan membuat sebuah surga bagi kalian dari setiap huruf dari kesembilan belas huruf "Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim". Jadi setiap huruf akan menyelamatkan kalian dari satu malaikat yang bertanggung jawab atas nerakat, huruf pertama akan menyelamatkan kalian dari malaikat pertama, huruf kedua dari malaikat kedua dan seterusnya.

Dan diriwayatkan dari Ibn `Abbas (r) bahwa orang tua yang mengirimkan anak mereka untuk menghafalkan Kitab Suci al-Qur'an pada usia lima, enam, atau tujuh tahun, pertama kali mereka mengucapkan, "Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim,” karena anak-anak adalah polos, tanpa dosa, Allah (swt) akan menyelamatkan orang tuanya dari api neraka dan memberi mereka pembersihan, bara`ah. Jadi ajarilah anak-anak kalian untuk mengucapkan, "Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim," tetapi pertama ajari dulu diri kalian untuk mengucapkannya, karena banyak orang yang tidak mengucapkannya dalam setiap `amal. Semoga Allah (swt) memberi kita berkah dari "Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim" dalam segala hal yang kita lakukan.


Dan hadis terakhir: “Barang siapa yang membaca ‘Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim’ pada sesuatu, pada setiap huruf Allah akan menuliskan empat ribu pahala dan menghapuskan empat ribu dosa baginya dan mengangkat derajatnya empat ribu tingkat menuju Surga.”
Wahai Muslim! Ingatlah untuk mengucapkan, "Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim" dan kita akan selamat di dunia dan akhirat. Ya fawzan li ’l-mustaghfiriin istaghfirullah.