Jumat, 25 November 2011

Tanya: Mengenai Pengendalian ego

http://eshaykh.com/sufism/ego-2/

Tanya:

Assalamualikum!

Saya ingin tahu bagaimana saya dapat menyingkirkan ego saya sepenuhnya karena saya menyadari bahwa Mahdi (as) akan segera datang dan saya ingin bersiap-siap sepenuhnya? Mohon doanya untuk keluarga saya dan saya agar dapat bersama beliau dan semoga Allah mengampuni saya dan memberkati semua.

Jazakallah!



Jawab:

Wa `alaykum salam,

Insya-Allah Mawlana berdoa untuk Anda.

Menjinakkan ego memerlukan disiplin spiritual, termasuk: puasa, salat malam, khalwat yang memerlukan kerendahan hati dan kesabaran. Mawlana Syekh Nazim telah memberikan nasihat yang kuat bahwa, “Hanya puasa yang dapat menutup pintu kejahatan…”



Silakan lihat video berikut ini: Spiritual Alchemy from Bitter to Sweet



Mengontrol Egomu

Bersama dengan ego, kita juga dikaruniai dengan Akl-wal-Iradath — kontrol atas keduanya. Akl memberi kalian pikiran dan kehendak untuk mengontrol ego. Allah tidak akan memberi kita ego (nafs, atau nafsi dalam bahasa Indonesia) kecuali ia dapat dikontrol dengan Akl-wal-Iradath — pikiran dan kehendak.

Mengontrol ego melalui pikiran dan kehendak adalah hal yang dapat dilakukan, tetapi pada umumnya manusia mengikuti keinginan ego mereka. Yaitu untuk bersenang-senang dan kehilangan kehendak dan pikirannya sampai ia terjatuh dan membelah kepalanya menjadi dua bagian. Hanya ketika kewarasannya kembali ia akan menyadari bahwa ia salah. Oleh sebab itu, tidak ada orang yang mengikuti egonya namun berakhir dengan bahagia. Itu adalah mustahil.

Jika kalian mengikuti ego kalian, sesuatu akan terjadi sebagai sebuah hukuman baik sekarang maupun besok. Jika bukan besok, mungkin pada hari berikutnya. Seseorang yang mengikuti egonya suatu saat pasti akan mendapati hukumannya. Kalau tidak, maka itu adalah mustahil karena Allah (swt) tidak akan membiarkan orang itu sampai ia merasakan pahitnya hukuman yang diberikan dan sampai ia bertobat dan memperbaiki jalan hidupnya. Selama ia mengikuti egonya (nafs), ia selalu berada di dalam bahaya.

Berurusan dengan ego kita adalah perkara yang sulit, karena ia sangat membangkang, dan sulit sekali untuk mencapai kesepakatan dengannya. Kalian tidak bisa membuat suatu kesepakatan dengan ego kalian karena kalian tidak bisa mempercayainya. Setelah berkata “Ya” terhadap sesuatu, beberapa saat kemudian ia akan berubah mengatakan “Tidak”; ia akan mengatakan, “Aku tidak berkata ‘Ya’. Jika aku mengatakan “Ya”, sekarang aku katakan ‘Tidak’ apakah kalian suka atau tidak; itu tidak masalah. Aku tidak peduli apakah aku mengatakan ‘Ya’ atau ‘Tidak,’ aku (nafs) akan melakukan apa yang kusuka.”

Oleh sebab itu, tidak akan ada kesepakatan dengan nafs karena nafs itu menentang Pencipta-Nya dan ia menentang semua Nabi, menentang semua Awliya, menentang semua orang saleh, menentang kalian, dan menentang semua manusia. Ia hanya berteman dengan Setan. Perhatikanlah nafs kalian sewaktu-waktu, dan lihatlah bahwa ia selalu mencintai (muhabbah) — sangat mencintai dan bersahabat dengan Setan.

Setiap saat kalian berpikir untuk mengontrol nafs kalian, kalian akan segera melihat bahwa ia mendorong pada sesuatu yang rendah bagi kalian dan bagi yang lainnya. Ya, kalian tidak bisa menemukan ego kalian menjadi bersahabat dengan sesuatu yang baik, atau bersahabat dengan kalian, bersahabat dengan Allah (swt), atau bersahabat dengan para Nabi, karena ia adalah seorang musuh.

Jadi jangan percaya dengan ego kalian, sebagaimana Nabi (s) berdoa:

“Allahumma la takilni ila nafsi tarfatha-`ain.”

“Wahai Tuhanku, jangan tinggalkan aku pada egoku walau hanya sekejap mata.”



Gigitan Kobra

Bahkan dalam waktu yang singkat, ego dapat menyakiti kalian dan menggiggit kalian seperti seekor ular. Dapatkah kalian mempercayai seekor kobra? Jika kalian mempercayainya, masukan ia ke dalam baju kalian, lalu tidur. Jika kobra itu berbahaya dalam skala satu, maka ego kita lebih berbahaya tujuh puluh kali lipatnya.

Kita tidak merasa nyeri ketika digigit oleh ego kita—seperti halnya orang yang mabuk yang mengalami kecelakaan. Pada awalnya mereka tidak merasakan sakit, tetapi ketika mereka sadar dari mabuknya, barulah mereka merasakan sakitnya. Kita terlalu asyik meminum anggur dari kehidupan ini, dari dunia ini. Oleh sebab itu, kita tidak merasakan gigitan ego kita sampai kita dimasukan ke dalam kubur. Pada saat itu, begitu banyak kobra akan datang, paling tidak ada tujuh puluh; barulah orang akan mengetahui betapa berbahayanya egonya. Para malaikat akan mengatakan kepadanya bahwa kobra-kobra itu tidak berasal dari luar tetapi dari dalam dirinya. Mereka adalah kobra dari ego yang telah dipelihara semasa hidupnya. Di dunia orang itu memberinya makanan, sehingga ia tumbuh menjadi besar. Kobra-kobra itu bukanlah kobra yang kecil. Karena selama hidupnya, orang itu memberinya makan, dan sekarang mereka keluar; ia dapat melihatnya melalui kalbunya. Kobra itu datang dan menggigitnya. Ia menggigitnya dari luar dan dari dalam. Ini adalah ego yang mengerikan. Oleh sebab itu, setiap Nabi meminta perlindungan dari ego.



Menolak Keinginan Ego

Jadi, jangan percaya atau membiarkan ego kalian berbuat sesukanya. Paling tidak, beberpa kali kalian harus bisa menolak keinginan nafs kalian. Pertama, sangat sulit untuk menghilangkan keinginan nafs kalian. Tetapi sebagaimana Nabi (s) dan Allah (swt) telah memerintahkan untuk memerangi nafs, kalian harus berusaha untuk melakukan sesuatu untuk menentangnya melawan keinginan nafs. Barangkali kalian bisa berusaha untuk menyenangkannya beberapa kali dalam sehari, tetapi paling tidak beberapa kali, berusahalah untuk tidak memberi apa yang diminta oleh nafs kalian. Kalian mengetahui banyak hal yang tidak berguna atau bisa membahayakan, tetapi karena kalian telah terbiasa, itu membuat kalian tidak bisa menghentikannya. Jika kalian tahu bahwa itu berbahaya, maka jangan diulangi. Lakukan sekali atau dua kali, tetapi bila ego kalian memintanya lagi, kalian harus mengatakan, “Tidak”. Katakan itu sekali, “Aku tidak mau mendengarmu hari ini.” Kemudian lakukan lebih dari sekali, atau katakan, “Aku tidak akan mendengarmu lebih dari dua kali.” Kalian dapat mengatakan hal ini dan menolak ego kalian, dan kalian harus mencobanya paling tidak sekali dalam 24 jam.

Kalian dapat mengatakan, “Aku baru sekali menolak keinginan egoku,” walaupun sekali, kalian mempunyai cahaya, walaupun kecil, dan itu berarti kalian mempunyai kekuatan spiritual yang dapat membuat kalian menggunakan kehendak kalian walaupun sekali. Jika kalian tidak berhasil paling tidak sekali, kalian harus tahu bahwa kalian belum mati. Jika kalian menolak, walaupun hanya sekali, itu artinya ada iman yang memberi kalian kehidupan spiritual, dan bahwa kalian masih hidup dan kalian dapat menjaganya dan meningkatkannya dari sekali menjadi dua kali, lalu tiga kali dan seterusnya.

Itulah jalan untuk mengontrol ego kalian, mulai dari sekali setiap hari. Paling tidak satu keinginan ditolak untuk makan, minum, untuk melihat-lihat, untuk bicara, untuk tidur, untuk memberi, dan untuk mengambil. Ada banyak hal di mana ego kalian dapat berkata, “Tidak,” dan kalian harus mengatakan, “Ya.” Jika ego kalian mengatakan, “Ya,” kalian harus mengatakan “Tidak,” walaupun sekali. Itulah metode yang dapat kalian raih untuk dapat menyempurnakan pengendalian ego kalian. Jika tidak ada kemauan dari seseorang dan ia tidak menggunakan kehendaknya, jangan terkesan dengan pakaiannya (penampilannya), walaupun ia adalah manusia. Tidak, itu sudah berakhir.

Jika seseorang tidak mampu menggunakan kehendaknya untuk mengontrol egonya, maka levelnya masih berada di level binatang karena binatang tidak mempunyai suatu kehendak (iradat). Kalian telah dimuliakan dengan mempunyai kehendak. Oleh sebab itu, walaupun sekali, gunakan kehendak kalian untuk melawan ego kalian, dan kalian akan mampu mencapai pengendalian yang sempurna.



[Dikutip dari buku satu, Sufi Spiritual Practices for Polishing of the Heart oleh Mawlana Syekh Nazim]



Terakhir, insya-Allah Anda akan menemukan lebih banyak nasihat di bawah ini:



Saya ingat ketika saudara saya Syekh Adnan dan saya masih muda, Grandsyekh mengatakan kepada kami untuk melakukan wirid antara `Ashar dan Maghrib, Maghrib dan `Isya’ dan pagi hari sampai waktu isyraq, dari setengah jam atau satu jam sebelum Subuh sampai isyraq, dan beliau berkata, “lakukan pengasingan diri.” Beliau mengatakan kepada kami agar menutupi diri kami dengan kain seprai atau selimut. Ketika Anda menutupi diri Anda sendiri, Anda tahu bahwa Anda berada dalam batasan-batasan; ini adalah makam duniawi Anda. Anda tidak bisa keluar sebelum menyelesaikan wirid Anda. Kita menutupi diri seolah-olah mengasingkan diri, memutuskan diri kita dari kehidupan normal, di dalam kotak persegi itu. Anda tidak dapat bergerak ke kanan atau ke kiri ketika sedang melakukan wirid Anda. Jadi koneksi kepada Syekh Anda ketika Anda sedang melakukan wirid akan membawa Anda ke hadirat Nabi (s), dan dari hadirat Nabi (s), beliau membawanya ke Hadirat Allah (swt).

Anda duduk di dalam selimut. Jika panas, gunakan kain yang tipis, karena Setan mengatakan kepada Anda, “Kau kepanasan, lepaskan itu.” Di dalam setiap ibadah ia datang untuk mengatakan kepada Anda agar berhenti melakukannya.Saya biasa melakukannya dengan suara nyaring—Anda dapat melakukannya dengan suara nyaring (jahar) atau khafi, dalam hati, tetapi ketika Anda melakukannya dengan suara nyaring, Anda dapat menghentikan gosip yang masuk, karena Anda bermeditasi pada apa yang Anda baca.

Dengan menutupi diri Anda, seolah-olah Anda mengisolasi diri Anda sepenuhnya dari dunia luar. Anda merasakanya kenyamanan di sana, hari demi hari. Kunci itu adalah salah satu kunci yang kita perlukan di dalam perjalanan kita.

Syekh Muhammad Hisyam Kabbani

[dikutip dari Who Are the Guides, dan sebuah shuhbat tanggal 17 November, 2007 oleh Syekh Muhammad Hisyam Kabbani]



Staff

http://eshaykh.com/sufism/ego-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar