Rabu, 08 Desember 2010

Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursid/Guru Ruhani sejati

Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursid/Guru Ruhani sejati.

dari note FB Arief Hamdani
Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursid/Guru Ruhani sejati.

Assalamu 'alaikum wr wb. Bismillah hirRohman nirRohim

Tasawuf pada masa Rasulullah saw, adalah realita tanpa nama, tasawuf saat ini, adalah nama tanpa realita, kecuali hanya sedikit yang menjalankan realitanya dalam bimbingan Mursyid Hakiki. Tasawuf bukan membaca buku-buku Tasawuf dan mengkaji dari berbagai teori-teori tasawuf seperti banyak kajian tasawuf diberbagai Masjid dan Universitas saat ini. Ini hanya Ilmu Kertas, Ilmu Buku-buku.

Hal ini hanya baru mempelajari mengenal tasawuf bukan "bertasawuf". Sungguh sangat berbeda jauh antara bertasawuf dan mempelajari atau membaca buku tasawuf atau hadir dalam ceramah tasawuf oleh Profesor, dan ulama baisa yang bukan mursid. Sungguh jauh dampak dan pemahamannya bagai setetes air dibanding samudera.

Bertasawuf adalah hubungan antara Guru & Murid. Tasawuf adalah melaksanakan dzikir dan mengambil Mursyid dengan berbayat. Bertasawuf adalah memiliki Mursyid tasawuf yang juga merupakan Wali Allah, maka ia akan mendapatkan ilmu sekaligus Hikmah.

"Ilmu" seperti pesawat terbang yang indah bentuknya. "Hikmah" seperti Bahan Bakarnya. Begitu banyak orang yang bangga dengan keluasan & keindahan ilmunya, tetapi tanpa bahan bakar hikmah ia tetap didarat tak dapat terbang. Hikmah didapatkan dari mendengarkan langsung bersama Wali Allah, sementara ilmu hanya berasal dari profesor, ulama biasa dan buku-buku. Sementara Bertasawuf adalah mengenal, mencicipi manisnya spiritual bersama Wali Allah, Ulama Azwaq, Ulama Rasa dengan kedalaman pengalaman Rasa, tasawuf adalah ilmu rasa, bukan ilmu buku-buku.

Ilmu kadang membebani sementara Hikmah tak dapat terlupa dan menguatkan. Ketika kita beranjak tua, maka yang menghancurkan ilmu adalah LUPA ( Hadist Nabi saw). Hikmah berasal dari pertemuan dengan Wali Allah, mendengar nasehat dan bimbingan secara langsung. Ada dua macam ilmu. Ilmu Awroq atau Ilmu Tulisan dan Ilmu Azwaq (Rasa). Ketika kita mendengar seorang Kekasih Allah/Wali Allah bicara, maka ilmu rasa dan hikmah yang ditransfer langsung kedalam kalbu kita.

Ketika kita menulis dari ceramah Wali Allah, maka yang semula kita terima dalam bentuk Hikmah, berubah menjadi Ilmu artinya meskipun awalnya merupakan Hikmah tetapi karena telah menjadi bentuk tulisan maka dia beribah menjadi ilmu saja. Hikmah adalah RASA, pertemuan langsung dengan Para Wali Allah. Berjamaah dengan Wali Allah, bagaikan tafakur bernilai 70 tahun ibadah, maka carilah para Wali Allah. Namun sayang hanya sedikit dari kita yang berusaha mencari dan berdoa untuk mendapat bimbingan Para Kekasih Allah,Para Wali Allah.

Hikmah sungguh berbeda, dengan kekuatan tatapan Nabi Muhammad saw, Umar ra yang semula berencana membunuh Nabi saw, ketika berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad salallahu alayhi wasalam, maka ia tunduk dan masuk islam. Inilah ilmu Rasa yang ditransfer melalui tatapan mata, melalui pertemuan langsung, ilmu para Nabi dan Kekasih Allah, yang merubah benci menjadi cinta.

Ada dua macam ilmu, Ilmu yang dari ucapan ulama biasa dan Ilmu yang sejati ditransfer dengan langsung bicara dan kemudian ditransfer dari hati ke hati. Ilmu Ulama seperti setetes dari samudera ilmu Wali Allah, ilmu Wali seperti setetes dari samudera Ilmu Para Sahabat ra, Ilmu Sahabat seperti setetes dari Ilmu Nabi saw, dan ilmu Nabi saw hanya setetes dari Samudera Ilmu Allah Azza wa Jalla.

Ketika kita mendengar ceramah ustad biasa terkadang ego menolak, karena berasal dari luar. Tetapi Ilmu Wali Allah bekerja dengan dua cara , dari luar dan dari dalam, dari luar berupa ucapan, dari dalam berupa ilham ilahiah yang dimasukkan kehati setiap muridnya. Dan ketika muridnya melakukannya ia mersakan hal itu dari inspirasinya sendiri sehingga ia ihklas melakukannya tanpa beban sedikitpun. Itulah cara kerja Wali Allah dalam membersihkan dan membenahi para muridnya melalui hati.

Tasawuf adalah Ilmu Rasa, Pengalaman dengan praktek langsung. Seorang dokter ahli bedah, tidak bisa menjadi ahli bedah hanya dengan membaca buku2 tentang ilmu bedah. Seorang ahli bedah haruslah telah menjalani praktek bedah, latihan membedah dibawah bimbingan seorang dokter ahli bedah yang ahli yg telah berkali2 membedah manusia. Demikianlah Wali Allah yang telah berkali-kali membedah Ego dan Nafsu para muridnya sehingga dapat dikendalikan dari Nafsu Amarah menjadi Nafs Muthmainnah ( nafsu dan jiwa yang tenang)

Demikian pula tasawuf, ada banyak Profesor, DR. Msc, MA dll mendalami tasawuf dan mengajar tasawuf, tetapi tanpa pengalaman rasa, Seperti orang yang menulis tentang mabuk tetapi ia sendiri belum pernah merasakan mabuk. Ketika ditanya siapa Mursyidnya, mereka mengatakan tidak memiliki mursid, mursidnya adalah buku-buku. Artinya bagaimana seorang penulis tentang jantung bicara tentang membedah jantung padahal dia bukan dokter ahli jantung, padahal dia belum pernah melakukan pembedahan? Maka bagaimana seorang yang belum pernah memiliki mursyid bicara tentang tasawuf padahal dia belum bertasawuf? Bagiamana mereka bercerita tentang Fana dan baqa padahal belum pernah merasakannya dan mencicipi kedalaman samuderaNya.

Tasawuf adalah pengalaman rasa, bukan ilmu tulisan, bukan ilmu buku-buku. Tasawuf adalah Ilmu Azwaq ( Ilmu Rasa) bukan ilmu Awroq, Ilmu tulisan. Tasawuf adalah mengambil bay'at dari Mursyid hakiki dan melaksanakan dzikir yang telah ditetapkan sesuai tariqahnya, dan menjalankan amalan hanya dengan perintah Syaikh / Mursyid yang Hakiki.

Demikianlah para Imam Empat Mazhab pun bertasawuf, Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Hambali mereka semua bertasawuf dalam bimbingan Mursid Tasawuf. Imam Gzazali mengatakan tanpa Guru Mursid maka Gurunya adalah Setan, Mawlana Jalaludin Rumi mengatakan tanpa Guru maka ergkau akan terhambat seribu tahun perjalanan. Imam Malik mengtakan Syariat tanpa Taswuf adalah zindik dan Tasawuf tanpa Syariat adalah sesat. Sehingg akita membutuhkan keduanya.

Ada begitu banyak sufi palsu, ada begitu banyak Guru sufi palsu yang hanya menjelekkan citra sufi. Secara syariah mereka tidak mengerjakan Syariah yg benar, secara sunah mereka menjauhi sunah. Tak ada Tariqah tanpa Syariah, karena seumpama syariah adalah lilin penerang untuk menjalani jalan tariqah agar tak tersesat dan menuju hakikat.

Jadi sebagai muslim sejati, kita harus memiliki keduanya, dari muslim menjadi mukmin (memiliki iman yg sejati) dan mencapai maqam muhsin ( ihsan, dimana ketika solat seolah berhadapan dgn Allah, Allah selalu melihat kita). Setiap orang perlu pembimbing ruhani sejati, oleh sebab itu manusia pertama yang diciptakan adalah juga seorang Nabi, Nabi Adam as, yang bertugas untuk membimbing anak-anaknya.

Ada 124.000 Nab yang ditutup Nabi terakhir Nabi Muhammad saw, dan setiap Nabi memegang amanah yang diteruskan kepada 124.000 wali disetiap masa yang merupakan pembimbing sejati. Berdoalah,"Ya Allah kirimkanlah para KekasihMU untuk membimbing hamba yang lemah ini". Siapa berdoa, maka ia akan medapat jawabannya. Siapa yg mencari Mursyid sejati, maka ia akan menemukannya. Tetapi saat ini setiap orang bangga dengan dirinya, mereka mengatakan gurunya cukup dengan buku.

Padahal ketika mereka secara fisik sakit dan harus menjalani operasi, mereka bagaikan orang lemah yg setuju harus menandatangani berita acara operasi. Bahkan tanpa mereka perlu membacanya, karena mereka telah pasrah dengan penyakitnya.

Tetapi ketika qalbu hati dan ruhani mereka sakit, ketika hati mereka berkarat, ketika mereka tak mampu mengalahkan egonya, mereka tetap tak mau mencari obat dari Sang Pembimbing Ruhani Sejati para Wali Allah. Mereka para Awliya ( Wali-Wali Allah) tak butuh uang anda, tak butuh pujian, mereka orang yang ikhlas yang bekerja sepanjang hari tak kenal lelah tanpa bayaran, cukup Allah dan Rasulullah saw bagi mereka.

Ketika kalian akan menyebrang padang pasir yang tak dikenal,maka kalian perlukan penunjuk jalan, agar tak tersesat, agar tahu bahaya yg menanti disetiap langkah, mungkin badai pasir, binatang buas, ular, pasir yang menelan dsb. Tentu saja penunjuk jalan itu telah melalui padang pasir itu berkali2 sehingga mengetahui karakter padang pasir itu.

Demikian juga apakah kalian pikir meniti jalan ruhani jauh lebih mudah daripada menyebrang padang pasir tak dikenal?. Mereka yang dikuasai ego , memerlukan bimbingan guru ruhani sejati yg telah mengalahkan egonya, dan mengetahui cara memotong tangan2 gurita ego dari korbannya. Setiap orang perlu mencari Wali Allah sebagai pembimbing, bukan hanya ulama biasa yang terkadang masih memiliki ego yang tinggi. Sehingga terkadang kita mengerjakan kebaikan dengan Ego, Nafsu & Riya.

Carilah Wali Sejati yang akan membimbing kalian, begitu banyak jalan tariqah sufi ini telah ditunjukkan tetapi ego selalu menolak. Ketika kita akan melangkah kepada yang Haqq, maka seratus setan dalam bentuk manusia, jin mencegah kalian untuk mendekati yang Haqq. Berjuanglah untuk mencari yang Haqq.

Ada dua kubu dalam islam, Islam yang Penuh Cinta dan Islam yang penuh kebencian. Jalan Sufi adalah jalan Cinta, dan hanya jalan CINTA yang nanti akan Allah ridhoi. Hanya jalan cinta yang merupakan jalan Nabi saw. Mengapa kalian tak megikuti Nabi saw ketika dihujani batu di Thaif tetapi tetap mendoakan umatnya agar selamat, tanpa dendam, itulah jalan cinta.

Mengapa kita perlu Mursyid? Karena setan bermain dengan ego kalian, karena kalian selalu akan terhambat mencapai kemajuan spiritual bila tak memiliki bimbingan. Bahkan untuk belajar matematika saja kalian perlu guru. Tentu berbeda matematika SD dan Perguruan tinggi atau tingaktan Phd. Tentu berbeda islamnya kalian ketiaka kecil dan untuk mencapai kedalaman iman dan ihsan. Untuk mencapainya kalian perlu mensucikan jiwa kalian, membersihkan dari ego, membersihkan karat hati dari maksiat. Jalan pintas tercepat adalah memiliki guru para Wali Allah yang penuh cinta, dialah pembimbing sejati. Ego hanya akan dapat dikalahkan dengan Cinta. Maka nabi Muhammad saw mengatakan, "Tanpa Cinta tidak ada Iman". Tak disebut kalian beriman sebelum kalian mencintaiku lebih dari kalian mencintai keluarga, harta dan kedudukan kalian.

Mengapa kalian perlu guru dan bay'at? Karena di Mahsyar nanti meskipun mereka para ahli tahajud, ahli quran, ahli puasa, mereka akan ditanya, Siapa Imam mu? Apa yang kalian jawab, jika tak punya Imam, maka kalian akan dibiarkan di mahsyar selama 50.000 tahun dimana sehari sama dengan seribu tahun. Sampai kalian mendapat syafaat Nabi saw atau ampunan Allah baru kalian diperkenankan masuk surgaNYA. Itulah sebabnya di Al-Quran dikatakan masukilah rumah melalui pintu2nya. Artinya mengenal agama ini melalui pintu2nya. Dari Nabi saw ke sahabat ke tabiin ke tabiit sampai kepada Wali-Wali Allah.

Nabi saw mengenal islam melalui Malaikat Jibril as, Abu Bakar ra dan para sahabat mengenal agama melalui Nabi saw, terus hingga tabiin, tabiit, Imam Mazhab dan sampai kepada Wali Akhir Zaman ini. Merekalah yang perlu kalian ikuti. Insya Allah siapapun yang mencari dan berdoa, untuk memdapatkan Pembimbing Sejati Para Kekasih Allah, maka mereka akan mendapatkan nya. Amin Ya Rabbal alamin. Karena Allah selalu menjaga Walinya 124.000 Wali disetiap jaman., Mereka adalah manusia yang selalu dijaga Allah.

Wa min Allah at tawfiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar